KENZI || 19

5.5K 181 1
                                    

Tebar Votenya saudara-saudara ku.
Terima kasih karena masih setia menunggu cerita saya ini.


Happy reading

 



Kenzi mendesah sakit saat memasuki rumahnya, yang dia dapatkan malah pukulan tepat pada bagian pipinya. Pemuda itu sekarang malah sudah terduduk di lantai sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah segar.

Jika ditanya siapa pelakunya, sudah tentu itu adalah ulah Roy-- papahnya.

Kenzi memicingkan matanya dan menatap pria paruh baya yang masih berdiri di depannya dengan tangan yang berada di kedua sisi pinggangnya dan tatapannya tak pernah luntur dari wajah Kenzi.

Dapat Kenzi prediksi, pria itu marah karena dia tidak mengangkat telponnya yang hampir 50 panggilan tadi dia temukan pada ponselnya. Tak heran lagi jika pria itu marah besar sekarang.

"Berdiri!" perintah Roy dengan suara dingin dan khas penekan.

Kenzi terkekeh geli dan berdiri dengan malas. Walau sudah terkena pukulan keras, Kenzi masih bersikap santai dan biasa saja.

"Apa yang udah kamu lakuin hah?!"

"Apa? Gue gak ngerasa lakuin apapun terhadap anda," jawab Kenzi santai.

"Anak durhaka!! Setelah apa yang kamu lakuin di sekolah, kamu bilang gak lakuin apa-apa?!! Mau ditaruh di mana muka papah kamu buat karena geng motor kamu itu?!!"

Kenzi tertawa kecil dan menatap Roy dengan tatapan memicing tak suka. "Mungkin di surat kabar, biar papah lebih terkenal lagi. Kan jarang-jarang surat kabar membahas kehancuran keluarga Dibra. Yang Kenzi baca selalu tentang kehidupan harmonis keluarga Dibra, padahal bullshit!"

Roy mengeraskan rahang nya dan siap memberi pukulan pada Kenzi, namun dengan sigap pemuda itu menahan kepalan tangan besar Roy dan tertawa mengejek papahnya itu. "Udah tua juga! Gak bakal mempan lagi lawan yang lebih muda."

Plak

Karena pukulan tidak dapat terjadi, maka yang Kenzi dapat malah tamparan keras dari papahnya yang menamparnya menggunakan tangannya yang satu lagi hingga Kenzi melepaskan tangan papahnya yang dia pegang tadi.

"Gak sopan!! Mau kurang ajar kamu sama papah kamu sendiri?!! Gak pernah diajarin kamu hah?!!"

"Diajarin di sekolah sih pernah. Kalau di rumah sih kalau dipikir-pikir jarang yah... ah ralat, maksud gue gak pernah," jawab Kenzi terlalu santai dan malah menambah emosi pada papahnya itu. Dan sangat jelas Kenzi berucap sambil menyindir kedua orang tuanya.

"Bajingan!! Sekarang jawab papah! Apa yang udah kamu lakukan si sekolah kemarin?!! Banyak yang hancur karena ulah kamu dan geng motor kamu! Sekarang banyak orang tua siswa yang mengeluh karena kekacauan yang kamu buat. Kamu mikir gak sampai kesitu?!"

"Ck! Gue koreksi yahh!! Bajingan itu anda, anak anda juga minimal bajingan lah. Dan masalah sekolah, itu biasa... kan yang sekolah di sana anak muda semua, bukan orang tua atau berumur." Kenzi menjawab masih dengan sikap santai nya, dan Roy yang semakin emosi dan amarahnya kian meluap-luap.

"Kamu mau papah ratakan markas kamu itu?!! Tongkrongan kamu itu membawa pengaruh buruk, bahkan sampe-sampe membuat sekolah hancur."

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang