KENZI || 38

2.9K 135 23
                                    

Utamakan votenya kawan, bantu tembus 10k vote. Nanti bakal double up kalau udah tembus segitu. Komen terus yah



Happy reading




 
 

Saat Kenzi sampai di rumahnya, dia kembali mendengus saat melihat kedua orang tuanya yang diam membisu dan saling berhadapan.

Kenzi berdehem membuat kedua orang tuanya itu menoleh menatapnya. Kenzi berjalan ke arah sofa yang berada di ruang keluarga dan duduk di sebelah mamahnya itu.

"Tumben kamu pulang," ujar Roy dan memicingkan  matanya menatap Kenzi dengan satu alis terangkat.

Kenzi berdecak kesal dan menatap papahnya itu dengan tatapan mendelik tak suka. Kenzi menghela nafas dan memijit pelipisnya dengan sangat pelan.

"Bersyukur gue pulang, tua Bangka," ujar Kenzi dan mengalihkan pandangannya.

"Belum sopan juga kamu, hah?!!"

"Sopan? Memangnya kapan saya diajari sopan santun sama kedua orang tua saya? Bahkan kalian saja selama ini hanya mengejar harta, dan kalian berfikir bahwa dengan uang kalian, gue bisa bahagia. Ck! Enggak!! Gak bakal bisa. Bahkan kadang gue iri sama teman-teman gue, walau mereka hanya orang sederhana, tapi mereka keluarga harmonis, gak tipu-tipu. Mereka gak kekurangan kasih sayang."

Kedua orang tua Kenzi terdiam dan saling pandang. Terlihat keduanya memiliki gengsi yang sangat besar. Dan nampaknya mereka malu dengan ucapan Kenzi.

"Ken..." panggil Mamanya membuat Kenzi menoleh dan menatap wanita itu.

"Mama minta maaf nak, tapi ini demi kebaikan kita semua. Mama kerja buat cari uang, begitu juga dengan papah kamu. Kamu harus paham sampe ke sana, nak," ujar wanita itu membuat Kenzi memutar mata jengah.

"Kalian sama aja!! Cuman mentingin diri sendiri. Egois tau gak!!"

"Kenzi!! Tutup mulutmu sialan!! Kami kerja untuk kamu juga, jangan bangga jadi beban keluarga kamu!!" bentak Roy dan menunjuk wajah Kenzi dengan amarah emosi yang meluap-luap.

Kenzi tersenyum miris. "Buat gue?! Heh gue udah pernah bilang kalau gue punya uang sendiri!! Jangan alasan kalian!!"

"Kurang aja!!"

Plak

Satu tamparan mendarat ke pipi Kenzi hingga pemuda itu terdiam seribu bahasa dan menatap kosong ke bawah. Tapi beberapa menit kemudian,   Kenzi mendongakkan kepalanya dan menatap papahnya itu dengan seringai nya.

Sedangkan mamahnya, dia sudah menutup mulutnya syok. "Apa yang kamu lakukan?" tanya wanita itu tepat menunjuk Roy. Dia tidak suka anaknya dipukul seperti itu.

"Biar dia lebih sopan!! Jangan membelanya sekarang!!" ujar Roy dan menatap istrinya itu dengan tatapan sengit dan penuh peringatan.

Kenzi yang melihat drama dalam keluarganya pun hanya bisa tersenyum pilu. Kapan keluarga mereka akan menjadi keluarga harmonis seperti yang orang-orang dengarkan?

"Jangan mengandalkan suara tua anda tua Bangka!!" celetuk Kenzi membuat Roy membulatkan matanya dan mengerang marah. Tangannya juga terkepal siap memukul wajah tampan anaknya yang kurang ajar itu.

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang