Gedung King's Group
10.30
Seulgi sedang duduk di singgahsananya dan membaca sebuah proposal saat tiba-tiba saja ponselnya di atas meja bergetar. Ada helaan napas sebelum akhirnya ia mengangkat sambungan tersebut.
"Ya Appa?"
"Kau sudah makan? Apa kau baru saja selesai pertemuan?"
"Appa tidak perlu berbasa-basi, itu pertanyaan yang tidak penting untukmu."
"Astaga anak ini. Apa salahnya seorang ayah bertanya seperti itu? Tidak sulit untuk menjawabnya bukan?"
"Hm, semuanya sudah."
"Jadi kapan kau akan menikah? Kau perlu seorang istri untuk menjagamu, memasak makanan untuk mu, dan menemanimu."
Seulgi menghela napasnya dan mencengkram keningnya yang terasa berdenyut. Ini pertanyaan yang ke seratus kalinya di tahun ini dan itu sangat membuatnya muak.
"Maaf tapi aku harus menutup telepon, aku sedang sibuk."
"Yha yha yha! Tunggu sebentar. Ini, bicaralah pada ibumu."
Terdengar suara bising seperti angin dan frekuensi suara dalam bumi. Seulgi menunggu selama lima detik lalu kembali muncul sebuah suara manusia.
"Sayang, anak sulung keluarga Kang, kapan kau akan menikah hm? Usia mu sudah sangat matang, jangan terus menerus bekerja karena itu membuatmu lupa dengan usia mu, kau lupa kau sudah tua. Kau bahkan sudah tiga puluh tahun!"
Seulgi memutar bola matanya malas, menyesal sudah menunggu selama lima detik, seharusnya ia tutup saja panggilan itu tadi.
"Aku belum terlalu tua eomma." lelah Seulgi.
"Sudah, kau sudah tua. Apa jangan-jangan kau tidak menyukai gadis? Apa kau suka dengan pria? Itu tidak masalah, setidaknya kau tidak mengidap aseksual. Jadi cepatlah cari pendamping! Jangan menunggu sampai tubuh orang tuamu membungkuk. Kau tahu? Tadi pagi eomma melihat uban di kepala ayahmu bertambah. Ini berita buruk! Kau harus cepat menikah. Atau ingin eomma carikan gadis di sini? Gadis Jepang banyak yang cantik dan imut, eomma akan kirimkan gambar mereka dan kau hanya perlu memilih. Mengerti?"
"Tidak." balas Seulgi singkat.
"Yha Kang Seulgi! Eomma sudah berbicara sampai mulut ini berbusa dan kau hanya menjawabnya dengan tidak? Kau ingin eomma pukul?"
Seulgi menghela napasnya untuk yang ke sekian kalinya. "Eomma..., dengar. Aku sedang sibuk, nanti akan ku hubungi kalian jika pekerjaanku sudah selesai." ucapnya lembut.
"Dan akhirnya eomma akan menunggu seratus tahun lalu kau tidak akan pernah menikah!"
"Jangan khawatir, aku akan mencari pasangan. Kalau eomma menyuruhku terus menerus, aku akan malas untuk mencarinya."
"Huh.. Baiklah baiklah. Tapi jika kau terus sendiri selama setahun ini, eomma terpaksa akan terbang kesana dan menyeret seseorang untuk mu."
-tutt
Telepon terputus dan Seulgi merasakan kembali kehidupannya. Mendengar orang tuanya-- terutama ibunya mengoceh membuat kepalanya pusing. Tapi ia tahu itu semua sebab orang tuanya khawatir karena Seulgi terus hidup dengan pekerjaan tanpa memikirkan masa depan untuk membuat keluarga kecil, tentu itu hal buruk untuk Tuan dan Nyonya Kang.
Seulgi sudah hidup sebagai pemimpin semenjak Kang Shin-Il; ayahnya, mengundurkan diri dari kursi teratas. Kang Shin-Il dan Kim Minkyung memilih untuk menetap di Jepang sejak lima tahun yang lalu. Shin-il mengurus sebuah firma yang masih di bawah naungan King's Group sedangkan istrinya mengurus sebuah restoran di sana. Jepang menjadi negara yang tepat untuk orang tua seperti mereka dan terbukti karena mereka sudah nyaman sampai bisa di bilang menetap cukup lama di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔
FanfictionBae Jungnam terpaksa memberikan anaknya; Bae Joohyun, kepada seorang wanita kaya raya karena terlilit hutang yang cukup besar. Bae Joohyun a.k.a Irene masih duduk dibangku kelas tiga SMA dan sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya, Kim Taehyung...