NAOMI 03

224 19 23
                                    

Apa kabar, guys?

Gimana hari Minggunya?

Semoga happy terus yaaa 🤍🤍

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

"Males bangeeet!" Celetuk Mikail kala melihat tumpukan buku dan kertas di meja belajar dan kasurnya.

"Hari kok cepet banget berlalunya? Perasaan baru kemarin first time jualan bakso di perumahan Naomi. Sekarang tiba-tiba besok udah lomba aja." Gerutu pemuda yang menggunakan piyama Spongebob tersebut.

Menarik napasnya sejenak kemudian mengembuskannya perlahan. Cowok tersebut lantas mulai mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di kasurnya lalu memindahkannya ke meja.

Setelah semua kertas berhasil di pindahkan, Mikail mulai merebahkan tubuhnya di kasurnya. "Pas kelas 12 baru kerepotan ikut lomba sana-sini." Cowok tersebut bergumam.

Sebenarnya, Mikail ini bukan tipe orang yang suka belajar dengan waktu yang lama. Ia juga sangat tidak menyukai matematika.

Namun, Mikail adalah siswa yang aktif di kelas. Pemuda itu tidak pernah telat kumpul tugas, jarang absen, sering bertanya, berani menjawab pertanyaan guru, bahkan lumayan pede untuk berbicara di depan teman kelasnya sehingga membuatnya mendapatkan peringkat pertama di kelas.

Nah, di sanalah awal mula ia dikenal oleh guru-guru, para guru sontak bersamaan meminta Mikail untuk ikut lomba ini itu. Sebagai siswa, tentunya sangat tidak enak jika menolak. Tapi ujung-ujungnya, Mikail juga yang stres.

Di tambah, beberapa bulan yang lalu Mikail berhasil mendapatkan juara pertama dalam perlombaan pidato bahasa Indonesia, juara ke tiga perlombaan dongeng bahasa daerah, juara satu lomba dongeng bahasa Inggris, dan juara dua pada lomba pidato bahasa Inggris. Sudah deh, guru-guru pun semakin percaya pada Mikail.

Mikail menghela napasnya mengingat itu semua. Sebenarnya, ikut lomba itu seru banget, tapi kalau menang. Kalau kalah? Ya sudah, kebanyakan orang akan kepikiran terus. Dan Mikail juga merasa sedikit tertekan dengan harapan orang-orang.

Lelah memikirkan perlombaan, Mikail mengambil Hpnya, membuka aplikasi chat. Tiba-tiba saja cowok tersebut senyum-senyum sendiri, "chat Naomi, deh." Gumamnya.

Sebelum mengirimkan pesan kepada Naomi, ia melirik dulu pada jam hpnya. Dirasa masih belum terlalu malam, dengan segera Mikail mengirimkan pesan untuk Naomi.

Pesan singkat berupa pertanyaan; 'Hai, lagi apa?' di kirim oleh Mikail.

Selang lima menit, pesan tersebut di balas oleh Naomi. 'Belajar, besok lomba.'

Mikail pun kembali membalas. 'Rajin banget.'

'Kan besok lomba.' balasan dari Naomi tersebut baru ada setelah sepuluh menit.

'Iya juga, ya. Lo enggak mumet gitu? Gue pusing banget, capek. Materinya banyak banget,' balas Mikail.

'Enggak,' balasan Naomi kali ini cukup cepat, hanya memakan waktu semenit dan itu membuat Mikail tersenyum lebar.

Kembali cowok tersebut membalas; 'Keren banget, gue udah mumet duluan baca materinya, enggak paham-paham.'

Namun detik berikutnya senyuman lebar Mikail langsung hilang saat melihat pesan tersebut hanya centang satu. Ia kembali memperhatikan jam, "pantes." Ujarnya.

Selama beberapa bulan menaruh hati pada Naomi, Mikail setidaknya mulai sedikit paham dengan Naomi.

Naomi ini tipe cewek yang paham agama tapi gaul. Batasan yang cewek tersebut sangat jelas. Salah satu yang di pahami oleh Mikail ialah; Naomi tidak akan membalas pesan dari laki-laki di atas jam delapan malam lewat tiga puluh menit.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang