NAOMI 43

135 9 7
                                    

୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧

Happy Reading 🤍

Setibanya Naomi dan keluarga beserta Riri di rumah. Naomi sontak mengajak Riri segera ke kamarnya untuk ia tenangkan. Sebagai sahabat yang baik, tentunya ia akan melakukan hal itu.

Untungnya, acara syukuran wisuda Naomi baru akan di lakukan esok hari, jadi tidak terlalu sibuk untuk hari ini.

"Kak Naomi," panggil Riri dengan bibir bawahnya yang telah melengkung ke bawah.

Melihat itu, Naomi tiba-tiba saja mendengus kesal. "Riri, jangan alay!" ujarnya.

"Aish, Lo mah, kak!" gerutu Riri. "Ini tuh gue lagi cemburu, ya, sama Lo! Bisa-bisanya kak Ishak kelihatan banget suka sama Lo! Ish!" lanjutnya mengomel.

Naomi tertawa. "Riri, dengerin gue baik-baik sekali lagi." Riri lantas mengalihkan fokusnya pada Naomi.

"Kalau Ishak jodoh Lo, bakal tetep jadi jodoh Lo, mau sesuka apapun Ishak sama gue. Begitupun sebaliknya, mau sesuka apapun Ishak sama Lo, kalau dia bukan jodoh Lo, ya, enggak bakalan kalian bersatu," terangnya.

Mata Riri berkaca-kaca. "Tapi serius, deh, kak, hati mungil gue tadi tuh sakit banget pas lihat Kak Ishak ngasih Lo cokelat," balas gadis itu, nadanya terdengar sekali tengah bersedih hati.

"Ya, kan, Lo suka sama dia, makanya cemburu. Udah, jangan sedih, gue doain yang terbaik buat Lo sama Ishak, kok," ucap Naomi.

Riri tampak menarik nafasnya sejenak. "Tapi kalau misalnya, nih, kak, Ishak tiba-tiba nembak Lo, Lo bakal gimana?" tanya Riri begitu penasaran dengan jawaban Naomi.

Naomi menghela nafasnya. "Bakal gue tolak, orang pacaran dosa," jawab gadis itu tanpa ragu.

"Iya juga, ya?" ujar Riri, merasa bodoh dengan pertanyaannya. "Kalau di lamar gimana, kak?" Gadis itu kembali bertanya.

Kali ini Naomi terdiam sejenak. "Insya Allah gue bakalan tolak, Ri. Selain gue memang enggak pernah naruh hati sama Ishak, gue juga dalam posisi tau, kalau Lo suka sama dia," jelas Naomi.

Akhirnya, Riri tersenyum bahagia mendengar jawaban dari Naomi. "Makasih banyak, loh, kak!" terang Riri dengan antusias, nadanya seratus persen berubah dari sebelumnya yang dimana terdengar suram.

Naomi tertawa. "Sama-sama! Udah ah, cemburunya!" ucapnya yang membuat Riri menyengir.

"Kalau gitu, gue mau hapus make up dulu," ungkap Naomi seraya berjalan menuju meja skincarenya.

"Cantik loh make upnya, kak. Make up di mana?" tanya Riri yang langsung di jawab oleh Naomi. "Lo tenang aja, kak, gue bakalan nontonin Lo hapus make up sambil makan coklat dari jam Ishak!" ujar gadis itu yang membuat Naomi tertawa.

**

Semua berjalan cukup cepat. Jika diibaratkan, kelulusan Naomi sekarang mungkin sudah hampir enam semester berlalu. Alias, sudah hampir tiga tahun.

Kini, gadis dengan outfit serba hitamnya tersebut tengah berada di salah satu toko buku.

Setelah kejadian saat itu, saat di mana ia mulai merasakan benih-benih cinta tumbuh pada Mikail usai kejadian waktu itu, untungnya Naomi tidak memiliki trauma pada toko buku.

Gadis yang sedang menggunakan Tote bag putih tersebut berjalan guna mencari buku untuk mengajar nanti. Ya, Alhamdulillah, setelah kelulusannya sebagai sarjana pendidikan Agama Islam, Naomi mendapatkan pekerjaan sebagai guru di salah satu sekolah Islam swasta.

"Beli novel juga enggak, ya?" gumam gadis yang berusia hampir 25 tahun tersebut seraya melirik ke arah rak khusus novel. Setelah mendapatkan buku yang di carinya tadi, ia memang sedikit tertarik dengan rak novel di sana.

Naomi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang