KENZI || 39

3K 133 31
                                    

Utamakan vote dan komennya. 10k vote dan 500 komen dong!!!

  

   Happy reading

    

      

Tidak seperti biasanya, Kenzi sudah berada di kelasnya duduk termenung dan menatap kosong mejanya yang sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Pemuda itu di sana hanya sendirian karena teman-temannya belum datang juga. Hari ini dia lebih awal dari keempat temannya yang lain. Tentu saja itu adalah hal yang terlihat  sangat mustahil! Dan perlu ditulis dalam sejarah Kenzi masuk lebih awal.

"ASTAGA! SETAN!!" teriak Gilang yang baru saja masuk ke kelasnya bersama dengan ketiga teman lainnya. Sepertinya mereka sama-sama sampai ke sekolah.

Keempat pemuda itu berhenti di ambang pintu kelas dan menatap Kenzi dengan heran dan menganga.

"Ribut bangat lo anjing!!" kesal Kenzi dan menatap Gilang dengan tatapan sinis mengintimidasi.

Gilang menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengucek matanya dengan dramatis. "Lo... lo Kenzi? Lo benaran Kenzi Alpha Dibra?!" tanya Gilang dengan nada semakin tinggi membuat Kenzi memutar mata jengah.

"Mau gue bunuh lo, hah?!!" tanya Kenzi membentak Gilang.

Gilang bergidik ngeri dan menggeleng. Dia mendekat ke arah Kenzi dan menyentuh pemuda itu dengan satu jari telunjuknya. Pemuda itu menoel-noel kulit tangan Kenzi.

"AKKKHHH!!" teriak Gilang saat Kenzi yang sudah habis kesabarannya berdiri dan menendang tulang kering pemuda itu hingga Gilang berteriak nyaring dan langsung berlutut karena sakit.

"Mau bilang apa lagi?" tanya Kenzi dan mendengus kesal. Lalu dia kembali mengambil tempat duduknya dan menatap ketiga temannya yang lain yang masih setia berdiri di ambang pintu. "Mau pajangan lo semua di sana, hah?!!" teriak Kenzi menunjuk ketiganya.

Leon, Andre saling pandang dan terkekeh. Keduanya seolah menertawakan kebodohan mereka yang berdiri di sana, sedangkan Lucas, dia hanya melewati kedua pemuda yang memang menghalangi jalannya tadi dengan berdiri di pintu.

"Ken, kerasukan setan apa lo sampe-sampe datang lebih awal? biasanya absen terus di depan gerbang sama bp," celetuk Leon dan terkekeh geli. Dan dia tersenyum
 remeh kepada Gilang yang masih mengaduh kesakitan dan duduk di lantai sambil memegangi kakinya.

Kenzi memicingkan matanya dan menatap Leon dengan tatapan pembunuhan. "Diam!!" ucap pemuda itu yang nampaknya tidak mau menjawab pertanyaan Leon. "Berisik lo semua anjing," lanjutnya dan mengumpati ketiga temannya yang hanya tertawa kecil, tidak dengan Lucas dengan wajah dinginnya.

"Kan aneh aja lho Ken, lo udah kayak gentayangn yang udah di kelas, sendirian pula lah tuh, merinding gue liat lo!" celetuk Andre dan membuat ekspresi merinding.

Gilang yang masih merasa sakit pada kakinya hanya mengaduh dan bangkit dari sana lalu mengambil tempat duduknya. "Kejam bangat lo sama gue, Ken," ujarnya dramatis.

"Mati aja lo sekalian!! Ganggu mulu lo!!"

"Bukannya kebalik yah?" tanya Gilang bergumam. Karena dia ingat bahwa selama ini yang menyuruh-nyuruhnya adalah Kenzi, menganggunya saat main game adalah Kenzi, mengganggunya saat makan, adalah Kenzi, dan mengganggunya saat tidur pun adalah Kenzi, jadi siapa yang salah bicara.

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang