Assalamualaikum!
Halo semuanya!!
Apa kabar?
Kalian suka warna apa guys?
୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧
Happy Reading 🤍
"Tumben Lo enggak sholat Dhuha, Il?" tanya salah satu teman Mikail pada cowok tersebut.
Mikail yang semula fokus bermain ponsel kini menatap ke arah temannya yang tadi berucap seperti itu.
"Ah iya!" Ujar Mikail kala baru menyadari bahwa ia belum melaksanakan sholat Dhuha.
Karena itu, pemuda tersebut lantas berjalan menuju musholla sembari merefleksi diri.
Akhir-akhir ini, memang dirinya kerap kali meninggalkan Sunnah yang dulunya sering ia kerjakan. Entah karena alasan sibuk berjualan, sibuk belajar, dan lain sebagainya.
Setibanya di musholla, Mikail bergegas menuju tempat wudhu. Setelahnya, ia melangkah masuk untuk menunaikan sholat Dhuha.
"Ada suara ngaji." Monolog Mikail yang sayup-sayup mendengar suara orang yang tengah mengaji dari arah bilik perempuan.
Karena kepo, Mikail akhirnya melirik ke sana. "Naomi?!" Gumamnya tertahan saat mendapati kebenaran bahwa lantunan ayat suci Al-Quran yang merdu tersebut ternyata milik Naomi.
"Masya Allah." Mikail memuji. Ia semakin kagum dengan sang pujaan hati. Niatnya ingin move on pun sudah pupus, justru kini malah dirinya semakin dibuat jatuh hati dengan Naomi.
Cukup lama Mikail terdiam, mendengarkan dengan khusyuk suara tersebut. "Astaghfirullah! Sholat Dhuha!" Cowok tersebut menyentak pelan dirinya sendiri.
Dengan segera, Mikail melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat. Setelah salam, cowok tersebut kembali berniat untuk mendengarkan Naomi yang sedang mengaji.
Baru saja ia hendak memperbaiki posisi duduknya agar nyaman mendengarkan, Naomi sudah selesai dengan kegiatan mengajinya.
Karena hal itu, Mikail bergegas menghampiri sang pujaan hati yang kini tengah berada di teras musholla mengenakan sepatunya.
"Assalamualaikum," sapa Mikail sembari ikut duduk di samping Naomi dengan jarak yang cukup jauh.
Naomi tampak menoleh ke arah Mikail kemudian menjawab salam tersebut. "Waalaikumsalam," jawabnya.
"Suara ngaji Lo bagus banget, belajar di mana kalau boleh tau?" tanya Mikail seraya sengaja memperlambat proses mengikat tali sepatunya.
"Belajar sama orang tua," papar Naomi yang sudah hampir selesai dengan kegiatan mengikat tali sepatunya.
"Gue duluan, kak, kita cuma berdua di sini, kita bukan mahrom. Assalamualaikum," Naomi tampak berlari kecil meninggalkan Mikail yang tengah menjawab salamnya dengan tatapan mata tertuju padanya.
Cowok tersebut kembali lagi di buat kagum oleh Naomi. "Ya Allah," gumam Mikail menahan senyum seraya menggelengkan kepalanya.
Mikail benar-benar merasakan jatuh cinta pada sifat dan sikap Naomi. Bukan hanya karena wajah cantik seperti yang di asumsikan oleh Naomi.
**
"Kak Naomi!" Naomi yang tengah berjalan lantas menghentikan langkahnya saat mendengar panggilan dari suara yang ia kenali.
"Ada apa, Ri?" tanya Naomi saat Riri sudah berada di depannya.
Adik kelas Naomi tersebut tampak mengatur nafasnya kemudian tersenyum lebar. "Nanti pulang sekolah, kita belanja, yuk! Hari ini jadwalnya gue jajan bebas." Riri berucap antusias mengajak Naomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naomi (END)
Teen Fiction"Lama-lama gue lamar juga dia!" ucap Mikail gemas, usai bertemu dengan Naomi. *** Teen fiction-romantis-spiritual-religi Menceritakan kisah cinta ringan dari dua tokoh; Mikail dan Naomi. Dengan kepribadian mereka yang masih sama-sama labil. Mulai da...