15. Scenting

19.2K 1.8K 103
                                    

Jangan lupa votement guyss biar aku makin semangat nulisnya :(

Happy reading~

◇◇◇

"Kok ada bau feromon omega lain di baju kamu?"

Deg

Elang ikut terkejut dengan pernyataan Saka, jujur saja Elang tidak sadar kalau ternyata aroma feromon Ivanno tertinggal di tubuhnya.

Suasana hatinya lumayan buruk setelah bertemu dengan Ivanno. Dan pikirannya hanya terfokus untuk segera bertemu dengan Saka.

Memang, bucin dan tolol beda tipis.

"Mirip bau Ivanno," ucap Saka setelah mencium kembali bau di tubuh Elang.

"Emang bau dia kok," ucap Elang kelewat santai, cati mati.

Saka melotot ke arah Elang. Bingung. Ini Elang lagi pengakuan dosa atau gimana?

"Kok bisa? Kamu habis pelukan? Atau kamu habis sek-"

Elang dengan cepat memotong, "Nggak! Tadi di kantin dia duduk disebelah aku, terus feromonnya sengaja dikeluarin. Aku kesel terus langsung mau cari kamu,"

Elang masih menatap Saka berusaha meyakinkan, "Aku gak tau kalau bakalan membekas gini baunya. Maaf ya, sayang? Mau aku lepas aja bajunya?" tanyanya dengan tangan diujung baju, mencoba melepas kaosnya itu.

Saka melotot, "Heh!" ditahannya tangan Elang yang akan melepas pakaiannya.

Saka mendengus kesal, lumayan tidak suka dengan fakta kalau feromon Ivanno bisa ada di tubuh Elang.

Saka cemberut, sepertinya Ivanno memang harus diberi pelajaran karena sudah berani bermain main dengan miliknya.

Kalau dulu, Saka memang tidak bisa berbuat apapun. Tapi sekarang beda, Elang mencintainya dan selalu ada dipihaknya.

"Ayo!" ucap Saka sambil narik Elang yang pasrah mengikuti si kecil.

"Mau kemana, sayang?" tanya Elang disela perjalanan mereka.

"Nampar Ivanno!" ucap Saka yang membuat Elang tersenyum gemas.

"Hehehe, lucu banget," batin Elang yang pasrah saja mengikuti Saka menuju kantin.

Dia sih tidak begitu peduli apa yang akan Saka lakukan kepada Ivanno. Toh, Ivanno pantas dibegitukan.

Benar dugaan Saka, Ivanno sedang duduk di kantin bersama bucinannya, si Rangga. Saka mendecih pelan melihat pemandangan memuakkan itu.

Saka dan Elang menghampiri Ivanno dan Rangga, sesampainya di samping Ivanno, Saka langsung menampar wajah Ivanno cukup keras. Ivanno berdiri sambil memegang pipinya.

Elang dengan santai duduk bersantai di meja sebelah meja Ivanno sambil melipat tangan, "Uh... pasti sakit. Semangat Ivanno," ringis batin Elang melihat pipi Ivanno yang memerah.

"K-kak? Kok kak Saka nampar aku?" tanya Ivanno kaget dengan mata berkaca kaca. Elang dapat melihat Ivanno yang melirik ke arahnya seakan meminta belas kasih.

Elang mana peduli, dia hanya ingin fokus ke ekspresi menggemaskan Saka saat marah. Mirip bebek.

Saka menudingkan jarinya ke wajah Ivanno, "Maksud lo apaan koar koarin feromon lo itu ke tunangan gue?! Mau ngegodain Elang?!"

Ivanno gelagapan, "M-mana ada kak, aku bukan cowo kayak gitu,"

"Gak bisa cium bau lo yang masih nempel di Elang? Gue sengaja belum beresin karena tau lo pasti ngeles!" Saka gantian menunjuk Elang yang ada dibelakangnya.

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang