KENZI || 34

2.8K 144 226
                                    

Tak kerasa yah udah sampai part 34 saya nulis cerita ini. Semoga cerita saya ini bisa menjadi buah bibir teman-teman sekalian dan sangat terhibur dengan cerita saya.

Ada baiknya, sebelum membaca tinggalkan jejak yah teman-teman, seperti Vote dan komennya.

Komen typo juga...
200 target komen yah👍🙏

Langsung baca aja!

Happy reading

 










"Ini tempat yang pernah gue datangi, karena Kenzi pernah nyuruh gue buat jumpai dia di sini," jelas Zeira dan menunjuk club yang di depannya itu. Seperti pertama kali berkunjung, tempat itu selalu ramai dan bising walau mereka masih di luar.

Aylen mengalihkan pandangannya dan menatap Zeira dengan mata menyipit. "Hayo... lo ngapain coba ke sini? Ngaku Zei! Gak boleh bohong sama bestie lo!" ujarnya dan menunjuk wajah Zeira dengan sengit.

Zeira membulatkan matanya dan menyentakkan tangan Aylen dari depan wajahnya. "Ngadi-ngadi lo! Lo pikir gue cewek apaan? Malahan pulang dari sini gue malah kena marah dari papah! Nyesel gue nurutin si Kenzi waktu itu!"

"Emangnya apa yang lo lakuin sama si Kenzi? Gak ada yang aneh-aneh kan?" Kali ini Mika lah yang bertanya.

"Heh!! Mulut lo mau gue robek tuh!" ancam Zeira mengikuti ancaman Kenzi biasanya.

"Lo bukan Kenzi, Zei!" ujar Mika dan tertawa kecil.

Zeira mendengus tak suka dan memutar mata jengah nya.  "Udah ah... kita langsung masuk aja, gue mau cepat-cepat pulang. Gak suka gue ke tempat beginian!"

Aylen dan Mika mengangguk setuju dan menghentikan tawa mengejek mereka kepada Zeira. Ketiga gadis itu berjalan serempak masuk ke club yang ribut, bising, dan ramai itu dengan langkah hati-hati dan tangan ketiganya juga saling bertautan.

"Gue belum pernah ke tempat beginian," celetuk Mika.

"Gue juga, Mik," sahut Aylen dan matanya langsung menelusuri setiap sudut ruangan itu.

"Ck! Lo berdua bisa diam gak! Lo pikir gue gak takut apa di sini! Sekarang kalian fokus aja nyari si Chelsi, pasti di sini sih tuh orang," ujar Zeira mendumel. Tatapan gadis itu menatap para manusia yang berada di sana satu persatu.

"Chelsi benaran di tempat beginian?" tanya Aylen menghiraukan ucapan Zeira tadi.

Mika mengangguk mantap. "Gue yakin bangat. Tadi pas gue lagi telponan sama tuh orang, yang kedengaran yah cuman bising kek gini...," jawab Mika.

"Terus di mana? Mungkin aja kan dia gak di sini? Kita cari tempat lain aja," ujar Aylen. Nada suara gadis itu juga terdengar jelas ketakutannya.

"Ck! Diam boleh gak!! Kita cari aja dulu, dia pasti ada di sini," ujar Zeira dan berdecak tak suka mendengar sungutan Aylen barusan.

Aylen dan Mika menghembuskan  nafas pelan dan hanya bisa mendumel sambil membatin saja, entah siapa yang sedang dia rutuki sekarang.

"Ah... ikut gue!!" celetuk Zeira dan menarik tangan kedua temannya itu agar mengikutinya. Tapi itu terlihat sangat sulit.

"Kemana Zei! Kita gak kenal siapa-siapa di sini, gue takut lho ketemu sama om-om hidung belang!" sungut Aylen dan merapatkan tubuhnya pada tubuh Zeira.

"Mangkanya, justru gue ngajak kalian itu biar kita ketemu sama Kenzi dan teman-temannya, biar kita minta tolong sama mereka buat bantuin kita nyari Chelsi. Paham sampai sana?" tanya Zeira dan menghembuskan nafas lelehnya.

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang