Chapter 37: Unexpected

1.9K 221 14
                                    

Entah perasaan mana yang timbul di hati Lisa. Ia senang bisa menemani Jennie bahkan sampai tidur bersama di satu ranjang, tapi ia juga sedih saat melihat mata sembab yang memang sedari tadi malam terus mengeluarkan air mata. Ini bukan keinginannya untuk melihat gadis yang ia sayangi berlarut dalam kesedihan seperti ini.

Tangan Lisa terangkat untuk menepikan rambut Jennie yang menghalangi wajah cantik yang dihiasi pipi tembam itu. Ia menikmati setiap detiknya untuk meneliti setiap inci wajah yang mungkin akan dia bayangi setiap hari. Lisa tersenyum, betapa bijaknya sang pencipta ketika menciptakan wajah dengan proporsi indah seperti ini.

Jennie menggeliat lalu terbangun, ia menangkap kedua manik Lisa yang menatapnya dengan tatapan memuja, manik bulat itu kian melebar saat Jennie mematapnya balik.

"Morning lili.." suara parau itu menyapa dan membuat Lisa terkisap.

"Morning Nini eonnie. Apa kau merasa lebih baik?" Lisa bertanya lalu terduduk.

Jennie mengangguk dan tersenyum, ia mengeratkan selimutnya dan membuat tubuh mungilnya semakin tidak terlihat.
"Terimakasih sudah menemaniku." ucapnya masih dengan senyuman.

Lisa ikut tersenyum lalu mengangguk. "Aku akan pulang ke apartemen ku. Jika eonnie merasa tidak enak badan, jangan pergi sekolah untuk hari ini. Istirahatlah." gadis itu berkata lalu turun dari ranjang.

Jennie perlahan terduduk, "Aku tidak apa-apa. Kemarin aku sudah bolos, nilai ku akan buruk jika terus tidak masuk sekolah."

Lisa mengangguk, "Baiklah, aku akan menemani eonnie lagi di sekolah nanti." ucapnya lalu tersenyum.

Melihat senyuman tulus itu tentu membuat Jennie ikut tersenyum. Lisa sudah hendak pergi tapi suara Jennie menginterupsinya untuk kembali menatap kearahnya. "Lili.."

Kedua alis Lisa terangkat, "Ya?"

Jennie menyibak selimutnya lalu merangkak mendekat ke sisi ranjang dimana Lisa berdiri. Ia menegakan tubuhnya dengan berlutut lalu memeluk tubuh Lisa, membuat kepalanya tepat berada di dada gadis itu.

"Apa aku keterlaluan jika memintamu untuk selalu menemaniku meski apapun yang terjadi?"

Lisa memang tidak bisa melihat wajah Jennie, tapi ia yakin wanita yang lebih tua darinya itu sedang menunjukan raut berharap.

Lisa mengusap surai Jennie dengan lembut, "Aku akan selalu menemani eonnie, apapun yang terjadi aku akan selalu disisimu."

Jennie menarik wajahnya menjauh untuk bertatapan dengan Lisa. Ia bisa melihat bahwa gadis itu sedang bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Jennie berdiri secara tiba-tiba dan membuat tinggi mereka sangat jauh berbeda karena Jennie berdiri diatas ranjang. Di detik selanjutnya gadis bermata kucing itu menangkup kedua sisi rahang Lisa dan mencium pipi kanan dan kirinya secara bergantian dengan cepat.

"Terimakasih." kata Jennie dengan senyuman sebelum akhirnya melesat turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi dengan cepat.

Lisa menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu dengan wajah tak percayanya. Tangannya perlahan terangkat untuk memegangi pipinya yang terasa panas.

____

"Eomma hamil?"

Taehee terkisap, ia menatap wajah putrinya dari pantulan cermin yang ada di hadapannya. Wanita itu menyeka sisa air yang ada diwajahnya dengan santai. Lebih tepatnya berusaha untuk terlihat tenang.
"Bukankah kau akan pergi ke sekolah? Cepatlah bersiap-siap, kau bisa terlambat."

"Jangan mengalihkan pembicaraan, eomma. Jawab pertanyaanku. Apa eomma hamil?" Irene bertanya dengan nada rapuh.

Terdengar helaan napas dari Taehee, ia membalik tubuhnya untuk bertatapan dengan putrinya secara langsung, tapi setelah itupun ia tetap menunduk dan tidak mau menatap Irene.

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang