Beberapa jam sebelumnya, di dalam apartemen Bara.
Bara sedang kelimpungan karena Shion yang tiba tiba mual dan muntah. Sebelumnya memang Shion ada di apartemen Bara sembari menunggu jam mulainya acara ulang tahun mamanya Saka.
Saat mereka sudah siap dengan pakaian masing masing dan akan berangkat, tiba tiba Shion berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya hingga beberapa kali.
Bara menatap khawatir ke Shion yang sedang menunduk di wastafel, memijat pelan tengkuk sang kekasih, "Istirahat aja ya?"
Shion menoleh sekilas ke Bara, "Tapi-" omongan Shion terputus karena perasaan mual yang datang lagi.
Shion menghela nafas lemas lalu menyandarkan diri ke dada Bara.
Bara menggendong Shion ingin membawanya kembali ke kasur setelah membantu membersihkan muntahan Shion tadi.
Shion menenggelamkan wajahnya ke leher sang dominan, menghirup dalam aroma yang entah mengapa membuatnya tenang.
Shion menaikkan alisnya bingung, "Tumben kamu pake parfum?"
Bara berhenti sebentar, menunduk, dan menatap Shion, "Aku gak pake parfum," ucapnya sambil lanjut berjalan ke kamar.
Shion semakin menenggelamkan wajahnya ke leher Bara, tidak begitu peduli dengan jawaban Bara, "Emm, enak wanginya kayak apa ya? Hm? Kopi? Tapi lebih soft sih, atau kopi susu? Tapi nggak begitu manis susu,"
Bara sempat tertegun mendengar ocehan kekasihnya itu. Memang akhir akhir ini Shion beberapa kali menyinggung tentang parfumnya yang beraroma seperti kopi.
Saat itu, Bara tidak terlalu memikirkannya. Bara pikir Shion mencium aroma kopi karena dirinya yang baru saja meminum kopi. Memang, Bara memiliki kebiasaan meminum kopi setiap hari.
Tapi kali ini, kecurigaan Bara semakin kuat. Karena dari deskripsi Shion, aroma itu mirip dengan aroma feromonnya. Yang hanya dia lepaskan saat bersama Shion.
Bara terdiam sambil membaringkan Shion di atas kasur, menatap wajah pucat sang kekasih, "...Aku hubungi dokter dulu,"
Shion menatap Bara bingung, "Kayaknya aku cuma masuk angin deh, gak perlu dokter,"
Shion dapat melihat Bara yang menatapnya dengan tatapan rumit yang membuatnya semakin bingung.
Apakah sebenarnya Shion sakit parah? Shion jadi takut.
Bara menunduk sebentar untuk mengecup sekilas bibir Shion. Hal itu sukses membuyarkan fantasi Shion tentang penyakitnya.
"Tunggu sebentar ya," ucap Bara setelah mengelus pelan pipi Shion.
Shion mengangguk pasrah lalu membiarkan Bara keluar dari kamar sembari membawa handphone.
Shion sempat bingung karena kenapa Bara tidak menelepon di sampingnya saja? Toh, bahkan Bara selalu mendiskusikan rahasia kerjaannya didepan Shion.
Selang beberapa menit, Bara kembali dengan perempuan dibelakangnya. Shion tersenyum saat bertatapan dengan dokter Rhea, ya, Shion mengenal dokter ini karena memang dokter Rhea adalah dokter pribadi keluarga Bara.
Shion sudah beberapa kali bertemu dengannya.
Shion menatap ke Bara, "Cepet banget?"
Bara duduk di pinggir kasur dan mengelus rambut Shion, "Kebetulan dokter Rhea lagi deket,"
Dokter Rhea langsung menjalani pemeriksaan setelah dipersilakan oleh Shion dan Bara.
Raut terkejut dokter Rhea sempat terekam di memori Bara yang membuatnya semakin yakin dengan spekulasinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVELANG [BL]
RandomElang tiba tiba terbangun ke tubuh antagonis sampingan dari novel Together With You yang mati di awal cerita karena menyelamatkan omega protagonis. Dengan berbekal ingatan pemilik tubuh asli dan alur novel yang sudah ia baca, Elang akan merubah alu...