NAOMI 44

56 6 5
                                    

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

Pemuda dengan balutan jas yang membungkus tubuh kekarnya itu tengah bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

Ishak lelaki berusia 25 tahun tersebut kini bekerja pada salah satu perusahaan sebagai bagian dari staff keuangan.

Lelaki tersebut melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangannya. "Alhamdulillah, akhirnya selesai juga!" gumam Ishak seraya menatap ponselnya sambil berjalan.

"Aw!" Suara meringis tersebut lantas mengalihkan pandangan Ishak. Didapatinya seorang gadis dengan hijab pashmina berwarna pink soft tengah memegang kening.

Ishak menghampiri, berniat membantu gadis itu. "Anda tidak apa-apa?" tanya laki-laki tersebut.

Gadis tadi mendongakkan kepalanya, membuat pandangan mereka bertemu, hanya sejenak, sebab keduanya langsung mengalihkan pandangannya masing-masing.

"Ternyata Lo, Ri, gue kirain siapa," ujar Ishak pada Riri selaku gadis yang meringis tadi.

"Ah iya, Kak, tadi gue habis ke ruangan Papa gue, pas jalan pulang memang sambil main hp, makanya ke getok di sini," terang Riri seraya menyengir kuda. Gadis tersebut juga mencuri-curi pandang pada pria yang di kaguminya itu. Selalu tampan seperti biasanya.

"Sakit?" Ishak bertanya, sembari melirik ke arah kening gadis itu.

"Sedikit," jawab Riri, berusaha mengontrol degup jantung yang baper karena pertanyaan dari Ishak.

"Kak Ishak udah mau pulang, kah?" Kali ini, gantian Riri yang memberikan pertanyaan.

Ishak mengangguk singkat. "Iya, Lo sendiri?"

"Iya, mau pulang juga," balas Riri.

Lagi, Ishak menganggukkan kepalanya. "Oh iya, Lo udah selesai kuliah, ya? Gue udah jarang banget ke rumah Lo soalnya, jarang berkabar juga, kan?" Ishak memperpanjang percakapan mereka.

Untungnya, jalanan di sekitaran mereka tidak ramai, sehingga membuat mereka leluasa untuk bercakap.

"Udah, kok, Alhamdulillah bisa selesain magister tepat waktu," terang Riri.

"Oh gitu. Oh iya, Lo sama Naomi masih sering berkabar?" Pertanyaan Ishak kali ini tentu saja membuat Riri menahan diri untuk tidak cemberut. Lagi dan lagi, pria di hadapannya ini membuat dirinya dilanda cemburu.

"Masih, kak Naomi kabarnya baik, kok," ungkap Riri yang membuat Ishak menyengir.

"Kak, gue duluan ya, enggak enak kita berduaan aja di sini, takut dosa. Assalamualaikum!" Riri memilih untuk pergi daripada mendengarkan Ishak bertanya banyak tentang Naomi yang membuatnya cemburu buta. Meskipun ia menyukai bertemu dengan Ishak, tetapi jika harus membahas Naomi, Riri tidak dulu!

"Eh? Waalaikumsalam!" Ishak buru-buru menjawab Riri dan menatap bingung pada gadis yang berstatus sebagai anak bossnya itu.

Detik berikutnya ia tersadar saat melihat sekitar yang lumayan sepi. "Riri benar, kok, enggak seharusnya gue sama dia berduaan di sini tadi. Malu Lo, Shak! Di tegur sama cewek!" gerutu Ishak sembari melanjutkan perjalanan menuju parkirannya yang sempat tertunda tadi.

**

Ishak sampai di rumah dan langsung menunaikan ibadah sholat Maghrib. Tadi, ia sempat terjebak macet dan posisinya jauh dari masjid, sehingga ia mau tidak mau terpaksa menunda sholat Maghrib dan melaksanakannya di rumah.

Karena memang waktu yang mepet, tidak lama setelah Ishak menyelesaikan sholat Maghribnya, azan Isya terdengar yang membuat Ishak lantas menyelesaikan ibadah sholat wajibnya untuk hari ini.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang