33. Takut

9.7K 1K 81
                                    

Kembali ke beberapa jam sebelumnya saat Ivanno masuk kedalam kamar tempat Saka dikurung.

Ivanno tersenyum tipis melihat Saka yang bingung, "Hai?" sapanya sok asik.

Saka menatap Ivanno emosi, "Bangsat, lo ada masalah apa sih sama gue?!"

Ivanno tertawa pelan, "Awalnya gak ada. Tapi gara gara lo, semua rencana gue hancur. Alurnya berantakan!"

Saka menatap Ivanno aneh, "Gila ya lo?"

Saka bingung dengan ucapan Ivanno, alur apa? Apakah Ivanno sudah gila hingga mengira dirinya sedang berada di dalam novel?

Ivanno mendekat, dirinya mencengkram kedua bahu Saka membuat empunya meringis.

"Gue ciptain dunia ini berpusat ke tubuh yang gue tempati sekarang, bukan malah berpusat ke antagonis gak penting kayak lo yang bahkan cuma muncul sebentar dan langsung mati di awal!"

Saka menatap Ivanno bingung, dirinya berhasil mendorong Ivanno hingga terjatuh dari kasur, "Orang tolol! Lo kalau mau berimajinasi jangan bawa bawa gue!"

Sebenarnya Saka mulai curiga, dari berubahnya sikap Elang yang tiba tiba hingga Ivanno yang begini. Tidak ada yang bisa menjelaskan hal itu selain memang ada sesuatu hal yang diluar nalar sedang terjadi.

Tapi Saka sedang malas berpikir yang lain, dia bisa tanya ke Elang saja nanti.

Yang terpenting sekarang, Saka ingin keluar. Dirinya sadar bahwa pintu kamar itu hanya bisa dibuka dari luar karena Ivanno yang sengaja tidak menutupnya.

Karena jika tertutup dari dalam, harus ada orang yang membukanya dari luar.

Tapi belum sempat dirinya maju, tangannya langsung dicekal dan ditarik ke kasur. Ivanno merangkak diatas tubuhnya dan menaruh pisau di lehernya.

Saka membelalakan matanya, tidak dia sangka Ivanno akan senekat ini!

"...Lo mau apasih?" tanya Saka sambil berusaha menjauhkan lehernya dari pisau yang sudah menggoresnya sedikit.

Terdengar tertawaan mengejek dari Ivanno, "Gue mau lo mati, sesuai dengan alur yang semestinya!"

"Gue gak tau maksud lo apa, Vano."

Ivanno terkekeh sinis, "Stop pura pura, lo dari dunia lain kan? Asal lo tau, gue yang buat dunia ini ada! Gue udah ubah alur lama dari temen gue dan terbitin buku ini, and see? Tulisan gue lebih laku dan dikenal luas!"

Saka mendecih, "Gue gak paham maksud lo. Tapi berarti lo itu plagiat karya orang dong?"

Ivanno marah dan semakin memajukan pisaunya menggores leher Saka, "Diam!"

Saka diam, membiarkan Ivanno tetap mengoceh membahas hal hal aneh yang biasanya hanya dia baca di novel. Saka mencari cari celah untuk mengamati jalan keluar.

"Seharusnya lo gak ada, Saka! Elang harus memperjuangkan gue, bukan lo!"

"Seharusnya gue udah bahagia dengan semua alpha yang mengejar dan melindungi gue, seharusnya kakak lo juga jadi tameng gue bukannya malah memulai hubungan aneh itu sama alpha kayak Rendra!"

"Bacot bener anjir ni anak, macem yang paling cakep aja. Kerenan juga calon kakak ipar gue," batin Saka emosi.

"Sekarang setelah semuanya, Rangga yang memperlakukan gue bagai ratu malah ikutan gunain gue jadi alat! Semua salah lo, Saka! Salah lo!"

Saka memejamkan mata saat mendengar bentakan Ivanno di depan wajahnya, mengernyit jijik saat dihadapkan dengan wajah Ivanno yang sangat dekat dengannya.

"Sekarang gue udah gak peduli, lo harus mati. Seenggaknya lo harus rasain semua penderitaan gue!" ucap Ivanno, dirinya langsung mengangkat pisaunya dan ingin menusuk Saka.

RAVELANG [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang