Elang sedang terdiam di sofa yang berada di ruang inap Saka. Menjaga sang kekasih yang sedang terlelap setelah sebelumnya meminum obat.
Sejujurnya Elang bingung. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya pada Saka? Elang takut hal itu malah memengaruhi kesehatan Saka.
Elang meraup wajahnya bingung lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, masih berkutat dengan pikirannya sendiri.
Beberapa jam berlalu, Elang masih sama dengan kebimbangannya untuk memberitahu sang kekasih. Ditambah dengan sikap Reeiz terakhir kali, Elang memiliki beberapa tebakan tentang mamanya itu.
Tapi entahlah, Elang masih belum bisa yakin apa yang akan dia lakukan kedepannya.
◇◇◇
Detik berganti menit hingga berganti jam, Saka mulai membuka matanya setelah tertidur beberapa jam.
Saka merasakan beban ditangan kirinya dan menoleh, melihat Elang yang tertidur berbantalan telapak tangannya di bangku samping ranjang rumah sakitnya.
Saka tersenyum pelan, sedikit nostalgia tentang hubungan mereka sebelumnya. Bersyukur karena sekarang Elang sudah melabuhkan hatinya kepada Saka, berbeda dengan apa yang disebut 'alur sebenarnya'.
Yah, Saka memang tau.
Dari awal, Saka tidak sebodoh itu. Beberapa kali dirinya memikirkan perubahan sikap Elang yang tiba tiba. Disamping rasa cintanya yang tidak pernah pudar, sebenarnya Saka takut. Takut kalau Elang yang membalas perasaannya ini bukanlah Elang yang dia cintai.
Saka hanya berusaha mengelak, menolak segala kemungkinan buruk. Saka berusaha menerima semua perlakuan Elang yang semakin membuatnya luluh.
Dan ya, Elang berhasil. Saka benar benar sudah masuk kedalam pesona Elang.
Saka baru mengetahui tentang alur apalah itu setelah memimpikan anaknya. Ingatan tentang takdirnya yang tertulis di buku itu tiba tiba masuk ke dalam pikiran Saka.
Saat ini Saka benar benar sudah mengerti. Tentang ocehan Ivanno kala itu atau tentang perubahan Elang yang tiba tiba saja terjadi.
Dan Saka sudah siap dengan segala kemungkinan yang ada. Dirinya hanya menunggu sang kekasih untuk menceritakan semuanya.
Saat sedang asik melamun, Saka merasakan pergerakan dari Elang. Dilihatnya sang dominan yang sudah membuka matanya dan menyugarkan rambutnya kebelakang.
Tampan sekali. Saka benar benar dibuat takluk dengan visual kekasihnya. Ditambah aroma feromon mereka yang sudah saling terikat setelah penandaan waktu itu.
Saka sudah sepenuhnya menjadi milik Elang, begitu pula sebaliknya.
Elang mengerjapkan matanya berusaha mengatur cahaya yang mulai masuk ke matanya, tanpa sadar dirinya tertidur berbantalan tangan sang kekasih saat sedang memikirkan beberapa hal tadi.
Salahkan saja kekasihnya itu karena bisa membuatnya menjadi sangat nyaman. Apalagi setelah penyatuan mereka, Elang rasanya seperti memiliki tempat pelabuhan terakhirnya sendiri.
Elang menyugarkan rambutnya agar tidak menghalangi pandangan lalu melihat ke arah Saka yang juga sedang menatapnya dengan wajah sedikit merah?
Elang mengernyit khawatir, "Sayang? Kenapa? Kamu demam?"
Saka terhentak pelan dengan pertanyaan Elang, ditambah tangan Elang yang saat ini sedang mengelus kedua pipinya dengan penuh perhatian itu malah membuat wajah Saka semakin merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVELANG [BL]
RandomElang tiba tiba terbangun ke tubuh antagonis sampingan dari novel Together With You yang mati di awal cerita karena menyelamatkan omega protagonis. Dengan berbekal ingatan pemilik tubuh asli dan alur novel yang sudah ia baca, Elang akan merubah alu...