Chapter 43: No One Except Me

1.8K 230 11
                                    

Seulgi membawa Irene ke hotel, lebih tepatnya menggiringnya masuk ke dalam kamar pribadinya. Irene sudah tahu Seulgi terpancing emosi dengan ucapannya, tapi itu tidak membuatnya takut sama sekali.

Irene kini bahkan hanya pasrah saja saat Seulgi mengukungnya didinding, memberikan ciuman liar sejak mereka masuk kedalam ruangan itu. Sampai-sampai Irene harus mendorong rahang Seulgi karena ia kesulitan bernafas.

"Kau bisa membunuhku." protes Irene dengan cemberut. Kini dia beradu tatap dengan manik Seulgi yang lebih tenang dari sebelumnya.

"Aku tidak ingin kau pergi, Honey."

"Seulgi-ah.. Kau tahu aku sangat menginginkan kesempatan ini kan? Kau bahkan menjadi orang pertama yang mendukung cita-citaku."

"Tapi tidak di Paris. Itu terlalu jauh."

Irene menghela napas lalu keluar dari kukungan Seulgi. Ia berjalan menuju jendela dan menyibak tirainya. Menatap malam yang semakin gelap dan dingin yang membuatnya tenang. "Woah, turun salju." gumamnya pelan saat melihat kepingan salju turun melintasi jendela.

Tiba-tiba saja kedua tangan panjang memeluk Irene dari belakang. Ia merasakan kehangatan tubuh Seulgi yang sangat ia sukai.

"Disini saja hm?" ucap Seulgi melembut. Dia masih bersikeras meminta Irene untuk tidak pergi keluar negeri hanya untuk melanjutkan pendidikan. Dan lagi-lagi Irene dibuat menghela napas, "Akan ada libur dan lain sebagainya. Kenapa kau bertingkah seperti kita akan berpisah selamanya?"

Seulgi membawa tangannya naik lalu mencengkram rahang Irene. "Kenapa kau mudah sekali ingin meninggalkanku huh?" Seulgi bertanya dengan nada marah. Emosinya sudah kembali.

Meskipun pipinya tertekan, Irene masih bisa untuk terkekeh, "Aku tidak meninggalkanmu, aku hanya berusaha untuk menjadi istri yang setara denganmu."

Seulgi dengan cepat membalik Irene dan menempelkan punggung gadis itu ke kaca. "Setara dengan ku? Kau berpikir jika kita berbeda?" kedua manik Seulgi tersulut api emosi dan itu sangat menawan di mata Irene.

"Tentu saja kita berbeda. Dan aku ingin berada digaris yang sama denganmu."

Rahang Seulgi mengeras. Ia menarik tubuh Irene dan menghempaskan gadis itu keatas kasur.
"Kau pikir kau bisa menandingiku? Tidak akan." ujar Seulgi lalu melepaskan baju dan celananya sendiri. "Aku yang berkuasa disini, kau tidak bisa menandingi Mate mu."

Irene sedikit bangkit dengan kedua siku menahan tubuhnya, ia menonton Seulgi yang sedang membuka busana di hadapannya. Gadis itu terkekeh melihat raut marah Seulgi. Dia menyukainya dan ingin melihat amarah Seulgi yang lebih besar. "Aku tidak mengatakan siapa yang berkuasa. Kau itu orang cerdas, dan aku ingin kau memiliki istri yang cerdas juga."

"Sudah ku bilang disini saja!" kesal Seulgi lalu melepaskan celana Irene hingga kini gadis itu telanjang dibagian bawah.

Melihat Seulgi yang berapi-api membuat Irene bergairah. Seulgi sangat seksi ketika mengeluarkan aura dominannya. Itu sebabnya dia sangat menyukai ekspresi ini.

"Sudah ku bilang lakukan sesuatu agar aku berubah pikiran." gerutu Irene.

Seulgi sudah berada diatasnya dan wajah mereka berhadapan. Dia menatap Slave-nya dengan tajam. "Kau benar-benar sedang menguji kesabaranku?"

Irene terkekeh lalu menangkup kepala Seulgi, "Aku mencintaimu." ucapnya lalu mencium bibir Seulgi dengan dalam.

Seulgi juga tidak mau kalah. Ia membalas lumatan dan hisapan gadisnya dengan tepat dan cepat, Irene bahkan semakin kesulitan untuk mengimbanginya. Apalagi saat tangan Seulgi meremas payudaranya yang masih terhalang baju dan bra, kekuatan tangan itu membuat Irene terkejut meski sudah sering merasakannya.
Seulgi melepaskan ciuman itu lalu beralih mengecup perpotongan leher gadisnya. Ia bisa mendengar lenguhan lembut keluar bebas dari Irene.

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang