34; Mereka Semua Lelah

703 65 11
                                    

~~~

"Bang Haksa, hp Riky dimana, Bang?"

Haksa menolehkan kepalanya, tapi tangannya masih sibuk mengorak arik telur diatas wajan. Sedikit waktu untuk mengingat akhirnya Haksa menjawab, "kayaknya di laci meja Abang, Dek. Coba cari."

Setelah mendapat jawaban, Riky akhirnya kembali ke kamar mereka di lantai dua. Berjalan langsung menuju meja belajar milik Bang Haksa. Setelah lama mencari pada akhirnya ia menemukannya terletak di bawah buku buku yang disimpan rapih oleh Haksa.

Dengan hati gembira Riky merebahkan tubuhnya lalu mulai menyalakan ponselnya yang sudah lama tak tersentuh itu.

Baru saja dinyalakan, ribuan notifikasi masuk membuat ponselnya sedikit lag. Jangankan membalas, Riky bahkan tak sanggup membaca banyaknya pesan yang masuk.

Reno
Rik, gue denger denger abang lo dikeluarin ya? gara gara kasus kemaren?

Jessica
Gue turut berbela sungkawa atas meninggalnya abang lo rik.

Teddy
Eh itu beneran?? abang lo yang kelas tiga itu dibunuh sama tangan kanan Stroger??

Yudi
Sorry rik, tapi gue gak mau temenan sama adik pembunuh.

Nala
Riky, lo sakit apa?
Kapan masuk sekolah? Tugas udah numpuk
Rik, semangat ya, gue tau lo kuat, jangan dengerin apa kata orang, kuatin diri lo dan ayo masuk sekolah lagi

Bu Sarah
Riky, untuk saat ini ibu sudah bilang ke kepala sekolah untuk kasih kamu waktu buat masa pemulihan. Semangat ya nak, ibu dan bapak guru ikut sedih lihat keadaan Riky.

Hendri
Gak nyangka gue, gak bapaknya gak abangnya dua duanya pembunuh sekarang adeknya gila, keluarga lo kayanya abis ini dapet penghargaan keluarga dengan problem terbanyak deh

Enggi
rik berita itu beneran? Ayah lo masuk penjara juga?
Gue kalo jadi lo sih pasti malu

Wulan
Turut berduka cita atas meninggalnya tiga abang lo ya rik, semoga lo dan keluarga lo tabah dan ikhlas.
Semangat yaa, kita nungguin lo disini

Sekiranya itulah beberapa notif yang sempat terbaca oleh Riky sebelum handphone nya dilempar hingga terpental lumayan jauh.

Lemparan Riky yang lumayan kencang membuat Joe yang berada di kamar mandi kaget. Dengan panik ia melilitkan handuk bergambar spongebob di bagian tubuh bawahnya, lalu keluar begitu saja.

"Heh Rik, kenapa?" Panik Joe menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Adiknya yang tengah tidur terlentang dengan mata yang menatap kosong kearah langit langit kamar.

Riky hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu menunjuk ponsel yang tadi ia banting. "Tolong buang jauh jauh itu, Bang."

Joe yang bingung hanya menuruti apa kata Riky. Saat ponsel itu diangkat dan dinyalakan dalam kondisi retak Joe baru menyadari banyak notifikasi pesan yang sepertinya lebih dominan mengolok olok Riky perihal keluarganya.

Dengan emosi yang memuncak Joe menghampiri jendela, dibukanya kaca jendela dengan hati kesal, lalu dalam sekali ayunan ponsel milik Riky terlempar jauh dari jendela tersebut.

Joe kembali menghampiri Riky setelah menutup kembali jendela serta gorden. Tangannya mengusap surai Riky yang kini kembali nampak murung dan melamun. Joe berlari kecil kearah kasurnya lalu meraih ponsel miliknya yang sempat Haksa perbaiki.

"Nah." Joe memberikan ponselnya tepat dihadapan Riky.

"Hah?"

"Noh pake hp Abang, liat tayo kek, spongebob, pokemon, baby shark, marsha, upin ipin. Serah lo dah." Katanya lalu melenggang pergi masih dengan liltan handuk spongebob yang menutupi bagian bawahnya.

Light Of Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang