NAOMI 13

64 6 0
                                    

Assalamualaikum!

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

"

Menurutku, yang berat itu bukan rindu, tapi move on."

Mikail memposting kalimat tersebut di sosial medianya. Biasa, cowok tersebut masih saja galau, setelah tiga hari ini ia benar-benar terus saja gagal move on dari Naomi.

"Nak, ayo udah Magrib!" Mikail menoleh dan melihat Ayahnya sudah rapi dengan baju Koko, sarung dan pecinya.

"Iya, Yah." Mikail yang memang sudah bersiap-siap tadi, segera menghampiri Ayahnya dan Malik. Tiga pria tersebut segera pergi ke masjid.

Sholat Magrib dan Isya Mikail laksanakan dengan khusyuk. Cowok tersebut menghampiri Ustadz Yusuf seorang diri, kebetulan ayahnya dan sang adik sudah pulang.

"Taz, hukumnya jatuh cinta gimana, ya?" Tanya Mikail.

"Ya, halal dong. Masa haram?" Ustadz Yusuf menjawab.

"Serius?" Tanya Mikail tidak percaya.

"Serius, Il. Kalau haram nih, berarti saya dosa besar udah cinta sama keluarga saya, terutama istri saya." Balasnya.

"Tapi saya jatuh cintanya sama adek kelas saya, Taz." Timpal Mikail.

Ustaz Yusuf diam, kemudian menjawab. "Gini lho Il, jatuh cinta sebelum nikah itu kemungkinan ujian dari Allah untuk umatnya. Allah menguji seorang yang belum menikah dengan mendatangkan cinta di hatinya agar Allah bisa melihat bagaimana umatnya ketika diberikan ujian seperti ini." Papar pak ustadz.

"Dan banyak banget yang nggak berhasil melewati ujian ini, mereka akhirnya terjerumus pada dosa zina. Buktinya, sekarang banyak tuh orang-orang pacaran sebelum menikah, padahal mereka dikasih rasa cinta untuk diuji, dan, ya, mereka gagal, mereka memilih menuruti nafsu untuk berpacaran." Tambah ustadz Yusuf.

"Berarti saya harus lupain dia dong, Taz? Tapi gimana nih, Taz, saya susah banget buat move on. Beberapa hari ini, saya sudah coba, tapi nggak berhasil. Gagal mulu, gagal mulu." Ujar Mikail.

"Ya sebenernya gini, kalau memang kamu merasa mampu untuk tidak terjerumus ke dalam zina, alias kamu dapat mengatasi rasa cinta kamu dengan baik, karena kan kamu masih kecil nih, saya belum bisa menyarankan kamu untuk menikah, karena kamu belum siap kan?" Terang Ustadz Yusuf yang di simak seksama oleh Mikail.

"Nah, saran saya, kalau memang benar-benar sulit dilupain, jangan dipaksa. Kalau memang dia bukan jodoh kamu, pasti Allah akan menghapus rasa cinta kamu, kok. Minta sama Allah, kalau dia bukan jodoh kamu, tolong dihapuskan perasaannya. Pelan-pelan aja. Tapi, kalau kamu yakin dan pengen berjodoh sama dia, tikung di sepertiga malam, bujuk Allah supaya kalian berjodoh." Lanjut pak ustadz yang membuat Mikail mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oke, Taz. Terima kasih atas sarannya." Timpal Mikail.

"Iya, sama-sama."

Akhirnya setelah berbincang-bincang alias sesi curhatnya dengan ustadz Yusuf, Mikail pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki.

Setelah mengucapkan salam, laki-laki tersebut menuju meja makan dan makan malam dengan diam. Wajar, dia telat pulang jadi makan sendirian deh.

Sesudah makan, Mikail menunju kamarnya, ia merebahkan tubuhnya ke kasur. Bodo amatan perkara; ia yang baru saja sudah makan, ia tetap ingin rebahan.

Cowok tersebut melamun, memikirkan ucapan ustadz Yusuf barusan. "Berarti selama ini sia-sia dong usaha gue buat move on?" Mikail bertanya pada dirinya sendiri.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang