୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧
Happy Reading 🤍
"Ayo sholat! Udah azan!" ajak Mikail pada teman-temannya di tengah-tengah kegiatan mereka bermain ponsel. Kebetulan, mereka jam kosong satu mapel sebelum ISOMA.
Ajakan Mikail Alhamdulillah disambut dengan baik oleh teman-temannya, para cowok-cowok kelas 12 tersebut lantas berjalan bersamaan keluar kelas menuju musholla.
"Sholat guys!" Salah satu teman Mikail berteriak sebelum keluar kelas pada teman kelasnya selanjutnya ia berlari mengerjakan temannya yang lain.
Sesampainya di musholla, para pemuda tersebut mulai membuka sepatu dan kaos kakinya dan mengambil air wudhu. Selanjutnya, mereka lantas masuk ke musholla dan menunggu sholat Dzuhur jama'ah.
"Kantin enggak, sih?!" Salah satu teman Mikail menyahut yang tentunya disetujui oleh yang lain. Mereka semua baru saja selesai menunaikan ibadah sholat Dzuhurnya.
Keempat pemuda itu lantas berjalan menuju kantin bersamaan. Karena mereka memang bukan orang-orang yang terkenal dengan ketampanan hakiki, tatapan kagum berlebihan pun tidak mereka dapatkan.
Mungkin hanya ada satu dua adik kelas yang melirik. Hanya melirik, sebab tidak kenal dengan mereka. Wajar saja, diantara mereka tidak ada yang pernah menjabat sebagai ketua organisasi manapun sehingga tidak begitu terkenal.
Mikail saja yang lumayan sering ikut lomba tidak begitu terkenal. Karena yang terkenal biasanya adalah ketua-ketua organisasi yang memiliki karisma tersendiri.
"Ibu, mi cup pedes empat, ya, Bu!" Teman Mikail mewakili temannya untuk memesan mi cup di salah satu kantin.
"Buset! Liat, deh, mantan ketua OSIS angkatan kita banyak banget yang paparazin!" Monday—teman Mikail—memulai percakapan saat mereka menunggu mi cupnya jadi.
"Ya kan memang gitu? Di menfess aja yang confess banyakan buat dia!" sahut teman Mikail yang lainnya.
Mata Mikail dan teman-temannya lantas tertuju pada sang mantan ketua OSIS angkatan mereka, lalu melirik tipis pada adik kelas maupun seangkatan yang beberapa diantaranya tampak terang-terangan menjepret gambar tanpa izin.
Ditengah-tengah acara lirikan itu, Mikail justru salah fokus dengan Naomi yang tampak makan mi cup juga bersama Riri.
Naomi! batin Mikail tersenyum senang melihat sang pujaan hati.
Bukannya apa, Naomi ini sangat jarang terlihat berada di kantin. Mentok-mentok, ia bertemu dengan gadis itu di musholla, kelasnya, koridor sekolah, perpustakaan, dan taman. Jadi, Mikail seneng aja gitu ketemu Naomi di kantin, serasa makan bareng meskipun tidak satu meja.
Tidak lama setelahnya, mi cup pesanan para pemuda itu sampai, mereka akhirnya menikmati makanan tersebut sebelum jam istirahat kedua selesai. Mikail sendiri, tentunya sesekali melirik ke arah sang pujaan hati yang tengah makan mi juga.
**
Sementara itu, Naomi yang saat ini tengah makan mi bersama Riri tengah mendengarkan curahan hati temannya itu yang sedang jatuh hati.
"Selama kenal sama kak Ishak, menurut kak Naomi, dia gimana orangnya?" tanya Riri pada Naomi.
Naomi tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Sepengetahuan gue, Ishak ini cukup rajin ibadah, ramah, pintar terus baik. Gue enggak terlalu akrab juga sih," jawabnya.
Riri menganggukkan kepalanya. "Menurut kak Naomi, oke enggak kalau gue ngecrushin dia?" tanya gadis itu lagi.
"Oke-oke aja, selama masih batas wajar. Gue cuma titip pesan aja, semoga Lo enggak terjerumus lagi buat pacaran," terang Naomi yang membuat Riri tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naomi (END)
Teen Fiction"Lama-lama gue lamar juga dia!" ucap Mikail gemas, usai bertemu dengan Naomi. *** Teen fiction-romantis-spiritual-religi Menceritakan kisah cinta ringan dari dua tokoh; Mikail dan Naomi. Dengan kepribadian mereka yang masih sama-sama labil. Mulai da...