Yeri terduduk di lantai dengan nafas terenggahnya, dia baru saja melakukan latihan bersama rekan-rekan klub taekwondo dan ini sangat melelahkan.
Hari semakin malam dan ia berkata pada Lisa maupun Tim Hwang akan pulang menaiki bus atau pun akan meminta jemputan pada Wendy. Kegiatan klubnya dengan Lisa memang berbeda, jadi gadis itu akan menjaga dirinya sendiri dan membiarkan Lisa pulang lebih dulu.
Yeri merasa senang dengan latihannya, tapi ia juga masih teringat dengan kejadian tadi pagi, dimana ia melihat calon kakak iparnya sedang berciuman dengan pria lain. Yeri masih kesal dengan hal itu, tapi bingung harus bagaimana. Apa kakak tertuanya bisa percaya dengan omongannya? Dan apa ibunya bisa menerima jika Irene bukanlah menantu idamannya?
Ditengah pikirannya itu seorang pria tiba-tiba duduk di sampingnya dan memberikan sebotol air mineral yang sudah di buka tutupnya.
"Kau sudah berlatih dengan keras." ucap pria itu dengan senyumnya.
Yeri ikut tersenyum kemudian menerima botol itu dan meminumnya beberapa teguk.
"Terimakasih."Pria itu mengangguk kemudian mengambil kembali botolnya dan langsung meminumnya. Yeri di buat terkejut karena itu adalah bekas bibirnya, tidak banyak orang yang mau meminum bekas orang lain. Dan itu juga berarti mereka sudah berciuman secara tidak langsung.
"Kau akan pulang dengan bus?"
Yeri terkisap lalu mengangguk, "Ya. Aku juga bisa meminta kakakku untuk menjemput."
Pria itu mengangguk-angguk, "Bagaimana kalau ikut denganku?"
"Ya? Ah.. Tidak perlu sunbae, aku pasti merepotkan."
Pria itu berdecak, "Aku sudah bilang, tidak perlu formal seperti itu, oppa saja."
Yeri mengangguk canggung, "Ne, Jungkook oppa, aku pulang sendiri saja."
"Aku menawarkan, tapi jika kau tidak mau aku tidak memaksa." ucap Jungkook lalu tersenyum.
Yeri mengangguk, "Mungkin lain kali."
Pipi Yeri semakin memanas dan jantungnya bergedup kencang, ia memang sudah mengagumi seniornya ini sejak pertama kali masuk sekolah. Jungkook terlihat sangat mempesona dimatanya.
"Kalau begitu aku pergi lebih dulu." ucap Jungkook lalu bangkit. "Sampai nanti." pamitnya dengan melambaikan tangan dengan senyuman.
Yeri hanya ikut melambaikan tangannya, bibirnya dia gunakan sepenuhnya untuk tersenyum dengan senang.___
Irene pulang ke rumah dengan menundukan kepalanya dan berjalan seperti orang yang kehilangan jiwa. Dia pulang bersama dengan Jennie menggunakan taksi dan entah kenapa tenaganya seperti terkuras.
"Kau masih teringat tentang pakaian dalammu sampai tidak bisa menegakan kepala seperti itu?"
Irene menoleh dan mendapati Seulgi sedang duduk di sofa dengan kaki yang disilangkan dan salah satu tangannya memegang ponsel.
Irene langsung menegakkan tubuhnya, "Tidak. Hanya lelah dengan pelajaran tambahan." ucapnya lalu ikut duduk di sofa, "Kau tahu 'kan? Sekolah mulai berjalan normal." keluhnya lalu bersandar pada sofa.
Seulgi melirik jam dinding yang menunjukan pukul tujuh malam.
"Ini masih belum seberapa. Tapi jika kau lelah aku saja yang pergi." ucapnya lalu bangkit.Irene terkisap dan ia baru ingat kalau mereka ada janji dengan orang tua Seulgi dan akan pergi ke rumah mereka.
"Aku akan ikut!" seru Irene lalu berlari ke kamarnya. Selain ingin bertemu dengan orang tua Seulgi yang sudah akan pulang ke Jepang, Irene juga ingin menjelaskan sesuatu dengan Yeri, gadis itu tidak berhasil ia temukan di sekolah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔
FanfictionBae Jungnam terpaksa memberikan anaknya; Bae Joohyun, kepada seorang wanita kaya raya karena terlilit hutang yang cukup besar. Bae Joohyun a.k.a Irene masih duduk dibangku kelas tiga SMA dan sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya, Kim Taehyung...