08. Neo

23.3K 2.2K 69
                                    

Kegiatan di ruang kesehatan berhasil Elang hentikan setelah membantu Saka 'cum' sekali dan dirinya langsung kabur ke kamar mandi, tentu saja untuk menenangkan harimau ganas dibawah sana.

Elang beralasan bahwa mereka ada kelas nanti dan Saka yang belum makan siang, tidak seperti dirinya.

Tentu Elang dapat melihat raut wajah kecewa Saka, tapi Elang tidak mau kegiatan wleowleo pertama mereka dilakukan sebelum tunangan, terlebih di ruang kesehatan.

Dia tidak ingin berbagi suara memabukkan yang dihasilkan kekasihnya pada orang yang mungkin saja tidak sengaja lewat.

Walaupun agak berotak selangkangan, gini gini Elang lumayan tau tempat. Pengendalian dirinya sudah berada di level yang bisa diacungi jempol.

Rasanya Elang saat ini ingin mengunci Saka dikamarnya dan tidak membiarkan siapapun melihat kekasih kecilnya. Karena Saka adalah milik Elang seorang.

◇◇◇

Saat ini Elang dan Saka sedang ada di kantin bersama teman Saka, Shion Argantara dan Vaneo Rahendra.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Shion adalah kekasih Bara dan seorang beta. Sedangkan Neo adalah omega resesif yang belum memiliki pasangan.

Bara dan Rendra terpaksa tidak bisa ikut karena mengurus kesalahan input nilai dengan salah satu dosen yang mengampu matkul praktek mereka.

Mereka makan dengan Elang yang asik memandang wajah Saka. Elang tidak makan karena sudah makan bersama Bara dan Rendra sebelumnya.

Dirinya hanya menikmati kopi yang dipesan sebelumnya.

[Berkas untuk hadiah misi berupa kepemilikan villa di pegunungan sudah ada di meja kerja, Tuan]

"Hm? Misi apa?"

[Sebenarnya untuk masalah menyelamatnya tuan Saka termasuk misi. Saya minta maaf karena tidak memberitahu detailnya. Saya takut karena tuan sangat seram tadi T 🙏 T]

"Makasih again, kerja bagus," jawab Elang sambil terkekeh. Lucu juga sistemnya ini. Seperti anak kecil saja.

Saka yang melihat Elang terkekeh menoleh bingung, "Kenapa kamu ketawa ketawa?"

Elang menatap balik Saka. Bukannya menjawab pertanyaan kekasih kecilnya, Elang malah mendekatkan wajahnya dan menjilat sebutir nasi yang ada di sudut bibir Saka.

"Jorok ih!" kesal Saka malu.

Shion dan Neo jengah melihat keuwuan pasangan didepannya ini, mereka seperti sedang menonton drama dengan karakter utama yang disorot lampu terang dan muncul bunga bunga bermekaran dari belakang.

"Kalian ada kelas habis ini?" tanya Neo basa basi.

"Gue sama Elang ada," jawab Saka.

"Gue gak ada," ucap Shion sembari menggeleng.

Saka menopangkan tangannya dan melihat ke kedua temannya, "Kalian mau pulang berarti?"

Saka bertanya karena Neo memiliki jadwal matkul yang sama dengan Shion hari ini. Jadi bisa dipastikah bahwa Neo juga tidak ada kelas lagi.

Shion menggeleng, "Gue nunggu Bara bentar terus mau hangout," ucapnya lugas.

"Hangout apa ngedate?" tanya Neo menggoda Shion yang langsung membuat wajah beta itu merona.

Saka tertawa pelan, "Lo langsung pulang, Ne?"

Neo mengangguk, "Gue mau persiapan kerja," jawab Neo seadanya.

Elang disini cuma nyimak pembahasan para uke. Bingung juga mau nimbrung apa karena nggak paham sama pembahasannya.

Shion menoleh ke Neo, "Oh iya, gimana nenek lo?"

"Masih stabil untungnya," jawab Neo.

"Lo beneran gamau kita bantu biaya rumah sakit aja, Ne?"

Bukannya apa, Neo tidak seperti Saka yang beruntung lahir di keluarga kaya dan Shion yang ibunya memiliki usaha dibidang kuliner hingga membuka beberapa cabang.

Kedua orang tua Neo sudah meninggal dan dirinya sekarang hidup berdua dengan neneknya. Tetapi karena usia, nenek Neo harus dirawat dirumah sakit.

Hal itu membuat Neo harus mencari lebih banyak pekerjaan untuk menutupi biaya tagihan rumah sakit neneknya.

Neo memunculkan wajah protes, "Mending lo cariin gue kerjaan aja, deh. Gue temenan sama kalian bukan untuk uang," ucapnya sok cemberut.

Neo terkadang kesal karena Saka dan Shion beberapa kali memaksa untuk membiayainya. Kesal dalam artian jengah sebenarnya. Karena Neo tau, maksud kedua sahabatnya itu baik.

Tapi Neo bukan orang seperti itu, rasanya tidak etis kalau dia memanfaatkan kekayaan kedua sahabat tersayangnya itu. Neo bahkan sudah bersyukur karena bertemu dengan sahabat yang mau menerimanya apa adanya.

Itu saja sudah cukup. Karena uang masih bisa dicari, tapi sahabat belum tentu bisa datang dua kali.

Saka dan Shion tersenyum, itulah mengapa mereka harus selalu melindungi teman kecilnya ini. Ditambah Neo adalah omega resesif yang rentan mendapatkan intimidasi entah dari alpha atau omega dominan lain.

"Emang lo masih kurang ambil kerja?" tanya Elang yang daritadi menyimak.

"Gue mau tambah tambah ajasih, malem masih bisa buat gue kerja. Tapi jarang ada yang mau nerima omega kecil bantet macem gue," curhat Neo. "Padahal gue kuat!" ucapnya sambil sok menunjukkan otot lengannya, tapi yang bisa mereka lihat adalah lengan kecil putih tanpa otot.

Saka dan Shion tertawa melihat kelakuan Neo dan Elang hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Otot katanya," nyinyir Shion yang langsung dipelototi Neo.

"Lo bisa ngatur cafe atau semacamnya?" tanya Elang.

Sebelum Neo menjawab, Shion sudah menjawab dulu, "Dia jago! Resto mama gue waktu itu dia yang bantu aturin sampe sekarang juga masih bantuin,"

Elang mengangguk paham, "Gue rencana buka cafe, lo mau jadi managernya? Nanti sama asisten gue juga,"

Neo menatap Elang berbinar, "Mau mau mau!!!"

"Yaudah, nanti kalo udah siap biar Saka yang hubungin,"

Saka menatap Elang heran, "Kok aku sih?"

Elang mencium pipi Saka sekilas, "Biar kamu nggak curiga, apalagi cemburu,"

Saka memukul pelan bahu Elang, "Pede banget!"

Neo dan Shion tertawa, "Tapi iya Ka, hati hati loh, laki lo mayan bisa menarik hama hama nih gue liat liat,"

"Biarin aja, kan dia sukanya cuma gue," jawab Saka kepedean.

Neo bertepuk tangan, "Mantap bu boss, anjay slebew,"

Mereka tertawa bersama menikmati kebahagiaan di sela jam istirahat mereka tanpa terganggu hama yang sedari tadi menatap mereka dari bangku ujung.

Lelaki di bangku ujung itu mengepalkan tangannya, "Harusnya gak kayak gini, awas aja kalian!" batinnya kesal.

"Udah selesai?" tanya lelaki didepannya. Lelaki tadi langsung mengubah ekspresinya menjadi ekspresi lembut dan tersenyum cerah.

"Udah kak,"

"Yaudah, ayo gue anter pulang,"

Mereka berjalan beriringan keluar dari kantin tanpa diperhatikan oleh siapapun.

◇ TBC ◇

Maafff bgttt gue gaberani nulis adegan 21+++ yg hots hots karena masih puasa 😭

Pdhl tangan gatel ingin menulis itu aaaaaa

Yasudahdeh mau kekmana lagi ya? Makasih yg udah dukung votement hehe, semoga suka sama alurnya yaa.

Padahal ni ceria abstrak begini kok ada yg suka, heran gue 😭

See you next chapter! 🙆‍♀️

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang