NAOMI 15

64 6 0
                                    

Assalamualaikum!

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Tandai kalau ada yg typo, yaaww!

Happy Reading 🤍

Liburan akhir tahun akhirnya tiba. Hasil belajar pun sudah di terima. Di Minggu pertama liburan ini, Mikail menggunakannya untuk mengeksplor ide jualannya.

Setelah berdiskusi panjang bersama adiknya—Maira—akhirnya, mereka berdua sepakat untuk mengembangkan bisnis bakso gorengnya. Tentu, hal itu juga dengan restu orang tua.

Pagi hari, Mikail gunakan untuk membantu adik dan ibunya untuk membuat bakso goreng. Karena ini masih awal usaha, mereka belum memiliki karyawan sama sekali.

"Aku semalam habis nonton trik jualan biar lebih keren. Salah satunya merek yang menarik, sementara kita, merek aja belum punya." Papar Maira di tengah-tengah kegiatannya menggoreng bakso.

"Kita punya merek, kok, bakso pak Ahmad. Itu aja, dek." Mikail yang sibuk memotong bakso menimpali ucapan adiknya.

"Oke, cuma kita enggak punya logo juga, kan, kak? Nanti rencananya aku pengen kembangin ini usaha, pengen jualan online juga," balas Maira.

"Iya, nanti aku aja yang buat logonya," ungkap Mikail.

"Jangan yang alay, ya!" Tekan Maira pada kakaknya yang dibalas anggukan kepala oleh Mikail.

Sementara ibunya hanya tersenyum saja melihat interaksi sang putra-putri yang tengah berdiskusi memajukan usaha bakso mereka.

Setelah membantu membuat bakso goreng, Mikail kini bersiap-siap untuk berjualan bakso setelah menyelesaikan sholat Dzuhurnya.

Kali ini, Mikail berjualan di jalan Buaya, bukan di tempat tinggal Naomi lagi. Sebab, ia harus menjumpai pelanggan setianya di lokasi itu juga.

Setelah berjualan bakso keliling, selain mendapatkan uang, Mikail pun merasakan lelahnya mencari uang. Pemuda itu kini rebahan di kamarnya.

"Il, ayo ke masjid! Bentar lagi azan magrib!" Panggilan dari ayahnya membuat Mikail segera membuka mata sekuat tenaga.

Cowok yang sebentar lagi berusia 18 tahun itu, berusaha melawan bisikan-bisikan setan yang memintanya untuk menunda sholat dan tidak usah ke masjid.

Bukan tanpa sebab, Mikail justru sudah sering kali tergoda untuk tidak melakukan ibadah Sunnah seperti awal-awal hijrahnya dulu.

Kini ia mengerti dan setuju dengan postingan-postingan yang mengatakan bahwa Istiqomah itu sulit. Karena Mikail pun, sekarang sudah merasakan sulitnya Istiqomah.

*

Setelah dari masjid untuk sholat magrib dan melanjutkan sholat isya. Pula telah selesai makan bersama. Mikail kini melakukan aktivitas favoritnya; bermain ponsel sembari rebahan di kasur.

Selanjutnya, cowok tersebut mulai berselancar di media sosial dengan menscroll konten-konten yang fyp.

"Merindukan imanku di awal-awal hijrah."

Salah satu video yang fyp di Mikail membuatnya sangat setuju dengan postingan itu. Ia pun sama, merindukan dirinya, semangatnya ketika awal-awal dirinya hijrah.

"Dosa mereka berpacaran, dosa mereka bergibah, tapi dosamu adalah merasa lebih baik dari mereka."

Kutipan singkat itu membuat Mikail tersadar, ingatannya pun kini mulai berjalan pada kejadian-kejadian di mana dirinya kadang kali merasa lebih baik dari orang lain.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang