NAOMI 24

61 5 0
                                    

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

ASSALAMUALAIKUM! HAI SEMUANYA!!!👋🏻👋🏻

APAA KABAR TEMEN-TEMEN? (◕દ◕)

GUYS! MINTA TOLONG KALAAU ADA YANG TYPO, DI TANDAIN YAAAWW!!💗🎀

DAN, TOLONG SERING-SERING KOMEN DONGSSS, BIAR AKUWW SEMANGAATT GITUWWW ♡(> ਊ <)♡ (づ ̄ ³ ̄)づ

Happy Reading 🤍

"Terima kasih atas sumbangannya teman-teman," ungkap salah satu perwakilan OSIS yang baru saja meminta sumbangan untuk Palestina di kelas Mikail.

Mikail dan para teman-temannya mengucap kata sama-sama lalu setelahnya berseru senang karena mengetahui bahwa saat ini mereka jam kosong sebab guru yang mengadakan rapat.

"Sholat Dhuha dulu enggak sih baru ke perpus?" ucap Mikail mengajak teman-temannya.

"Enggak dulu, deh, Il, duluan aja, kita tunggu di perpustakaan aja!" kata teman-teman Mikail kemudian berjalan menuju perpustakaan.

Mikail menghela nafasnya, kemudian cowok tersebut berjalan menuju musholla untuk menunaikan sholat Dhuha.

Usai melakukan sholat Dhuha, pemuda tersebut lantas berjalan menuju perpustakaan menghampiri teman-temannya.

Maklum, sebagai anak kelas 12 semester akhir, mereka tentunya tengah mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi.

Naomi! Batin Mikail saat ia dan Naomi berpapasan di koridor sekolah, dapat ia lihat, Naomi bersama salah satu temannya sedang membawa buku.

Mikail melempar senyuman pada Naomi yang dibalas senyuman canggung oleh gadis pujaan hatinya. Meski selanjutnya Naomi bergegas pergi dengan menundukkan pandangannya, Mikail tetap senang mengingat Naomi membalas senyumannya.

Menempuh jarak yang cukup dekat, Mikail akhirnya tiba di perpustakaan. Ia lantas bergabung bersama teman-temannya yang sibuk membaca buku.

Sekiranya, mungkin karena jam kosong, perpustakaan cukup ramai. Dari warna id card yang tergantung di leher, Mikail dengan mudah menebak bahwa hampir semua yang berada di perpustakaan ini adalah kelas 12.

"Gue ketar-ketir banget, nih, takut enggak bisa masuk kedokteran jalur undangan!" papar salah satu teman Mikail.

"Mandiri aja, banyak duit, kan, Lo?" balas temannya yang lain.

"Iya juga, ya? Kenapa gue pusing?" Temannya Mikail tadi tersadar yang membuat mereka tertawa.

"Mikail Lo gimana? Mau ambil kedokteran atau apa? Tapi gue lihat-lihat Lo kayaknya enggak ada niatan ambil kedokteran, deh!" tanya teman Mikail.

"Memang enggak ada, rencana mau ambil jurusan manajemen bisnis atau kewirausahaan," jawab Mikail.

"Mau lanjutin bisnis bokap ya, Lo?" tanya teman Mikail yang lainnya.

Mikail menganggukkan kepalanya. "Yoi," timpalnya.

Selanjutnya mereka semua kembali fokus pada bacaannya masing-masing. Mikail sendiri mengambil buku yang berkaitan dengan jurusan yang rencananya akan ia ambil.

Sesekali mereka dapat mendengar keresahan dari kelas lain yang seangkatan dengan mereka terkait pengumuman eligible besok.

Tidak bohong, bahwa Mikail sendiri pun juga sedikit resah menunggu pengumuman itu.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang