32. Panggilan

6.7K 832 37
                                    

Elang saat ini sedang menuju ke villa milik Rangga yang ada di perbatasan kota.

Setelah memberi perintah kepada anak buahnya di Orthos maupun perusahaan, ditemukan beberapa petunjuk. Salah satunya hal ini.

Benar, laporan yang tadi dibisikkan oleh Daniel adalah mengenai villa milik Rangga yang didapat dari anak buahnya setelah diberitahu oleh Rendra.

Villa yang kemungkinan besar menjadi tempat disembunyikannya Saka karena lokasinya yang lumayan terpencil.

Tapi sayangnya, saat tiba di villa kedua, hasilnya tetap sama. Tidak ada Saka.

"Argh bangsat!" teriak Elang emosi sambil menonjok bagian depan kap mobil, lalu mengacak acak rambutnya frustasi.

Keadaan Elang saat ini tidak bisa dibilang baik baik saja, dengan jas dan dasi yang sudah dilepas serta kemeja yang sudah kusut tidak beraturan.

Suara dering handphone dari Daniel dan perbincangannya dengan orang diseberang menjadi satu satunya suara yang terdenger.

Bodyguard dan anak buah lain tidak berani bersuara setelah melihat kondisi Elang yang rasanya akan memakan siapa saja yang mengganggunya saat itu juga. Ditambah feromon marah yang dikeluarkan alpha itu, membuat beta sekalipun dapat merasakan aura yang tidak mengenakkan.

Daniel berjalan tergesa kesamping Elang, "Lang, kita harus ke daerah utara!"

Elang menoleh lalu langsung masuk mobil diikuti Daniel, "Jelasin," ucapnya sambil menyetir.

"Gue dapet info dari mata mata yang lo suruh ikutin Rangga kalau dia ke daerah utara. Awalnya gue kira dia mau kabur, tapi gue dapet info juga kalau ada gedung gak dipake disana dan beberapa kali Rangga sering ditemuin menuju kesana,"

Elang mengangguk paham, "Bukannya itu perbatasan sama laut?"

"...Iya. Dari fotonya, gedung ini ada di tengah jalan menanjak dikelilingi jurang. Cuma ada 1 jalan utama dan salah sedikit aja bakalan ketemu sama laut lepas," jelasnya lagi, Daniel semakin khawatir dengan adiknya jika begini.

"Fuck! Kita terlalu jauh jaraknya karena ada di perbatasan. Lo langsung hubungi yang lain buat menuju kesana, kita bawa banyak orang." titah Elang yang diangguki Daniel.

Ditengah perjalanan, handphone Elang berdering dan menampilkan nomor tidak dikenal. Awalnya Elang mengabaikannya, tapi karena sudah ketiga kalinya berdering, dirinya langsung mengangkatnya.

"E-elang...?" cicitan kecil terdengar dari sebrang.

Elang langsung mengerem mendadak dan keluar dari mobil untuk pindah ke kursi belakang. Dirinya menyuruh salah satu anak buah yang tadinya mengikuti di mobil belakang untuk menggantikannya.

"Sayang? Hey? Kamu gapapa?" Elang rasanya ingin merengkuh orang yang ada diseberang telepon itu, dirinya sangat merindukan kekasih kecilnya ini.

Elang meloadspeaker panggilan itu agar Daniel dapat mendengar juga.

"Gak tau... aku- aku takut," suara isakan terdengar, hati Elang rasanya langsung tertikam benda tajam karena merasa gagal menjaga si kecil.

"Tenang oke? Aku minta tolong kamu buka dulu gpsnya, aku sebentar lagi sampe disana ya?"

Hening sejenak, "...udah,"

Elang dengan sigap langsung menyambungkan lokasi dari tempat Saka dan memberikan aksesnya kepada anak buahnya yang saat ini masih terus mengorek informasi.

Elang juga meminta Daniel untuk mengkoordinasikan beberapa tim guna mengepung daerah sekitar, agar tidak ada celah sedikitpun untuk Ivanno dan Rangga kabur.

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang