Chapter 9: Guilty

2.1K 300 30
                                    

______

"Baby?!!"

Keadaan menjadi hening karena mereka melirik wajah satu sama lain.

"Jadi Yeri adalah adikmu?" tanya Jennie.

"Jadi Jennie eonnie adalah kekasih Wendy oppa?" bingung Yeri.

Wendy gelagapan tapi kemudian tersenyum dengan terpaksa. "Duduklah lebih dulu." ucapnya kikuk pada Jennie.

"Kau tinggal di apartemen ini juga? Dan tidak mengatakan hal itu pada ku?!" kedua alis Jennie menukik.

Wendy berdiri untuk menarik tangan Jennie kemudian menariknya untuk duduk di sofa.

"Tunggu sebentar, ada yang memang belum aku ceritakan." ucap Wendy menenagkan.

Jennie menggeleng. "Dan lagi, kau bilang sedang pergi keluar kota, tapi kenapa Lili bilang kau sakit?" tanyanya dengan sorot menajam.

"Siapa Lili?" bingung Wendy.

Lisa mengangkat satu tangannya dengan wajah menganga karena masih tidak percaya fakta yang baru saja terungkap.

Wendy bersenandung dan mengangguk setelah tahu siapa Lili. Ia kembali menatap Jennie dengan tatapan meminta belas kasihnya.

"Aku berbohong karena aku tidak mau membuatmu cemas." ucap Wendy takut-takut.

"Bukan karena tidak mau Jennie eonnie datang kesini?" Yeri memperkeruh suasana.

Wendy menggertak Yeri dengan tatapan nya sedangkan Jennie menajamkan tatapannya pada Wendy.

"Kenapa kau tidak bilang kalau ternyata kau juga tinggal di gedung ini? Dan kenapa aku tidak boleh berkunjung?"

Wendy mengusap kedua tangan Jennie dengan lembut dan itu membuat Lisa tertunduk karena merasa seperti ada sengatan dihatinya.

"Baby, dengarkan aku. Sejak Yerim datang beberapa bulan yang lalu, kami diusir oleh Seulgi karena kami sangat berisik dan menganggu ketenangannya. Seulgi memberikan unit ini dan sengaja agar Yeri bisa dekat dengan Lisa. Aku tidak memberitahumu karena jika Yerim tahu...kau pasti tidak akan tenang." lirih Wendy.

"Yha!! Apa maksud oppa, huh?! Secara tidak langsung oppa menyebutku sebagai penganggu. Dasar tidak tahu terimakasih! Aku sudah rela meliburkan diri untuk menjagamu tapi oppa malah menuduhku yang tidak tidak!" kesal Yeri berapi-api dengan napas tersengal.

Wendy memutar bola matanya malas.
"Kau mengertikan?" tanyanya berharap pada Jennie.

Jennie mengedipkan matanya beberapa kali. Ternyata Yeri pandai melakukan rap juga. Dia menghela napasnya kemudian mengangguk. "Aku mengerti." ucapnya membuat Wendy mencubit pipinya dengan gemas.

"Ah, Yeri-ah. Ini buku untuk menggantikan bukumu yang rusak waktu itu. Maaf hm? Aku tidak sengaja." ucap Jennie dengan tangan terjulur memberikan buku yang dimaksud.

Manik Yeri berbinar. "Sebenarnya tidak perlu eonnie, aku sudah memaafkanmu. Tapi karena sudah terlanjur, jadi ku terima saja. Hihi.. Terimakasih!!" Yeri mencium buku itu beberapa kali.

"Jadi kau adalah kakak kelas yang merusak buku Yerim?" kaget Wendy.

"Aku tidak sengaja." cicit Jennie.

"Aku sudah berjanji akan memukul pantat orang yang sudah membuat adikku menangis." kekeh Wendy.

Jennie ikut terkekeh, "Kau bisa melakukannya kapan pun kau mau."

Wendy tersenyum, lebih tepatnya menyeringai.

"Bagaimana denganmu? Kau sakit apa hm?" perhatian Jennie lalu menempelkan punggung tangannya pada kening Wendy.

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang