03. Kado Mama

28.9K 2.7K 203
                                    

Saat ini Elang sedang mengikuti Saka menuju toko perhiasan. Saka sedang asik memilih kalung untuk diberikan kepada calon mama mertua.

Sedari tadi banyak orang yang mencuri curi pandang ke arah mereka berdua. Elang yang menarik bagi omega dan Saka yang menarik bagi alpha. Bahkan para beta disana juga ikut memperhatikan karena paras mereka berdua.

Tapi mereka semua harus mundur karena semua omega dan alpha disana dapat melihat aura feromon Elang yang menyelimuti Saka dengan tujuan menunjukkan kepemilikannya.

Ditambah Elang yang masih melingkarkan tangannya di pinggang Saka dan jangan lupakan bekas pudar gigitan di pipi Saka yang membuat beta sekalipun sadar bahwa mereka sudah saling mengklaim walaupun belum saling menandai.

"Mama bakalan suka ini gak ya?" tanya Saka meminta pendapat Elang.

Elang melihat kalung yang dipilih oleh Saka, "Bagus, mama pasti suka apapun yang kamu kasih,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elang melihat kalung yang dipilih oleh Saka, "Bagus, mama pasti suka apapun yang kamu kasih,"

Saka tersipu, "Tau darimana kamu?" tanyanya sok galak. Biasa, untuk menutupi rasa malunya.

"Mama kan pengen banget kamu jadi anaknya, sayang," ucap Elang lugas.

Dirinya tidak berbohong. Memang dari ingatan tubuh ini dan informasi novel, mama Elang sangat menyukai Saka.

Bahkan beberapa kali membuat kesempatan untuk Saka mendekati Elang.

Untungnya orang tua mereka belum mengetahui perihal Ivanno. Atau mungkin tau tetapi memilih diam? Tidak ada yang tau.

Karena pasti akan panjang ceritanya jika mereka tau kalau Elang sudah menyakiti omega kecil kesayangan dua keluarga itu.

Saka mendelik menatap Elang karena banyak yang mendengar ucapannya itu dan membuat Saka makin malu. Elang hanya terkekeh melihat respon si kecil.

"Yaudah bungkus yang itu aja ya mbak, kotaknya saya custom aja bisa gak ya?" Saka berbicara dengan petugasnya dan mengabaikan Elang.

"Bisa, Tuan. Untuk desainnya ingin dari Anda atau dari kami?"

"Dari saya aja, sama saya mau custom satu set perhiasan bisa ya pake desain saya juga?"

"Tentu bisa, Tuan."

"Untuk desainnya nanti saya kirim email aja ya, ini saya lunasi dulu. Sekalian biaya pengantaran ke kediaman saya,"

"Boleh, Tuan. Silahkan ini untuk total harganya,"

Petugas tadi memberikan jumlah harga lalu saat Saka ingin memberikan kartunya, Elang malah menyodorkan kartunya juga.

Petugas dibuat bingung, Saka langsung mengambil dan mengkantongi kartu Elang lalu membayar tagihannya menggunakan kartunya sendiri.

"Ini buat nanti belanja barangku aja," ucap Saka memperingati Elang.

Elang tersenyum, mengeluarkan 4 kartu lagi. 1 kartu 'berwarna hitam' dan 3 kartu dari bank yang berbeda lalu memberikannya ke Saka, "Bawa semua,"

Saka menatap Elang malas, "Stop pamer,"

Elang tertawa geli dan memasukkan kembali kartunya kedalam dompet, "Habis ini mau kemana?" tanyanya sambil mencuri kecupan di pipi tembam Saka.

"Makan dulu, aku laper," ucap Saka yang langsung berjalan mendahului Elang.

Elang berjalan cepat lalu merangkul pinggang Saka lagi, menunduk untuk mencium pucuk kepala lelaki yang hanya setinggi lehernya itu.

"Stop cium cium, Elang." ucap Saka kesal.

Sebenarnya dia mau mau saja sih, cuma kan malu.

"Gak mau," lugas Elang tidak peduli dengan tatapan kesal Saka.

Saka mendelik mendengar jawaban Elang. Belum sempat dia membalas, ada yang memanggil Elang dari belakang.

"Kak Elang?"

Elang dan Saka menoleh bersamaan, "Ivan?" gumam Saka yang reflek langsung menatap Elang untuk melihat respon lelaki yang saat ini menjadi kekasihnya.

Saka sedikit lega karena Elang menatap Ivan dengan tatapan tembok biasanya, tidak seperti minggu minggu sebelumnya yang selalu memberikan tatapan memuja.

"Kenapa Ivanno ada disini? Apa ini termasuk alur yang nggak diceritakan di novel karena dia nggak lagi pergi bareng Rangga?" batin Elang heran.

Ivanno mendekat dan saat ini ada di depan Elang dan Saka, "Eh ada kak Saka juga, lagi jalan jalan kak?" ucapnya basa basi dengan senyum ramah.

Saka menatap Ivan yang lebih pendek sedikit darinya, "Lagi ngedate," jawab Saka lugas.

Ivan memunculkan raut terkejut tapi langsung dia sembunyikan dengan tertawa, "Kakak bisaan aja bercandanya,"

Ivan sebenernya bisa melihat feromon Elang yang mencoba mengklaim Saka dan tangan Elang yang melingkar di pinggang Saka. Tapi Ivan masih ingin berfikir positif, tidak mungkin kan Elang yang tergila gila padanya tiba tiba menerima cinta dari Saka?

Mungkin Elang dipaksa oleh Saka untuk menemaninya berbelanja. Begitu pikir Ivan.

Saka menatap kesal dan aneh kearah Ivan, "Gue gak bercanda???" herannya, menyebalkan sekali meladeni manusia sok seperti Ivan ini.

"Emang Kak Elang sama Kak Saka pacaran? Sampe harus ngedate gitu?" tanyanya bingung.

"Yaiyalah pacaran, emang kenapasih? Kepo banget kayak dora," sinis Saka.

"Kak Saka bohong banget," ucap Ivan sambil terkekeh pelan, bermaksud mengejek.

Saka mengela nafas pelan, emang tidak bisa tidak emosi kalau dihadapkan dengan makhluk seperti Ivanno. Dirinya harus memiliki banyak stok kesabaran.

"Sayang," ucap Saka memanggil Elang untuk menjawab pertanyaan Ivan. Malas meladeni lebih jauh.

Elang yang sedang sibuk menikmati ekspresi menggemaskan Saka harus berhenti lalu menatap Ivan, "Saka calon tunangan gue."

Saka tersenyum puas, "Tuh kan! Dibilang gue gak bercanda!"

Ivan masih terkejut, "Kak Elang dipaksa?"

"Heh! Sembarangan banget lo nuduhnya!" Saka bisa tantrum lama lama jika masih harus menghadapi Ivanno.

"Kan aku cuma tanya kak," ucapnya polos, seakan memang dirinya tidak ada salah.

Saka menautkan kedua alisnya kesal, "Lo mending fokus aja deh sama Rangga, Elang udah jadi milik gue!"

Sebelum Ivan menjawab, Elang menyela, "Udah sayang, ayo, katanya laper,"

Elang langsung menarik pinggang Saka dan berjalan meninggalkan Ivan.

Disisi lain, Ivan mengepalkan tangannya dan bergumam bingung bercampur marah, "Harusnya Kak Elang masih ngejar ngejar aku,"

◇ TBC ◇

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang