KENZI || 24

4.4K 204 51
                                    

Hallo guysss... El up date lagi nih. Ada yang kangen gak? Sama author atau Kenzi gitu?

Gak ada yah... sayang bangat. Padahal author juga kangen bat ama lo semua...

Oke kalau mau baca tinggalkan vote dan komennya yah... El tunggu nih sampe bentuk gunung votenya, alias banyak... gak nyambung yah? Wkwkwk... suka ngelawak gue.

Follow instagram El juga: @wattpad_Elshiii dan @its_evi.en


Happy reading






Flasback

Zeira kecil menatap rumah besar yang di depannya dengan keringat yang membanjiri pelipisnya. Tak ingin menunggu lama, dia berlari memasuki rumah besar itu. Dia berlari masuk ke ruang keluarga, dapur, taman belakang, area kolam renang, hingga akhirnya dia kembali masuk ke ruang keluarga dengan kepala mendongak ke lantai dua.

"Ava di mana sih? Katanya mau main," tanyanya dan menghapus keringat di pelipisnya menggunakan tangan mungil nya itu.

Sedari tadi, art atau maid yang di sana hanya geleng-geleng melihat tingkah lucu Zeira. Kenapa harus lari coba gadis kecil itu saat di rumah? Pikir beberapa art.

"Ck! Pasti Ava belum bangun juga," ujarnya dan kaki mungilnya langsung berlari ke lantai atas menuju kamar Avanya.

Tanpa Ingin mengetuk pintu kamar Ava, Zeira langsung menerobos masuk dan mengedarkan pandangannya. Dan tatapannya terkunci kepada seorang anak laki-laki yang duduk di sofa sambil menangis dengan suara teredam bantal.

"Hei Ava!! Kamu nangis lagi," celetuk gadis kecil itu dan menghampiri Kenzi. Dia duduk di sebelah Kenzi dan menatap bocah kecil itu dengan tatapan datar.

"Aku nunggu kamu di taman udah lama lho," ujar Zeira dan menghela nafas. Gadis mungil itu bersandar ke sandaran sofa dan kakinya berusaha menyentuh lantai sehingga posisinya sudah tidur dengan badan bengkok.

Kenzi tidak menyahut dan terus menangis.

"Hei... kenapa kamu nangis sih? Gak senang yah aku di sini? Yaudah aku pulang dulu deh. Kita mainnya besok aja," ujar Zeira dan dia berdiri dari sofa itu.

"Bye," ujar gadis itu ketus dan melangkah keluar dari sana.

Tapi belum sempat keluar sepenuhnya dari kamar Kenzi, dia sudah dipanggil oleh bocah kecil itu. "Ei... jangan pergi. Katanya mau main."

Zeira berbalik. "Main tapi nangis. Gak seru ah."

Kenzi menggelengkan kepalanya dan mengusap air matanya itu dengan kasar. Dengan paksa dia mengembangkan senyumannya.

"Gak nangis kok. Lihat! Ava gak nangis lagi."

Zeira mengangguk paham dan mendekat ke arah Kenzi. Dia kembali duduk di sebelah bocah laki-laki itu. "Ava kenapa nangis?" tanya Zeira dengan suara pelan dan penuh perhatian.

Kenzi terdiam sebentar. "Mm... Papah sama mama gak pulang semalam, padahalkan semalam mati lampu, Ava takut dan gak tau harus ke mana."

Kenzi bukan BerandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang