23. Erland

10.9K 1.1K 72
                                    

"Kita mulai... adek ipar?"

Elang mengernyitkan dahinya tidak suka saat mendengar sapaan yang keluar dari mulut manusia didepannya ini.

Elang berdecih, "Kalau orang di depan gue masih dengan jiwa yang sama, pasti gue bakalan seneng banget karena udah dapet restu." sinisnya.

Elang tersenyum miring menatap ke mata orang di depannya, "Iya kan bang Daniel? Atau... Erland?"

Tawa sinis langsung terdengar dari Daniel, "Lo gak berubah ya, malah makin menyebalkan."

Elang menggedikkan bahunya acuh, menyandarkan tubuhnya ke sofa, "Gue masih gak ngerti kenapa lo gak ada pergerakan sebelum gue dateng ke dunia ini,"

Daniel menatap Elang, "Gue sama lo beda, jiwa gue gak menyatu sama jiwa tubuh ini. Terlebih, gue cuma tau alurnya dari buku yang kita baca waktu itu,"

"Terus? Kenapa lo tetep asingin Saka? Lo sering bilang kalau pengen banget punya adek," ucap Elang bingung.

Walaupun raga didepannya ini sama dengan orang yang telah menyakiti kekasihnya, Elang tidak bisa menghakimi seenaknya.

Terlebih, Elang tau kalau jiwa 'Daniel' sudah tergantikan dengan jiwa 'Erland'.

Daniel menghela nafas, "Gue cuma jiwa asing yang nyasar kesini, Lang. Gue gak mau ubah tatanan dunia cuma gara gara ego gue sendiri,"

Elang mengangguk paham, sesuai dugaannya kenapa Daniel yang sudah 'dirasuki' jiwa Erland tidak bergerak sama sekali.

Sebenarnya Daniel beberapa kali berusaha kabur dari beberapa alur yang seharusnya terjadi dengan cara tidak membuat masalah untuk tokoh lain.

Tapi, ujung ujungnya Daniel tetap melakukan alur yang memang seharusnya terjadi karena tingkah dari Ivanno.

Sebagai contoh, saat Daniel menampar Saka. Disitu Daniel atau Erland masih mempercayai Ivanno sebagai protagonis yang polos dan tidak ada salah.

Tapi setelahnya, dirinya tertampar oleh realita bahwa Ivanno tidak bertingkah 'seperti yang seharusnya'. Ivanno tidak sesederhana yang dia pikirkan.

Lantas, mengapa dirinya harus memaksakan diri mengikuti alur novel?

Toh, sedari awal alur ini sudah dihancurkan oleh sang protagonis sendiri.

"Terus apa yang mau lo sampein ke gue?" tanya Elang.

Daniel menatap Elang, "Rangga... dia bahaya."

Elang menaikkan alisnya tanda bertanya. Sedikit tidak paham dengan pernyataan tiba tiba Daniel.

Daniel menghela nafas pelan, "Gue tanya, sistem lo masih berfungsi sampe sekarang?"

Raut terkejut dapat terlihat di wajah Elang, "Tau darimana lo?"

Elang bingung. Gimana bisa Daniel mengetahui perihal sistemnya?

Daniel menggedikkan bahunya, "Cek dulu aja,"

Elang langsung berusaha menghubungin sistem, tetapi memang tidak ada jawaban lagi.

Ya, lagi.

Karena sudah seminggu lebih sistem ini tidak hadir. Bahkan, Elang sudah lupa kalo dia memiliki sistem saking sibuknya dengan hal lain.

Saat mengingat si sistem untuk bertanya beberapa hal atau merasa aneh karena tidak ada misi, tidak ada respon sama sekali.

Elang hampir mengira Saka hamil. Karena kata sistem kan dia akan pergi saat Elang punya anak.

Tapi, bagaimana bisa hamil kalau little Elang saja belum masuk ke sangkarnya?

Melihat raut bingung Elang, Daniel tersenyum, "Ada yang berusaha nyerang diri lo. Untungnya sistem lo berhasil ngebatalin. Tapi, taruhannya ya keberadaannya itu sendiri,"

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang