33; Membangkitkan Harapan

577 57 7
                                    

~~~

"Ric, menurut lo Pak Rendi beneran Ayah kandungnya Joe??"

Eric menggedikkan bahunya, "tapi kalo diliat liat mirip sih. Keras kepala, maksaan, Joe banget njirr, lo inget kan gorengan yang gue colong dari Joe kapan lalu? Dia gak mau balik ke basecamp sebelum gue beliin gantinya njirr."

Dengan segenap hati nurani Rasya menggeplak lembut nan penuh kasih sayang kepala Eric hingga bunyinya, 'Plak!'

Mendapat perlakuan kasar tersebut tentu Eric tak terima, hendak melayangkan protes tapi Nando melotot ke arahnya membuatnya mengurungkan niat.

"Goblok, lo ngaku banget tukang nyolong ya Ric? Kemaren martabak gue lo juga kan yang makan?"

"Jangan jangan molen gue yang waktu itu juga elo, Ric?!" Timpal Anta turut menunjuk Eric dengan emosi.

"Bangkek!" Pekik Nando tiba-tiba.

"Es campur gue masih aman kan?!" Dengan kecepatan kilat Nando lari ngibrit ke dapur buat ambil es campur yang tadi dia simpen di kulkas, sengaja nunggu agak beku biar pas dimakan krenyes.

Tapi justru yang dia bawa saat kembali hanya sebuah kantung kresek putih yang sudah kosong.

"ERI—"

"Assalamualaikum brader soleh, mana jawabannya??" Teriak seorang pemuda yang baru saja masuk disertai yel yel nya, membuat mereka yang ada di dalam mengalihkan atensinya yang sebenernya mau ngomel ke Eric tadi.

"Alhamdulillah luar biasa allahuakbar yess!!" Jawab mereka kompak.

Rasya menyenggol lengan Nando, "inget Tuhan, Ndo."

"Eh iya astaghfirullah."

"Otw ngadu—"

"Astaga Tuhan!" Nando dan Rasya reflek mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya khusyuk. Rasya dan Nando beragama kristen, yang tadi reflek gara gara kebiasaan temen temennya jadi ngikut.

"Ga sengaja, sumpah."

Setelah sepersekian menit kerusuhan itupun berhenti digantikan teriakan satwa mereka yang rindu dengan ketuanya. "JOEEEEEE!!"

"STOPPP!" Teriak Joe sebelum tubuhnya ambruk ditibani empat badan yang tidak bisa dibilang kecil itu.

Mereka berempat kompak berhenti di tempat menuruti apa kata sang ketua.

"Lo gak kangen kita kita?" Celetuk Rasya dengan wajah sok melas.

Joe menampilkan senyum pepsodent nya, "gue ada kejutan."

"Lu dateng aja udah kejutan buat kita," kata Nando menimpali.

"Kejutan apalagi sih?" Kesal Eric yang kebingungan.

Joe masih senyum senyum, gak lama tangannya terlihat menarik seseorang dari balik pintu.

"Samlekom!"

Mereka kompak terdiam membeku ternganga. Setelah beberapa detik berlalu pada akhirnya semuanya kompak berlari menerjang dua manusia di depan mereka dengan pelukan maut mereka.

Light Of Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang