21; Bukti Yang Terkuak

880 83 30
                                    


~~~

"BANGSAT!"

Sebelum pisau yang di gunakan Ghani menyentuh tubuh Joe, seseorang mencoba mendorong Joe dari jangkauan pisau tersebut, namun naasnya orang itulah yang justru tertancap benda tajam yang di acungkan oleh Ghani.

Crrtt

"NANDOO!!" teriak beberapa orang yang baru saja datang dibelakang.

Joe terpaku sesaat, kaget bercampur panik, ketika seseorang yang menghalau pisau untuknya adalah Nando.

Pisau tersebut tertancap tepat pada perut bagian kiri Nando yang awal niatnya adalah menjauhkan Joe dari pisau dengan cara mendorongnya, namun Ghani justru sengaja menancapkan benda tajam tersebut hingga menembus perut bagian kiri Nando.

Nando sempat terdiam sesaat, namun tak lama kemudian tangannya terangkat menyentuh gagang pisau. Perlahan Nando mencabut pisau tersebut dari perutnya dengan tangan gemetar, diiringi teriakan keras akibat sakit yang ia rasakan.

"AAAAAAARRGGG"

Pisau tercabut sempurna, membuat darah segar mengucur deras dari perutnya. Nando menatap nyalang Ghani yang kini tengah tersenyum penuh kemenangan kearahnya.

Nando melompat lalu menendang kepala Ghani dengan gerakan memutar, membuat empunya yang sudah kehabisan tenaga karena melawan Joe tadi pingsan seketika. Yang lain dibuat cengo dengan kelakuan Nando, bisa bisanya seseorang yang tengah terluka masih sempat sempatnya membuat lawan pingsan.

Brukk

Nando ikut terjatuh dengan bibir pucat serta darah yang terus keluar dari bagian tubuhnya yang tertusuk.

"Ndo?? gila, tolol, stress, oon, atau bego sih lo? ngapain lo disana goblok!? harusnya lo biarin gue yang kena!" emosi Joe mencengkram kerah Nando.

Nando terkekeh pelan, ia sempat terbatuk beberapa kali.

"Sorry bro, gue mau dorong lo, eh si kampret-- uhukk, anjingg kenapa sakit banget dah." ucapnya terpotong kala ngilu pada perutnya kembali terasa.

Rasya datang dengan sedikit berlari, "Emang bocah tolol! udah tau si ono bawa peso, maen trabas aja." Rasya menggeplak halus kepala Nando. Greget dia, jelas si Nando nampak Ghani megang peso, masih di trabas aja.

"Si anjing! temennya ketusuk ni ketusuk! digeplak kaga dibantuin," Anta turut menggeplak halus kepala Rasya tapi sedetik kemudian ia menatap tajam Nando.

"Lo juga bego! disuruh nunggu malah ngacir duluan!" tunjuk Anta kepada Nando.

"Lo juga!" Anta menunjuk Joe, namun yang ditunjuk hanya menatap datar namun terkesan tajam kearah Anta, membuat jari telunjuknya membengkong kearah dirinya sendiri.

"Iya iya gue kelamaan, sorry," ujar Anta pelan membuat Joe memutar matanya malas.

"Darahnya masih ngocor loh gais," celetuk Nando memperlihatkan darah yang keluar dari perutnya.

Joe berdecak pelan lalu membantu Nando berdiri, "Udah gausah banyak bacot lo pada, ayo ke rumah sakit!" Joe mulai memapah Nando dibantu dengan teman temannya.

"Halah, Bang Nando udah ketusuk seribu kali, tapi kaga mati mati." gumam Eric dibelakang.

"He bocah! lo pengen gue mati??" Nando melayangkan tatapan mematikannya.

"Santai Bang, berjanda berjanda." cengir Eric memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

Joe menghentikan langkahnya saat menyadari sesuatu, kepalanya menoleh kebelakang dimana Ghani tergeletak tak berdaya disana.

Light Of Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang