Chapter 16: Restrain pt.2

2.6K 336 17
                                    


Hari berikutnya saat bel pulang sekolah berbunyi, Irene dan Taehyung bertemu di sebuah tangga dimana mereka sudah berjanji untuk bertemu sebelumnya.

Suasana sekolah tidak terlalu sepi, masih banyak murid yang melakukan kegiatan ekskul, jadi suara disana tidak terlalu hening.

Irene bersandar pada pegangan tangga sedangkan Taehyung berada tepat di hadapannya dan bersandar pada tembok. Pria itu terlihat sangat senang karena Irene memakai kalung pemberiannya.

"Kenapa kau menatap ku sambil tersenyum seperti itu? Apa yang ingin kau katakan?" tanya Irene dengan senyuman malunya karena kekasihnya itu menatapnya dengan lekat.

Taehyung menjauhkan punggungnya dari tembok dan berjalan menuju Irene.

"Tidak ada, aku hanya merindukanmu."

Irene terkekeh, "Hanya itu?"

Taehyung tersenyum, "Bagaimana rencana kita?" tanyanya dengan tangan terangkat menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga Irene.

"Aku tidak yakin, aku baru memulainya, jadi belum ada perubahan."

Kepala Taehyung mengangguk beberapa kali lalu tiba-tiba saja ponselnya berdenting. Ternyata Jungkook memberinya sebuah pesan.

"Jungkook mengajakku bertemu dengan yang lainnya. Aku lebih dulu hm?" kata pria itu seraya membalas pesan tersebut.

Irene mengerucutkan bibirnya, "Aku sudah berbohong pada supirku dan kau malah meninggalkanku?"

Taehyung mengusap puncak kepala Irene, "Maaf, tapi mereka sudah menunggu."

Gadis itu menghela napasnya, "Ya sudah pergilah."

Taehyung tersenyum, "Aku akan menghubungimu." ucapnya lalu mengecup singkat pipi Irene dan pergi meninggalkannya.

Irene menatap sendu punggung yang berjalan menjauh itu lalu pikirannya terlintas pada Seulgi. Seulgi rela memecat sekretarisnya untuk Irene sementara Taehyung tega meninggalkannya hanya karena sahabatnya? Irene jadi merasa jika Seulgi lebih menghargainya daripada Taehyung yang merupakan kekasihnya sendiri.

Irene mengirimkan pesan pada Pildo lalu berjalan keluar kawasan sekolah, ia melepaskan kalung pemberikan Taehyung lalu menggantinya dengan kalung dari Seulgi. Irene merasa lebih nyaman dan percaya diri saat memakai kalung dari beruang itu, entahlah, gadis itu tersenyum sendiri seraya menatap liontin kalungnya.

Saat sampai di gerbang, Irene terkejut karena melihat Seulgi berdiri di samping mobil dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung bangirnya.

"Hei, bagaimana jika ada yang melihatmu?" panik Irene setelah berlari mendekat.

"Aku bukan penjahat yang harus bersembunyi." ucap Seulgi santai lalu membukakan pintu untuk Irene.

Gadis itu mendengus tapi pada akhirnya dia masuk juga. Begitu juga dengan Seulgi yang ikut duduk di sampingnya.

"Aku baru saja mengirim pesan, oppa cepat sekali datangnya." ucap Irene berarah pada Pildo. Seulgi tidak mungkin berkendara sendirian karena kondisinya masih belum meyakinkan.

"Saya sudah menunggu sejak sebelum bel berbunyi nona." ucap Pildo lalu menghidupkan mobil dan menjalankannya.

Irene tentu saja terkejut, "Denganmu?" tanyanya pada Seulgi.

Wanita itu mengangguk lalu melepaskan kacamatanya. "Kau bilang ada pertemuan dengan klub memasakmu, kenapa cepat sekali?"

Saraf di otak Irene yang bekerja untuk berpikir dengan tiba-tiba berhenti selama beberapa detik. Ia bingung harus berbicara apa.

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang