17; Pesta Kematian

1.3K 93 78
                                    


~~~

Sudah dua hari lamanya Joe tak pulang kerumah, hampir setiap saat Haksa bolak balik keluar untuk mencari Joe, berulang kali pula Haksa datang ke basecamp untuk menanyakan keberadaan Joe kepada anggota Stroger. Namun tanpa seizin Joe, anggota yang lain tak akan buka suara, mereka terus bungkam dengan alasan yang sama, mereka hanya akan mengatakan, mereka tak tau apa-apa dan tak tau dimana Joe berada, namun diakhir kalimatnya selalu diimbuhi dengan, 'tenang, Joe baik-baik aja.'

"Joe, lu mending balik deh." Desak Nando yang udah eneg bujuk si Joe yang terus terusan numpang ngumpet di rumahnya.

Bukan masalah numpangnya, tapi si Joe ini tiap hari kerjaannya ngelamun, pas ditanya masalah apa yang bikin dia sampe segitunya buat kabur dari rumah, dia cuma diem aja dan gak mau jawab. Ditambah si Nando ini gak tega liat Haksa yang bener-bener udah keliatan kaya putus asa gitu nyariin si Joe.

Pria bermata elang itu mengusap wajahnya kasar, "udah gue bilang gue gak bisa! Gue masih butuh waktu."

"Sampai kapan? Masalah gak akan selesai kalau lo kabur terus. Gue tau lo butuh waktu, tapi gak selama ini. Kasihan Abang sama Adek lo, mereka khawatir sama lo."

Nando kembali berbicara ketika lawan bicaranya tak menanggapi ucapannya, "besok juga udah mulai sekolah, lo bakal tetep ketemu mereka." Lontarnya mengingat kasus anak kelas sembilan yang sudah ditutup dan dinyatakan sebagai kasus bunuh diri karena depresi.

"Gue gak masuk." Joe kini mulai membaringkan tubuhnya diatas ranjang temannya itu.

"Sampai kapan lo mau kabur? Lo lupa? Besok Senja ulang tahun, dan lo mau ngehancurin acara yang udah kita susun sama-sama?"

~~~

Hari Rabu, hari ulang tahun Senja, bertepatan juga dengan jadwal cuci darah pertama Jean yang mengharuskannya tak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Sebenernya bisa aja sih, cuma dia harus ijin pulang duluan, tapi sama Bang Haksa gak dibolehin, katanya hari pertama mending ijin aja dulu. Dan ya, akhirnya Jean nurut.

"PAGIIIIIII~" sapa remaja laki-laki itu dengan senyum merekah indah dibibirnya.

Itu Senja, ia mengawali paginya dengan merekahkan senyum indahnya, semua saudara saudaranya tak lupa dengan hari lahirnya. Namun ada satu hal yang membuatnya sedih, ia belum mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari salah satu Abangnya, Joe. Hingga pagi ini, Joe belum menampakkan batang hidungnya dirumah. Membuat Senja sedikit kecewa, ia kira Joe akan pulang disaat hari ulang tahunnya.

"Bang Senjaaa!! Selamat ulang tahunnn!!" Jean berlari memeluk Senja yang kini sudah sibuk menyiapkan sarapan di meja makan bersama dengan Jega.

"Dah selesai mandi lo?" Senja berbalik menghadap Jean yang memeluknya dari belakang, "masa ucapan doang, kadonya mana?" Tanyanya sambil mengulurkan telapak tanganny kearah Jean.

"Adalah ntar." Jean melenggang duduk di salah satu kursi meja makan. Sementara Senja hanya berdecih pelan menanggapi Adiknya itu.

"Assalamu'alaikum."

Haksa datang dengan kunci mobil ditangannya, setelah meletakkan kunci tersebut pada tempatnya ia berjalan kearah meja makan.

"Wa'alaikumsalam, gimana Bang?"

Haksa menggeleng pelan, "temen-temen Joe juga pada gak tau Joe ada dimana."

Light Of Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang