KENZI || 4

7.1K 232 1
                                    

Hallo semua... udah pada nungguin yah?
Sebelum itu, Author mau readers manggil author itu El! Just El. Jangan panggil author, boo, bunda, dan lain sebagainya.

Oke semua!

Di part ini, semua akan menganga dengan kekejaman Kenzi! Jangan emosi yahh! Jangan nangis juga lihat Zeira. Wkwkwk.

Oke, lanjut aja bacanya... tapi utamakan Vote dan komennya.

Ditunggu komen 1k dan Votenya yah...

  

🌟Happy reading🌟



 

 

 
"Zeira, tolong kamu bawa buku saya yang tertinggal di perpustakaan," pinta guru pengajar di kelas 11 Ipa 2. Zeira yang awalnya sedang fokus mengerjakan tugas yang sudah tersedia di papan tulis lantas mendongak, menatap guru yang sedang mengandung besar itu.

Tak ingin membantah, Zeira mengangguk dan pamit ke perpustakaan. Walau dalam hati Zeira mendengus, kenapa coba dia yang harus disuruh? Padahal kan Zeira murid baru, tapi setidaknya orang lain saja, pikirnya.

Zeira menghembuskan nafas lelahnya sebelum mengembangkan senyumannya. Dia berjalan santai dari pinggir lapangan basket. Walau dia lihat di sana ada kelas yang sedang olahraga dan bermain basket.

Tak ingin menjadi tontonan banyak orang di sana, lantas Zeira berlari kecil.

BUGK

Zeira membulatkan matanya dan berbalik. Wajahnya langsung nampak memerah. Siapa yang berani melemparnya pake bola basket yang sudah tergeletak di dekat kakinya sekarang? Zeira menatap semua siswa yang di sana dengan sorot mata tajam.

Saat tahu siapa pelakunya, gadis itu mendengus kesal. Ternyata itu ulah Kenzi, si manusia iblis!

Zeira yang tidak mau berdebat langsung berbalik. Menghiraukan tatapan siswa-siswi kelas 12. Bodohnya dia tidak tahu kalau itu adalah kelas Kenzi. Kalau tahu begitu, dia tidak akan lewat dari sana tadi, walau nyatanya dari pinggir lapangan basket memang lebih cepat sampai ke perpustakaan.

"Woi! Lempar bolanya!!" teriak Kenzi entah kepada siapa.

Zeira yang hanya menghiraukan itu mengangkat bahu acuh, dia kembali melangkahkan kaki menjauh dari sana.

"Woi, cewek tuli!!!"

Mendengar itu, Zeira langsung berhenti di tempat. Kali ini dia yakin bahwa itu tertuju kepadanya. Kalimat penghinaan dari orang yang dia benci. Zeira membalikkan badannya sambil menunjuk dirinya tanpa mengeluarkan kalimat sepatah katapun.

"Lo dengar gue gak!! Bolanya lempar!!" tegas Kenzi dan mengepalkan tangannya. Entah mengapa, melihat sikap santai dan tidak takut dari Zeira kepadanya membuat dirinya emosi. Semua orang yang menginjakkan kakinya di SMA Antariksa takut dan segan kepadanya, namun sepertinya tidak dengan Zeira.

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang