Chapter 1: Deal

3.2K 326 21
                                    

Tidur terlelap Irene terganggu saat pintu utama rumahnya terbuka dengan kasar. Irene baru sadar kalau ia tertidur di ruang tamu setelah menghabiskan waktunya untuk belajar. Lehernya kini terasa sakit karena kepalanya ia tidurkan di atas meja. Awal bulan maret ini Irene baru saja menginjak kelas tiga, dia sudah seharusnya mendapatkan nilai bagus untuk masuk keperguruan tinggi. Bahkan sampai tertidur dalam sesi belajarnya.

Gadis itu perlahan mengerjapkan matanya beberapa kali dan menemukan ayahnya sedang berdiri tidak jauh dari pintu masuk.

"Appa sudah pulang?" suara Irene terdengar parau lalu ia menguap.

Jungnam mendekat dan membawa aroma alkohol yang menyeruak di hidung Irene.

"Ck, Appa sangat bau, jangan mendekat." Irene bahkan menutup hidungnya.

Jungnam berjongkok dan melihat salah satu nilai harian putrinya yang jauh di bawah rata-rata. Sebenarnya itu buku irene saat ia masih kelas dua, namun karena pengaruh alkohol, Jungnam hanya fokus pada nilainya saja. Buku itu ia gulung kemudian memukulkannya pada kepala Irene.

"Apa kau tidak pernah belajar huh?! Anak seorang Bae Jungnam tidak boleh bodoh apa lagi mendapat nilai jelek seperti ini!" marah Jungnam tanpa menghentikan pukulannya.

Gulungan buku itu tidak sakit bagi Irene, tapi ia risih karena rambut panjangnya jadi kusut.
"Appa tidak melihat aku sedang belajar?!" kesal Irene membuat ayahnya itu mengentikan pukulannya.

"Belajar? Kau menidurkan kepalamu di atas buku kau bilang belajar?! Dasar anak nakal! Tidak pernah berubah!"

Jungnam mendorong tubuh mungil anaknya sampai tersungkur ke lantai kemudian menampar bokong Irene sangat keras. Seketika Irene mengerang dan mengigit bibirnya. Ia merasa aneh karena setiap ayahnya memukul bokongnya, perasaan senang menjalar ditubuhnya dan seperti banyak sekali ribuan kupu-kupu yang berterbangan diperutnya.

"Kau tidak akan menjadi kebangaan jika bodoh seperti ini!" maki Jungnam lalu kembali menampar bokong Irene.

Anehnya Jungnam tidak pernah mendapati anaknya itu menangis setiap ia menyiksanya, Irene tidak pernah memberontak dan hanya diam saja. Seolah pasrah dengan apa yang diberikan padanya.

"Yeobo!"

Jungnam mendongak saat mendengar sang istri memanggilnya. Kim Taehee, wanita cantik dengan gaun malam satin berwarna cream yang membalut tubuhnya itu menatap sang suami marah seraya berjalan mendekat.

"Jangan menyiksa putriku!" marah Taehee lalu meraih tangan Irene untuk membantunya berdiri.

"Aku tidak apa-apa, Eomma." tenang Irene dengan cengiran khasnya.

Taehee tersenyum lalu membenarkan rambut Irene yang berantakan, ia lalu menatap kearah suaminya yang baru saja berdiri.

"Lihat! Joohyun tidak pernah melawanmu, kenapa kau terus menyiksanya setiap dia mendapatkan nilai yang buruk? Joohyun bahkan tertidur karena lelah belajar."

"Dia tidak akan mendapat tamparan jika nilainya bagus. Itu karena kesalahannya sendiri." geram Jungnam lalu mendekat dan menggenggam tangan Taehee, saat itu ia memberikan tatapan lekat pada Irene.

"Kau akan menjadi orang yang berguna jika menuruti perkataan Appa. Tetaplah jadi anak yang penurut." ucap Jungnam sebelum menarik tangan Taehee menuju ke sebuah kamar tidur.

"Istirahatlah sayang!" seru Taehee sebelum tubuhnya menghilang karena pintu yang di tutup.

Irene hanya membalas dengan tangannya karena ia bingung dengan perkataan ayahnya yang menurutnya aneh itu. Karena malas berpikir, Irene mengedikan bahunya tak acuh kemudian membereskan peralatan sekolahnya dan membawanya ke kamar untuk bersiap tidur.

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang