29. After Rut

12.8K 1.1K 67
                                    

Saka terbangun saat merasakan sinar matahari yang masuk lewat jendela. Dirinya terdiam, memproses serangkaian 'kegiatan' yang telah dia lalui.

"Gila!" kata pertama yang pertama kali keluar dari bibir kecilnya itu.

Saka tertegun mendengar suaranya, serak. Saka malu.

Dirinya teringat dengan banyaknya 'suara' yang telah dia keluarkan selama kegiatan itu. Tenggorokannya terasa tidak nyaman sekarang.

"...Tapi enak sih," batinnya.

Saka menoleh kebelakang, Elang masih menutup matanya dengan lengan yang melingkar di perut Saka.

Saka bergerak sedikit, ingin berusaha melepaskan diri. Tapi di saat itulah dia merasakan suatu hal yang janggal.

"Belum dilepas!" pekiknya dalam hati saat merasakan milik Elang yang masih 'bersarang' dibagian bawahnya.

Saka diam, takut untuk bergerak. Jujur saja, kakinya masih sedikit bergetar.

Dirinya lelah. Lengket.

Yah, walaupun memang Elang sudah membersihkannya, tapi tidak sesempurna itu! Elang hanya membilasnya tanpa memandikannya.

Dirinya sangat butuh mandi!

Saka masih ingat kalau Elang habis menggempurnya habis habisan. Entah berapa kali Saka tertidur karena kelelahan atau kehilangan kesadarannya di tengah kegiatan itu.

Setiap dirinya bangun, mereka akan melakukannya lagi. Sudah tak terhitung berapa 'gaya' yang mereka lakukan.

Semua seluk beluk di villa ini mungkin sudah ternodai dengan cairan dan feromon mereka berdua.

Bisa Saka pastikan kalau mereka melakukannya lebih dari sehari. Karena ada suatu ketika dimana Saka terbangun saat matahari bersinar lalu terbangun lagi saat malam hari, hal itu berlangsung beberapa kali.

Untung disela kegiatan mereka Elang masih menyempatkan memberinya susu dan air mineral untuk mengisi perutnya.

Yah, walaupun akhirnya mereka malah melakukan hal itu di dapur.

Saka berusaha memajukan badannya dan mendorong milik Elang untuk keluar dari lubangnya, sungguh saat ini badannya sudah sangat lelah. Butuh tenaga ekstra untuk melakukan hal ini.

"Dikit lagi..." gumamnya pelan saat merasakan milik Elang yang hanya tersisa ujungnya.

Saka terlalu fokus hingga tidak merasakan tangan Elang yang berpindah melingkar disekitar pinggangnya lalu dalam sekejab langsung mendorong untuk memasukkan kembali milik Elang kedalam sarangnya.

"Akhh!" desah Saka kaget sambil melotot.

Saka menoleh kebelakang dan mendapati Elang yang menatapnya sambil tersenyum miring.

Saka mengelus pelan tangan Elang di pinggangnya, "Elang udah... aku mau mandi... capek..." ucapnya melas.

Seakan abai, Elang malah mendempetkan badan keduanya, dirinya memaju mundurkan miliknya pelan, "Morning seks, Sayang?" ucapnya dengan suara serak sehabis bangun tidur.

Saka merengut ingin protes, apakah tidak cukup Elang menggempurnya dari kemaren?

Ditambah, dirinya sudah tidak ada tenaga untuk mendesah! Suaranya habis!

"No... Elang, nghh, udah..." ucapnya sambil mendorong pelan perut Elang.

Elang mendekatkan wajahnya ditengkuk Saka, mencium pelan gigitan tanda permanen yang ada di atas kelenjar feromon sang omega sembari menjilatnya sensual.

"Please? Baby, sekali saja," ucap Elang memohon.

Saka menghela nafas, ingin menolak tapi pasti tidak didengar, dirinya hanya memasrahkan dirinya ke Elang.

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang