NAOMI 20

77 6 0
                                    

Assalamualaikum! Halo semuanya!

Apa kabar?


Btw, selamat menunaikan ibadah puasa teman-teman!🤍

Gimana puasa pertamanya, guys?

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

"Tumben Ishak chat gue?" gumamnya.

Karena lupa sekarang pukul berapa meskipun baru saja melihat jam, Naomi kembali melirik jamnya. Ternyata waktu untuk membalas pesan laki-laki yang ia tetapkan untuk dirinya sendiri belum masuk.

Akhirnya, Naomi pun membaca pesan yang dikirim oleh Ishak. Jika penting, ia akan menanggapi pesan tersebut. Namun, jika hanya sekedar basa-basi, ia akan mengabaikannya.

"Assalamualaikum. Naomi, Lo udah dikasih tugas ini belum?" Pesan tersebutlah yang Ishak kirimkan. Dibawahnya juga terlampir foto tugas yang dimaksud oleh Ishak.

Naomi mengunduhnya, kemudian memperhatikan tugas itu. Keningnya berkerut, merasa bahwa ia belum di berikan tugas itu.

"Belum, itu tugas apa memangnya?" Naomi akhirnya membalas pesan dari Ishak sebab merasa bahwa ini bukanlah sekadar basa-basi.

Apalagi, ia dan Ishak memang mengambil jurusan yang sama walaupun dengan kelas yang berbeda. Jadi, ia cukup penasaran juga dengan tugas yang Ishak tanyakan itu.

"Ini tugas kimia." Ishak memberikan balasan.

Kini, kerutan di kening Naomi berangsur hilang. "Oh, jadwal kimia di kelas gue masih besok. Jadi belum di kasih." Gadis itu kembali membalas.

"Oh gitu, ya? Oke deh." Balasan pesan Ishak kembali datang. Naomi hanya membaca pesan itu saja tanpa berniat membalasnya lagi. Takut memperpanjang percakapan via pesan itu yang seharusnya sudah selesai.

Namun kini Naomi kembali bingung setelah menyadari akan satu hal. "Bentar, Ishak baru kali ini ngechat gue tentang tugas. Kenapa, ya? Tumbenan banget!" monolog gadis itu yang masih merasa tumben dengan pesan Ishak barusan.

**

Istirahat kedua pada hari kedua bersekolah, Naomi gunakan untuk membaca buku di perpustakaan sekolahnya. Ia juga mengajak Riri ikut bersama.

Karena itulah, kini dua gadis tersebut sudah duduk di salah satu meja panjang tempat membaca setelah menemukan buku yang pas untuk dibaca.

"Tasbih lo cantik deh, kak!" Riri yang baru kali ini melihat Naomi memegang tasbih dan warnanya sangat indah tentu saja memberikan pujian.

Naomi tersenyum. "Iya, ini tasbih favorit gue, soalnya warna cantik. Biasanya gue pakai pas lagi guru menjelaskan, terus tadi lupa taruh kembali di tas. Jadi ke bawa ke sini deh," terang Naomi seraya menatap ke arah tasbihnya.

Riri merespon dengan tersenyum manis. Kedua gadis tersebut kemudian mulai fokus membaca novel yang mereka pilih.

"Gue izin duduk di sini, ya?" Suara tersebut membuat Naomi dan Riri sontak mengalihkan pandangannya dari buku.

Melihat Ishak sebagai pemilik suara yang tadi meminta izin, Riri menyenggol kaki Naomi pertanda ia kaget, senang, dan gugup.

"Eh iya, kak, boleh." Meskipun begitu, Riri yang dengan segera menguasai dirinya untuk menanggapi ucapan Ishak.

Ishak yang diberikan izin dengan segera mengambil tempat di hadapan dua gadis itu. "Kimia udah masuk di kelas Lo, Nao?" tanya Ishak pada Naomi.

Naomi menganggukkan kepalanya. "Iya," jawabnya.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang