୨୧ Jangan lupa sholat ୨୧
Happy Reading 🤍
Seorang gadis berjilbab putih tengah duduk di perpustakaan bersama Riri. Kebetulan saat ini sedang jam kosong. Seluruh guru melakukan rapat.
"Kak, gue udah lama mau nanya ini tau!" Riri tiba-tiba saja membuka percakapan.
"Tanya apa?" Naomi bertanya balik.
"Tapi sebelumnya gue minta maaf kalau pertanyaannya agak-agak gimana gitu buat kak Naomi," timpal Riri.
Kening gadis yang kini sudah kelas 12 itu, berkerut. "Memangnya mau tanya apa?" ujarnya.
"Eum, kak Naomi memangnya enggak punya temen dekat sekelas ya? Atau minimal seangkatan kakak, deh?" tanya Riri.
"Soalnya semenjak kita kenalan waktu itu, gue belum pernah liat Lo main sama temen-temen lo deh, kak!" lanjut gadis tersebut.
Naomi tersenyum. "Memang enggak punya," balasnya dengan nada santai.
"Serius?!" Riri kembali bertanya.
"Dua rius malah!" timpal Naomi.
Masih dengan keterkejutannya, Riri menatap Naomi. "Kita sama ternyata, enggak punya temen sekelas yang akrab banget alias sahabat gitu. Temenannya justru sama kakak kelas kayak Lo, kak!" Selanjutnya, mereka berdua tertawa.
"Kalau boleh tau, kenapa Lo enggak akrab sama temen-temen lo kak?" Riri bertanya lagi.
Sudahlah, kegiatan mereka di perpus bukan lagi untuk membaca buku, melainkan untuk bercerita dengan nada pelan.
"Enggak tau juga sih, dari awal sekolah mereka langsung buat grup tanpa gue. Mungkin karena mereka mikir gue enggak suka gosip, kali? Ya, sebelas dua belas lah sama temen SMP." Naomi menjelaskan.
"Ututu, kesiannya!" Riri memberikan godaan yang kembali membuat mereka tertawa, tentunya dengan tidak terbahak-bahak.
"Eh btw, kak Naomi tau kak Mikail lanjut di univ mana enggak?" Pertanyaan dari Riri lantas menghentikan tawa Naomi.
Naomi terdiam sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya.
"Gue penasaran tau! Nanti tanya deh kalau jadwal gue makan bakso," ungkap Riri yang dibalas senyuman oleh Naomi.
"Kak Naomi mau gue kasih tau univnya enggak? Siapa tau kak Naomi juga penasaran!" goda Riri.
"Siapa yang penasaran? Enggak ada tuh!" kilah Naomi.
Riri tertawa mendengar jawaban Naomi. "Gengsian!" ledeknya.
"Memang enggak penasaran Riri!" papar Naomi dengan wajah cemberut. "Kamu kali tuh, yang penasaran sama nomor hp Ishak!" Gadis itu balas menggoda Riri.
"Udah dapet, wle!" ungkap Riri seraya menjulurkan lidahnya.
Naomi berdecak sebal karena itu.
**
Seorang mahasiswa jurusan kewirausahaan kini tengah duduk di salah satu kantin bersama dua orang temannya.
"Gue lagi nyari karyawan buat bantu-bantu nih, penjualan gue makin meningkat, apalagi dari segi packing gue kekurangan banget! Lo pada ada teman enggak yang lagi nyari kerjaan?" Mikail yang kini berstatus sebagai mahasiswa bertanya pada dua orang temannya.
"Gue mau lah, Il! Boleh nyesuain jam kuliah enggak?" Umar—salah satu teman Mikail bertanya.
"Boleh-boleh aja, tapi memang mau Lo kerjaan gini?" tanya Mikail balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naomi (END)
Teen Fiction"Lama-lama gue lamar juga dia!" ucap Mikail gemas, usai bertemu dengan Naomi. *** Teen fiction-romantis-spiritual-religi Menceritakan kisah cinta ringan dari dua tokoh; Mikail dan Naomi. Dengan kepribadian mereka yang masih sama-sama labil. Mulai da...