Pagi hari Seulgi terasa sangat berbeda. Ia sangat bahagia melihat gadisnya tidur diranjangnya yang biasanya terasa sangat luas. Hingga hangat tubuh gadis itu membuat Seulgi enggan untuk pergi meskipun hanya sejengkal dari sisinya.
"Honey.."
Seulgi mengusap punggung telanjang Irene yang tidur dengan posisi telungkup. Mengecup kepalanya dan membuat Irene terusik lalu memalingkan wajahnya dari Seulgi.
Dengusan gadis itu membuat Seulgi terkekeh lantas mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Irene dan mencium pipinya yang dipenuhi helaian rambut. Usapan salah satu tangan Seulgi yang berada dipunggung kini kian turun menuju bokong sintal gadis itu. Indera perasanya bekerja sangat lembut di dalam selimut yang menutupinya. Hingga telapak tangannya sampai di salah satu bongkahan menggemaskan yang menggodanya untuk segera meremasnya dan membuat Irene mengerang dalam tidur.
"Nghh..aku lelah." kata Irene dengan suara parau dan mata tertutupnya.
Seulgi terkekeh lalu beralih memeluk pinggang Irene dan mengecup punggung gadisnya kemudian menidurkan kepalanya disana.
_____
Empire King's Apartment
Yeri sedari tadi merengek sambil menghentakan kakinya ke lantai tapi Wendy yang duduk di sofa sembari membaca koran dan menyeruput kopinya itu.., tidak peduli sama sekali.
"Oppa~ ayolah, sekali saja. Aku ingin memastikan Seulgi oppa sudah baik-baik saja. Aku juga bosan dan ingin bermain di komputer Seulgi oppa, di sana permainannya sangat seru dan kecepatannya sangat bagus." Yeri menghentakan kakinya lagi.
Wendy membalik korannya dengan santai tanpa melirik Yeri sekian detik pun.
"Dia sudah baik-baik saja Yeri-ah. Kau tahu sendiri jika hari libur seperti ini dia akan mematikan ponselnya. Dan apa kau lupa? Kita tidak boleh kesana jika tidak menghubunginya lebih dulu."Yeri berdecak lalu bersedekap.
"Aku adiknya dan tidak ada salahnya aku kesana."Kali ini Wendy mendongak dan menatap Yeri dengan sudut atas matanya.
"Memang tidak salah. Tapi jika kau kesana kau akan menganggunya, dan itu kesalahan." ucapnya lalu melipat koran dan menaruhnya di meja untuk kemudian mengambil secangkir kopi."Aa~ ayolah~ kita kesana. Atau aku akan pergi sendiri? Naik taksi? Ah! Hubungi saja Pildo oppa, atau aku pinta Hwang oppa saja ya?" Yeri menimang semua kemungkinan.
"Kau mengganggu waktu istirahat orang lain Kang Yerim. Disini saja dan belajar dengan benar. "
Yeri mendengus lalu tiba-tiba bel berbunyi. Gadis itu beralih untuk membuka pintu dan maniknya berbinar saat melihat Jennie berdiri disana dengan senyuman manisnya.
"Annyeong!"
"Kakak ipar!" seru Yeri lalu memeluk satu tangan Jennie dan membawanya masuk.
"Kakak ipar, kekasihmu sangat menyebalkan. Aku ingin pergi ke rumah kakak pertama tapi dia tidak mau menuruti kemauanku." rengek Yeri.
Wendy menghela napasnya dan membuat Jennie melihatnya.
"Kenapa kau tidak mau menurutinya?" tanya Jennie.
"Baby, kau tahu sendiri Seulgi tidak suka diganggu. Ini hari libur dan biasanya dia akan hibernasi. Jika kita kesana dia bisa marah dan mengusir kita untuk yang kedua kali." dengus Wendy.
"Tidak! Aku merindukan kakak pertamaku yang seperti patung berjalan itu. Aku juga khawatir dia belum sembuh sepenuhnya huu~" Yeri pura-pura menangis dan memeluk tangan Jennie lebih erat.
"Kasihan Yeri. Dia ingin bertemu dengan kakaknya."
Ucapan Jennie akhirnya membuat hati Wendy luluh juga. Ia berdiri dengan kedua tangan dipinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔
FanfictionBae Jungnam terpaksa memberikan anaknya; Bae Joohyun, kepada seorang wanita kaya raya karena terlilit hutang yang cukup besar. Bae Joohyun a.k.a Irene masih duduk dibangku kelas tiga SMA dan sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya, Kim Taehyung...