Pagi hari yang baru kini Irene rasakan. Tubuhnya sangat lelah tapi ia mendapatkan kepuasan tidur saat bangun, ia merasa seperti terbangun setelah koma karena kecelakaan saking lelahnya kegiatan yang ia habiskan bersama Seulgi tadi malam.
Gadis itu membuka matanya lebih lebar untuk melihat lebih nyata. Sebuah ruangan besar dengan cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela. Ini bukan kamar bermain Seulgi karena kamar itu tidak memiliki jendela dan hanya penuh dengan peredam suara juga rak-rak dengan benda gila didalamnya. Ini adalah kamar Seulgi.
"Kau sudah bangun?"
Sebuah suara malaikat menyapanya. Ya, Seulgi sudah lepas dari gelar iblisnya sejak permainan berakhir.
Irene berdehem dengan senyumannya, ia menempelkan tubuhnya yang terbalut jubah satin itu pada Seulgi yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang.
Seulgi mengusap kepala gadisnya dengan sayang. "Kau baik-baik saja?"
Irene mendongak dan mendapati tatapan penuh perhatian dari Seulgi yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
"Aku baik-baik saja." Irene tersenyum seolah remuk ditubuhnya bukan apa-apa. Gadis itu mengangkat tubuhnya untuk duduk lalu kemudian memeluk tubuh Seulgi dan merebahkan kepala di bahu lebar wanitanya.
Seulgi yang juga mengenakan piyama berbahan satin itu membuat Irene nyaman karena rasa hangat dan lembut darinya. Semakin betah gadis ini dibuatnya.
Seulgi memberikan kecupan di puncak kepala Irene dan mengusap lengan gadisnya.
"Mandilah, aku akan memunggumu dibawah."Irene terkisap. "Jam berapa ini?!" ia menoleh pada jam digital yang ada di atas nakas. Sudahlah, tidak ada harapan untuknya untuk pergi ke sekolah.
"Kau sudah terlambat empat jam." ucap Seulgi santai tanpa beban.
"Dan kau membiarkanku tidur? Kau juga bolos bekerja." kata Irene bernada kesal.
"Kau sendiri yang bilang tidak ingin ditinggal setelah kita melakukannya."
Seulgi benar, dan Irene tidak memiliki rangkaian kata untuk membantah kalimat fakta tersebut.
"Baiklah, aku akan mandi dan kau tunggu aku dibawah."
Irene mengecup singkat pipi Seulgi kemudian berjalan pelan ke kamar mandi karena tubuhnya masih belum sepenuhnya menapak, Seulgi membawanya melayang terlalu jauh tadi malam.
Sesampainya di kamar mandi, Irene melepas jubah satin yang menyembunyikan semua tanda cinta yang Seulgi buat. Bekas hisapan bibir dan lebam menghiasi tubuh mungil itu. Irene tersenyum saat menatap dirinya. Ia tidak ambil pusing karena Seulgi pemiliknya. Irene sama sekali tidak keberatan karena ia menikmati semua lembut dan kasarnya wanita itu.~
Setelah selesai mandi, Irene pergi ke walk in colset dan memakai hoodie milik Seulgi yang bisa menutupi seluruh tubuh mungilnya yang telanjang. Ia turun ke lantai bawah dan langsung menghampiri Seulgi yang duduk di depan televisi sembari menonton berita.
"Aku memesan pizza." kata Seulgi tanpa berekspresi berlebihan saat membuka kotak pizza yang ada di atas meja.
"Bibi Shim tidak datang?"
Seulgi menggeleng kemudian memasukan sepotong pizza ke dalam mulutnya seraya menatap televisi.
Irene mengerutkan keningnya karena merasa aneh dengan ekspresi Seulgi, namun ia hanya ikut menyantap pizza tersebut sampai dua potong masuk ke dalam perutnya. Sedangkan Seulgi masih memegang potongan pertama yang tersisa seperempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔
FanfictionBae Jungnam terpaksa memberikan anaknya; Bae Joohyun, kepada seorang wanita kaya raya karena terlilit hutang yang cukup besar. Bae Joohyun a.k.a Irene masih duduk dibangku kelas tiga SMA dan sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya, Kim Taehyung...