30. Hukuman

12.9K 1.1K 32
                                    

Saka dan Elang saat ini sedang duduk didepan kedua orang tua mereka. Ada Daniel juga.

Setelah mengobrol dengan Elang perihal alur novel, sekarang Daniel sedang berusaha memperbaiki hubungan keluarganya pelan pelan.

Selain itu, dirinya juga akan fokus mendekati Rendra. Tanpa peduli dengan alur 'yang seharusnya terjadi'.

Toh, dari awal juga semua sudah tidak berada pada tempat yang semestinya.

Saka menunduk dalam sambil meremat tangan Elang yang ada di genggamannya.

Sebenarnya, yang dikatakan Daniel dulu saat membela Ivanno itu sebuah fakta. Saka sangat dimanjakan oleh keluarganya.

Bahkan, sebelum Daniel kenal Ivanno, dirinya juga sangat sayang pada Saka.

Makannya selama ini keluarga Saka diam saja melihat tingkah laku yang telah Saka perbuat.

Asal tidak sampai membahayakan nyawanya sendiri, termasuk mengejar Elang.

Floren dan Raja diam saja karena berpikir itu dunia anak muda. Jatuh cinta itu wajar. Mereka juga berani membiarkannya karena aksi Saka memang belum terlalu ekstrem.

Paling parah ya cuma menguntit Elang aja, mengikuti semua kegiatan Elang. Tapi Saka belum sampai ditahap mengganggu ruang lingkup pribadi Elang.

Jadi, Saka memang belum pernah dimarahi sama sekali. Selain saat ditolak Elang, dirinya belum pernah berada dalam posisi terintimidasi seperti ini.

Oleh karena itu, dihadapkan dengan 5 orang secara bersamaan dengan suasana mengintimidasi seperti ini membuatnya takut. Apalagi orang itu adalah keluarganya sendiri.

"Saka." panggil Raja, saat melihat anaknya yang menunduk takut.

"Iya, ayah..." jawab Saka pelan masih sambil menunduk.

"Elsaka, lihat orang yang mengajakmu bicara." ucap Raja tegas yang membuat Saka mau tidak mau harus menatap kearah ayahnya.

"Maaf, Saka salah..." ucapnya pelan sambil menatap Raja.

Floren melihat ke arah anak bungsunya itu, "Apa salahmu?"

Saka menoleh ke Floren, memainkan tangan Elang karena gugup, "Saka—Saka itu, Saka gituan sama Elang..."

"Pftt...," tawa tertahan terdengar dari Daniel yang duduk di single sofa, dia mendatarkan wajahnya kembali, "Ekhem, maaf, silahkan dilanjut,"

Yang lain tersenyum tertahan saat mendengar jawaban imut yang keluar dari Saka. Apalagi Elang, rasanya dirinya ingin memakan Saka lagi.

Saka menatap bingung ke arah Daniel lalu kembali menatap Floren, "Maaf, bunda..., soalnya kelamaan kalau nunggu nikah dulu,"

"Uhuk!" Elang terbatuk saat mendengar alasan Saka, dirinya langsung meminum kopi yang disediakan diatas meja. Lumayan kaget dengan jawaban Saka.

Elang menoleh ke arah Saka, mengcup pelan pipi Saka, "Permasalahannya bukan itu, Sayang..." ujarnya yang sontak membuat Saka menatap Elang aneh.

"Terus apa? Bukannya emang kita habis gituan?" tanyanya bingung.

Reeiz tertawa, diikuti dengan Daniel dan kedua orangtua Saka yang terkekeh geli.

"Sumpah, menantuku gemes banget yang...," ucap Reeiz sambil menggigit pelan jari Alex. Melampiaskan kegemasannya.

Alex menggeleng pelan, "Menantu kita, Sayang,"

Saka masih loading, dirinya bingung dengan situasi saat ini. Elang mengelus pelan rambut Saka, "Masalahnya itu di bagian yang kamu nggak bilang dulu kalau mau nyusul aku,"

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang