NAOMI 31

47 6 0
                                    

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

Di pertengahan semester 2 sebagai anak kelas 12 membuat Naomi benar-benar harus belajar lebih lagi demi menggapai universitas impiannya selama ini.

Doa dan usaha harus sejalan, setelahnya kita bisa bertawakal kepada Allah.

Biasanya, dalam sholat Dhuhanya, Naomi hanya meminta pengampunan dosa, keselamatan dunia akhirat dan semacamnya. Namun kini, Naomi juga menyelipkan nama universitas impiannya. Tak hanya pada sholat Dhuha saja sebenarnya, di sholat-sholat lain pun, Naomi menyelipkan.

Berhubung saat ini ia baru saja menyelesaikan sholat Dhuha bersama Riri di sekolah, maka dari itu, kali ini di doanya Naomi menyelipkan nama universitas impiannya.

"Kak Naomi bentar lagi tamat. Sedih," ujar Riri saat melihat Naomi menyelesaikan doanya.

Naomi tersenyum. "Doain gue bisa keterima di univ impian gue, ya!" balasnya.

"Aamiin. Nanti setelah kak Naomi lulus, gue tetep boleh main ke rumah kak Naomi, kan?" tanya Riri yang kini sudah selesai melipat mukenanya.

"Boleh, dong!" jawab Naomi seraya ikut berdiri setelah menyelesaikan juga melipat mukenanya.

"Kelas dua belas susah, ya, kak?" Riri kembali memberikan pertanyaan.

Naomi melirik sejenak ke arah Riri sembari menggunakan sepatunya. "Sama aja sebenarnya dengan kelas 11 dan 10, banyak tugasnya, ulangannya, kerja kelompoknya, bedanya ya cuma udah enggak begitu aktif organisasi aja," terang gadis berjilbab Pramuka tersebut.

"Lagi ngobrolin apa?"

"Astaghfirullah!" Sontak, Naomi dan Riri mengucapkan istighfar kala pertanyaan tersebut tiba-tiba terdengar disaat mereka lagi asyik-asyiknya berbincang.

Saat menoleh, terlihatlah Ishak yang tengah menyengir mendapati respon keterkejutan dari Naomi dan Riri.

"Salam dulu kek, kak!" papar Riri seraya mengusap dadanya efek keterkejutannya tadi.

"Maaf!" ujar Ishak lalu ikut duduk dengan jarak yang cukup jauh dari dua gadis itu.

"Kalian habis sholat Dhuha juga?" Pertanyaan dari Ishak membuat Naomi seketika merasa familiar dengan kalimat tanya itu.

Ah! Kayaknya pertanyaan dari kak Mikail deh, enggak sama sih, tapi agak mirip gitu kesannya. Apalagi dulu kita sering ketemu di musholla pas waktu-waktu Dhuha! Batin Naomi, kemudian mengedipkan matanya saat menyadari apa yang tengah ia pikirkan.

"Iya! Kak Ishak juga habis sholat Dhuha?" Riri menjawab pertanyaan dari Ishak. Sementara itu, Naomi sama sekali belum membuka suara sejak kedatangan Ishak.

Ishak tampak menganggukkan kepalanya. "Nao, Lo udah ada rencana mau di univ mana?" tanya cowok tersebut.

"Udah." Naomi akhirnya membuka suaranya.

Ishak kembali menganggukkan kepalanya.

"Eligible udah di umumkan, ya? Kak Naomi sama Kak Ishak masuk enggak?" Riri terdengar begitu antusias menanyakan hal tersebut.

"Alhamdulillah masuk, Lo masuk juga kan Nao?" Ishak melirik ke arah Naomi.

Naomi yang sedari tadi menjaga pandangannya hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu, gue sama Riri duluan, ya, Shak, assalamualaikum." Ia segera menggandakan tangan Riri untuk beranjak dari sana.

"Bener deh kayaknya tebakan gue waktu itu, kak! Kak Ishak suka sama Lo!" bisik Riri di tengah-tengah perjalanan mereka.

"Kelihatan banget, tadi natap ke arah kak Naomi terus!" ujar Riri dengan nada sendu, cemburu karena sang pujaan hati justru menyukai sahabatnya.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang