NAOMI 19

64 7 0
                                    

Hai, assalamualaikum semuanyaa!!

Apa kabar nih?

Semoga sehat selalu🎀🤍

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

Sepulangnya Naomi berbelanja untuk menemani Riri yang akhirnya ia pun ikut di traktir, kini gadis tersebut tengah berada di ruangan favoritnya, kamar.

Di depan cermin, Naomi yang baru saja selesai mandi menyisir rambut gelombang miliknya. Sesekali gadis tersebut meringis sakit, sebab sisir yang menyangkut di rambutnya. Hal yang membuat Naomi terkadang malas untuk menyisir rambutnya jika dalam keadaan kering.

"Ih, kayak singa!" gumam Naomi melihat rambutnya yang sedikit mengembang sehabis di sisir. "Rawr!" Kemudian gadis itu memperagakan seolah ingin mencakar.

Selanjutnya ia tertawa sendiri kala merasa dirinya kembali alay. Merasa puas setelah menyisir rambutnya-yang ujung-ujungnya Naomi ikat juga sebab tidak betah. Gadis itu akhirnya menuju meja belajarnya.

Naomi menatap ke arah buku sekolahnya. Mau belajar, tapi malas. Alhasil, Naomi bengong mengumpulkan niat untuk belajar.

"Eh, tadi kak Mikail agak keren, ya kalau pakai style kayak gitu," monolog gadis itu.

Pikirannya berkelana ke kejadian barusan di mana ia bertemu Mikail saat berbelanja, dan mendapati cowok itu mencuri pandang terhadapnya.

Tanpa bisa di cegah, lengkungan indah nan tipis terbit di wajah Naomi, gadis tersebut tersenyum mengingat kejadian tadi.

Detik selanjutnya, Naomi tersadar atas apa yang ia lakukan, ia mengedipkan matanya, lalu memejamkan sejenak sembari mengambil nafas dalam. "Astaghfirullah," gumamnya.

"Jangan sampai zina hati, Naomi. Lo udah janji untuk enggak jatuh cinta sebelum menikah!" Naomi memperingati dirinya sendiri. Gadis dengan piyama bunga-bunga tersebut menggelengkan kepalanya. Berharap dengan hal itu, ia bisa melupakan kejadian tadi.

"Ya Allah, jangan biarkan hamba jatuh cinta selain kepada lelaki yang memang Engkau takdir kan untukku." Kedua tangan Naomi terangkat dan mengucapkan sebuah doa.

"Hamba tidak ingin punya crush dulu ya Allah, hamba takut zina hati." Naomi melanjutkan doanya, saking takutnya ia jatuh cinta yang berujung zina hati bahkan patah hati, gadis itu sampai menitihkan air mata.

Ditengah-tengah kekhusyuannya berdoa, terdengar suara Azan magrib. Naomi terdiam dan menjawab suara azan tersebut. Setelah azan selesai, Naomi kembali melantunkan doa yang memang rutin ia langitkan.

Usai berdoa, Naomi bergegas untuk menunaikan sholat Maghrib tiga rakaat dengan khusyuk. Setelahnya, gadis tersebut kembali melangitkan doa agar Allah menjaga dan melindungi hatinya.

**

Sementara itu, Mikail, Ayahnya, serta Adik bungsunya yang baru saja pulang dari masjid langsung di sambut oleh sang keluarga untuk makan malam.

Perbincangan hangat nan menenangkan terjadi di meja makan. Sesekali mereka tertawa dengan celotehan dari si bungsu.

Selepas makan, keluarga tersebut kembali ke aktivitas rutinnya; menyiapkan bakso untuk dijual besok.

Mikail, Maira, dan Malik selaku tiga bersaudara ini tengah berada di ruang keluarga seraya membungkus bakso goreng mereka yang laku.

"Aku seneng deh, ide aku buat goreng bakso terus di jual sekarang udah jadi menu tetap. Dapat banyak uang lagi!" Maira berucap ditengah-tengah mereka membungkus bakso goreng.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang