KENZI | 32

3.3K 163 162
                                    

Tinggalkan votenya guysss...

Komen typo juga yah...

Kalau boleh share juga...

Happy reading

  




"Dan... larang gue temanan sama lo!"

Kenzi mengerutkan keningnya dan menatap Zeira lekat-lekat. "Lo mau?" tanyanya memastikan.

Zeira nampak terdiam dengan pemikirannya. Tatapannya juga sulit diartikan kepada Kenzi. "Nggak," cicit gadis itu menjawab.

Perlahan ujung bibir Kenzi tertarik ke atas. "Dengarin apa kata hati lo. Bukan papah lo. Karena dia ga tau apa-apa tentang yang lo rasakan sekarang. Mungkin aja lo merasa nyaman sama seseorang tapi malah disuruh papah lo jauhin. Menurut lo itu bagus gak buat lo?"

"Jadi ceritanya lo lagi ceramahin gue nih?!"

"Ck! Dengerin dulu. Kalau suatu saat nanti hal yang sama terulang lagi, dengarin apa kata hati lo. Bukan cuman gue aja nantinya yang akan papah lo larang temanan sama lo. Masih banyak lagi. Dan gue juga gak bakal selamanya ada buat ceramahin lo!"

Zeira terkekeh dan mengangguk paham saja. Tapi tatapannya hanya menatap kakinya.

Kenzi menghela nafas melihat keterdiaman Zeira. "Zei..." panggilnya membuat gadis itu mendongakkan kepalanya. Menatap dirinya dengan tatapan sendu seperti takut akan sesuatu.

"Hari ini ada pasar malam. Lo mau ikut gak?"

"Kan gue udah bilang, papah gue larang gue keluar malam. Nanti bisa-bisa kena usir benaran gue dari rumah gue ini!" jawab Zeira dan kembali menjelajah kan matanya.

"Papah lo kan lagi keluar kota. Gak bakal ada yang tau kali! Ayo buruan!" ajak Kenzi Khekeh dan menarik tangan Zeira. Tapi gadis itu tidak mau bangkit.

"Tapi Ken..."

''Gue jamin deh gak bakal ketahuan sama papah lo. Btw ini tawaran satu kali dalam seumur hidup lo dari gue," ujar Kenzi membuat Zeira menautkan kedua alisnya.

"Maksud lo?"

"Akhh... banyak nanya, banyak mikir, pusing gue tau gak bicara sama lo! Intinya gini, lo mau ikut atau nggak? Gue mau pergi nih! Lebih baik gue ngajak pacar gue yang lain!"

Zeira entah kenapa spontan saja membulatkan matanya dan langsung menggeleng tegas. "Oke-oke. Gue ikut!" jawabnya cepat dan antusias dan kini malah Kenzi yang menatapnya bingung.

"Lo kenapa? Lo cemburu kalau gue ajak pacar gue yang lain?"

Zeira merutuki kebodohannya. Bagaimana mungkin dia menunjukkan reaksi seperti itu kepada Kenzi. Bodoh memang!

"Gak! Udah ayo! Sekarang kenapa lo yang banyak tanya sih?" tanya Zeira kesal dan mendumel tak jelas. Pipinya juga sudah memerah karena Kenzi tak ingin lepas menatapnya.

Kenzi mengangguk pelan. "Tapi lo lewat pintu aja. Kalau boleh gak usah ada yang tau lo keluar. Termasuk art. Sana!"

"Tapi kenapa?" Zeira belum mau bergegas keluar.

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang