Tak terasa hari sudah kembali di hari minggu. Irene duduk di tepi ranjang sembari memegang buku rekening tabungan yang Seulgi berikan beberapa waktu yang lalu."Lima puluh juta won.." gumam Irene seraya memijat keningnya yang berdenyut.
"Dia berniat untuk menambah hutang ku atau apa?!" kesal Irene lalu memasukan buku itu kedalam laci nakasnya kemudian keluar dari kamar.
Suasana terasa sepi karena Bibi Shim tidak datang dan ia tidak tahu di mana Seulgi. Irene pergi ke dapur untuk membuat susu hangat dan meminumnya. Tiba-tiba saja gadis itu teringat akan bayangan tadi malam dimana Seulgi menyelinap masuk kedalam kamarnya hanya untuk mencium bibirnya. Irene pikir jika Seulgi sudah tidak ingin menyentuhnya, tapi ternyata Seulgi menahan dirinya selama ini.
Saat kembali meneguk susunya, Seulgi datang dengan baju penuh keringatnya. Irene menebak kalau wanita ini baru saja berlari mengitari kota agar tubuhnya tetap bugar. Irene kagum akan hal itu.
Seulgi mengambil sekaleng minuman berenergi dari kulkas dan meminumnya hingga tandas, bahunya terlihat naik turun karena napas yang tersengal.
"Boleh aku bertanya satu hal?" Irene meminta atensi.
"Tidak." jawab Seulgi dingin lalu kembali membuka pintu lemari pendingin.
Irene mendengus, "Apa adikmu sering datang kesini?"
"Aku bilang tidak, kenapa kau masih bertanya." Seulgi menjawab sembari mengeluarkan bahan-bahan makanan, dia tidak melihat Irene sedikitpun, hanya sibuk memunggunginya.
"Ck, jawab saja. Kali ini aku tidak meminta persetujuan." decak Irene.
"Mereka tidak akan datang jika aku tidak memberi ijin."
Irene mengeluarkan tawa tak percayanya. "Kau seperti itu pada adikmu?" ucapnya lalu duduk di kursi.
"Kau tidak mengerti karena tidak memiliki adik."
Seulgi terus berkutat dengan bahan makanannya, ia mencuci beberapa sayuran dan memasukannya kedalam sebuah wadah.
"Ya, aku juga tidak ingin mengerti. Aku tidak ingin seorang adik." gumam Irene.
Tidak ada balasan dari Seulgi, ia hanya sibuk dengan bahan masakan dan pisaunya.
"Kau ingin membuat apa? Memangnya kau bisa masak?"
Gerak tangan Seulgi yang sedang memotong itu seketika berhenti.
"Apa kau tidak ada pertanyaan yang penting? Tidak mungkin aku mengacaukan dapur karena tidak bisa memasak."Irene sungguh dibuat kesal dengan raut wajah tenang dan datar itu. Ingin sekali dia merematnya.
"Baiklah baiklah." Irene bangkit dari kursi. "Jika kau ingin menarik hati seorang gadis, seharusnya kau benahi dulu dirimu." ucapnya saat berjalan melewati Seulgi.
Seulgi hanya menatap punggung Irene yang terus menjauh dan menghilang dibalik pintu kamar. Wanita itu kembali pada aktivitasnya tanpa memperdulikan tingkah gadisnya.
Sementara itu Irene kembali duduk di tepi ranjangnya dan kini bermain dengan ponselnya. Ia membalas pesan dari Taehyung yang mengucapkan kalimat manis untuk menyemangati Irene pagi ini. Dan itu sukses membuat Irene tersenyum.
Irene jadi semakin ingin terlepas dari beruang kutub itu agar ia bisa menikmati sesi pacarannya dengan sang kekasih. Tapi lagi-lagi ia bingung bagaimana caranya.
Sempat terdiam sesaat, akhirnya sebuah ide terlintas di pikiran Irene. Ia memilih untuk membahas ini dengan sahabatnya.
To: Kucing Betina
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔
FanfictionBae Jungnam terpaksa memberikan anaknya; Bae Joohyun, kepada seorang wanita kaya raya karena terlilit hutang yang cukup besar. Bae Joohyun a.k.a Irene masih duduk dibangku kelas tiga SMA dan sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya, Kim Taehyung...