25. Percaya

11K 1.2K 63
                                    

Dua keluarga ditambah Rendra saat ini sedang berkumpul di ruang keluarga. Setelah acara makan malam, mereka memutuskan untuk membicarakan beberapa hal.

Rendra juga sebelumnya sudah menegaskan kalau dia bukan kekasih Daniel. Hubungan itu hanya diputuskan secara sepihak oleh sang sulung Gustira tanpa adanya persetujuan darinya.

Kedua pasangan orang tua juga mengangguk mengerti, toh mereka hanya bisa mendukung apa yang sudah menjadi pilihan anak mereka.

Biarlah kelanjutan hubungan mereka ada di tangan masing masing. Orang tua hanya bisa mendukung untuk keputusan akhirnya nanti.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 21.30, Daniel memutuskan untuk mengantar Rendra pulang. Kedua orang tua Elang juga akan pulang dan menyisakan Elang.

Awalnya, Elang akan ikut pulang dengan kedua orang tuanya. Tapi melihat ekspresi enggan dari si kecil membuatnya luluh dan izin untuk menginap demi menemani sang kekasih.

◇◇◇

Elang dan Saka sedang duduk berdua di kasur.

Elang asik memainkan jari jari kecil Saka sembari mencium leher sang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elang asik memainkan jari jari kecil Saka sembari mencium leher sang kekasih.

Saka tertawa geli lalu mengelus rambut Elang yang menggelitik lehernya, "Menurut kamu... bang Daniel gimana?"

"Apanya?" tanya Elang bingung.

Saka tanpa sadar meremat pelan tangan Elang karena gugup, "I-itu, dia sama Ivanno... kamu kan tau hubungan aku sama bang Daniel renggang gara gara dia,"

Elang diam sebentar, hampir lupa kalau di dunia ini ada eksistensi menyebalkan bernama Ivanno.

Dirinya mencuri kecupan di pipi Saka lalu tersenyum, "Yang pasti dia udah mulai berubah, kamu mau kasih kesempatan ke dia?"

Saka mengangguk dan bergumam pelan, "Pengennya gitu..."

Elang mengangkat dan mengubah posisi Saka menjadi berhadapan dengannya, lalu mencium pelan bibir sang kekasih.

"Kenapa sayang?" ucap Elang menenangkan Saka. Dia dapat melihat raut takut yang juga terlihat dari aura feromon sang omega.

Elang berusaha menenangkan dengan feromon miliknya sembari mengelus pelan pipi si kecil, "Kenapa takut, hm?"

Saka melihat ke arah Elang, lalu memeluk dan menenggelamkan wajahnya ke leher sang dominan, "Aku gatau, tapi, tapi tadi tiba tiba ada ingatan samar tentang abang," ucapnya pelan.

Elang membeku sebentar, melembutkan suaranya agar tidak menakuti si kecil, "Mau cerita?"

Saka semakin menenggelamkan wajahnya, "Aku lihat abang bawa pisau, berdiri di depan 'aku' yang lagi diikat di kursi. Habis itu, dia n-nusuk aku..." ucapnya dengan nada sedikit gemetar di akhir.

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang