NAOMI 37

35 6 0
                                    

Dobel up nih!🩷

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

Riri pulang ke rumahnya dengan perasaan bahagia setelah bertemu dengan sahabatnya.

"Sus, kita di taman dulu, enggak apa-apa, kan?" tanya gadis itu pada susternya.

Yang di tanya menganggukan kepalanya dan membuat Riri lantas duduk pada gazebo yang berada di halaman rumahnya.

Gadis dengan hijab pink tersebut lantas kembali membuka buku pembelajarannya. Mencoba memahami kembali materi yang di ajari oleh Naomi tadi.

Meskipun Riri bimbel, ia tetap senang belajar dengan Naomi. Gadis yang sangat di jaga ketat oleh kedua orang tuanya itu memang begitu suka dengan Naomi yang menyelamatkannya dari kegelapan akan perselingkuhan kekasihnya dulu.

"Ada Ishak, Non," satu Suster yang menjaga Riri.

Mendengar nama Ishak di sebut, tentu saja Riri langsung mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah pujaan hatinya.

"Kak Ishak!" panggilnya cukup nyaring yang membuat para pekerja yang berada di sana ikut menolehkan kepalanya pada Ishak.

Ishak tersenyum canggung dan berjalan menghampiri Riri. "Apa kabar, Ri? Lama enggak ketemu," ujar cowok itu, dengan posisi berdiri di samping susternya Riri.

"Baik, kok." Riri membalas dengan senyuman ramah.

"Lo rajin banget belajarnya, bentar lagi ujian, ya?" tanya Ishak membuat Riri menganggukkan kepalanya.

"Iya, kak. Tadi aja habis belajar juga bareng kak Naomi, walaupun gue bimbel, tetep suka belajar sama kak Naomi," balas Riri seraya memperlihatkan materi yang ia pelajari. "Duduk, kak," sambungnya mengajak Ishak ikut duduk di gazebo.

Untuk susternya, jangan di tanya, meskipun Riri meminta beliau duduk, perempuan tersebut masih selalu canggung untuk duduk. Apalagi, ia masih terbilang baru di sana, menggantikan suster sebelumnya yang sedang cuti.

"Oh, Lo dari rumah Naomi atau Naomi yang ke sini, Ri?" Ishak kembali bertanya setelah mengambil tempat yang agak berjauhan dari Riri. Ingat, kan? Ia termasuk cowok yang paham agama.

"Iya, kak," jawab Riri. "Pak Kautsar belum keluar sus?" Gadis itu kemudian bertanya pada susternya. Takut Ishak menunggu terlalu lama meskipun ia senang dengan hal itu.

"Oh, masih bentar lagi, kok, gue memang agak kecepatan datangnya. Tadi sekalian keluar rumah soalnya." Bukan suster yang menjawab, melainkan Ishak sendiri yang menjelaskan.

Riri menganggukkan kepalanya mengerti. Senang dengan jawaban Ishak. Dari jawaban itu, ia bisa mengumpulkan bahwasanya dirinya bisa sedikit memiliki waktu bersama Ishak.

"Oh iya, Ri, Naomi tinggal di jalan mana, ya? Gue udah lama kenalan sama dia, enggak tau alamatnya," ujar Ishak.

"Jalan apa, ya? Gue lupa nama jalannya, tapi ingat jalannya," terang gadis itu yang membuat Ishak menganggukkan kepalanya mengerti.

"Pak Kautsar tau juga, kok, Kak. Beliau pernah antar gue ke sana kalau enggak salah, iya, kan, sus?" Riri menoleh ke arah susternya.

"Eh? Saya kurang tau, Non, saya kan baru-baru ini sama Non Riri, biasanya cuma bantuin suster lain," jawab Suster tersebut yang membuat Riri menyengir lucu. Susternya kali ini jarak usianya tidak cukup jauh, membuat ia merasa seperti teman dengannya.

"Oh gitu, nanti yang Ayah gue kalau gitu," timpal Ishak.

"Kenapa memangnya, kak? Mau ke sana?" Riri bertanya sembari tertawa kecil. Melirik singkat ke arah Ishak. Tidak mau lama-lama, kalau kata Naomi, nanti zina!

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang