11. Tunangan

20.2K 1.9K 38
                                    

Mobil yang berisikan Saka, Rendra, Neo, dan Shion sudah berada di perkarangan villa.

Saka menatap panik dan bingung, "Kok ke villa Elang?" tanyanya bingung karena seharusnya mereka ke rumah sakit kan?

Saka sudah tau tentang villa baru Elang karena diberitau kemarin, saat dirinya menginap di rumah Elang.

Neo dan Shion tersentak bingung harus menjawab apa, lalu Rendra sigap memberikan alasan, "Elang sebelum koma minta kesini, Ka. Jadi semua peralatan rumah sakit udah dipindahin,"

Sebenarnya Saka sudah merasa ada yang aneh dengan perkataan Rendra. Memangnya kondisi Elang tidak parah sampai sampai belum ada dua jam tapi Elang sudah dipindahkan ke villa?

Tapi Saka berpikir kalau mungkin saja untuk menghemat waktu, bukan Elang yang dibawa kerumah sakit, tapi peralatan rumah sakitnya yang dibawa ke Elang.

Biarkan sajalah Saka dengan pemikiran absurdnya itu, yang pasti, saat ini Saka hanya ingin melihat kondisi Elang.

Setelah mendengar penjelaskan Rendra, Saka hanya mengangguk dan keluar dari mobil untuk masuk ke dalam villa karena perasaannya yang semakin khawatir ke Elang.

Saka tidak menyadari bahwa Neo, Shion, dan Rendra tidak mengikutinya dan malah pergi ke arah lain.

Saka langsung membuka pintu villa, dia bingung karena isi didalamnya sangat kosong. Bahkan meja dan kursi tidak ada sama sekali. Seperti bangunan yang baru saja jadi dan belum diisi perabotan apapun.

Saka menengok ke kanan dan kiri, "Apa mungkin di lantai dua ya?" batinnya.

"Elang?" panggilnya agak keras tanpa ada yang menjawab.

Saka memutuskan untuk menaiki tangga ke lantai atas. Tapi belum sempat dia naik, tiba tiba lampu sudah padam semua. Cahaya hanya berasal dari jendela yang terbuka sedikit.

Saka panik sesaat, "Ini villa punya Elang kok jelek banget sih banyak kurangnya?" batinnya menggerutu ditengah kepanikannya.

Ditengah kekesalan Saka, ada layar besar seperti di bioskop yang menyala. Awalnya Saka tidak sadar, tapi saat layar itu menampilkan dirinya, Saka tidak bisa berpaling dan terus menontonnya sambil terkejut.

Di layar itu berisi cuplikan keseharian dirinya. Entah itu difoto secara sadar maupun tidak sadar atau difoto secara diam diam.

Dengan diiringi lagu Perfect - Ed Sheeran.

Saka tidak bisa menghilangkan keterkejutannya, atensinya seakan akan terkunci dalam layar itu.

Saka menutup mulutnya kaget, "Ini apa sebenernya?" batinnya bingung.

"Elsaka Gustira," Saka membalikkan badannya karena mendengar suara Elang yang memanggil dirinya.

Dilihatnya Elang yang berjalan keluar dari lorong diseberang tangga dan mendekat dengan membawa buket bunga mawar.

Saka semakin terkejut dan mulai berkaca kaca, "Elang? Kamu gapapa?" tanyanya sambil ikut mendekat ke arah Elang.

Dirinya masih khawatir dengan kondisi Elang.

Elang tidak menjawab pertanyaan Saka, diberikannya buket itu ke Saka yang langsung diterima si kecil dengan raut bingung.

Elang tersenyum, dikeluarkannya kotak cincin dari sakunya lalu Elang menekuk salah satu lututnya sambil membuka kotak itu. Bersiap untuk melamar kekasih kecilnya.

Saka semakin dibuat menangis haru dengan aksi Elang, dipeluknya erat buket bunga pemberian Elang.

"Elsaka Gustira, maukah kamu menjadi tunanganku dan terikat seumur hidup denganku? Sebelum kita melaksanakan pernikahan dan bahagia dengan keluarga kecil kita nanti," Elang tersenyum menatap Saka dari bawah.

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang