03; Salah Paham(?)

1.6K 130 7
                                    

Maaf telat... Semalem ketiduran, hehee

~~~

"Lo mukul Senja?" Sastra melayangkan tatapan tajam ke arah Ghani yang kini terbaring di ruang UKS, selisihnya hanya tiga bilik dari bilik Jean.

"Nggak sengaja, tadi itu cuman lagi bercanda terus gak sengaja kena beneran. Tanya aja Senja kalo gapercaya." Balas Ghani dengan nada ketus setengah hati.

Sastra alihkan pandangannnya pada sang adik, namun yang ditatap hanya terdiam, lalu sepersekian detik baru beri anggukan, "Iya, tadi itu cuman lagi bercanda." Jawabnya agak ragu.

"Bercanda apaan kaya gitu lo? Gue liat lu sengaja nonjok bang Senja ya!" Riky yang emosi langsung nyolot. Jelas-jelas tadi tuh dia lihat pake mata kepalanya sendiri kalau si Ghani sengaja pake banget mukul abangnya.

Jadi tadi setelah Senja keluar perpustakaan, Riky ikut keluar karena mendadak perutnya keroncongan. Niat hati mau ke kantin, tapi pemandangan yang bener-bener gak enak untuk diliat tiba-tiba gak sengaja dia lihat. Disana, bang Senja dipojokin di dinding sambil dicekik. Senja melotot tajem kearah Ghani, dia bener-bener kelihatan lagi marah banget, tapi anehnya abangnya itu gak ngapa-ngapain, kaya seolah-olah dia tuh gak bisa ngapa-ngapain selain melototin si Ghani. Dan gak lama di balas bogeman mentah dari Ghani.

Jujur Riky juga gak tau apa masalahnya, tapi yang bener-bener gak bisa diterima, disana temen-temennya cuma ketawa sambil ngeliatin abangnya. Siapa yang nggak marah lihat saudaranya di gituin?

"Kan gue udah bilang, tadi itu cuma lagi bercanda, tapi jadinya kena beneran. Orang gue juga udah minta maaf kok ke Senja. Ya kan, Nja?" Ghani dengan muka bonyoknya menatap Senja dengan sorot penuh datar penuh arti.

"Iya, tadi itu cuma lagi bercanda dek, lo salah paham." Dustanya lagi yang malah menyalahkan penglihatan Riky.

"Udah-udah, Senja juga udah ngomong jujur kan? Berarti lo yang salah. Minta maaf!" Perintah Sastra dengan garang pada adik bungsunya.

Namun ditengah kegiatan perdamaian mereka, ada batin yang terus berteriak menumpahkan amarahnya.

'Lo yang salah! Lo dan geng brengsek lo! Ini semua gara-gara lo! Bahkan lo gak pernah minta maaf sama gue! Tapi tenang aja, gue akan kasih tau sakitnya kehilangan lewat adek lo! Tinggal tunggu aja, walau gue harus bersabar nahan emosi gue, ini semua demi kejutan lo. Tunggu tanggal mainnya.' batin si pelaku yang berlagak korban itu begitu menggebu-gebu.

Riky berdecak lalu dengan ogah ogahan mengulurkan tangannya ke arah Ghani, "gue minta maaf."

"Hm, gue juga."

Sementara itu, suara hati si korban yang sesungguhnya terus berteriak, 'Rik, lo ga salah sumpah. Lo bener, dia sengaja mukul gue tadi!! Peka dong!! Masa gapeka sih liat raut muka gue! Tatap mata gue dong anjing!'

~~~

"Bang, Orang tua suruh dateng besok."

Hela nafas menguar dari yang lebih tua, mendadak fikirannya berkelana menanyakan siapakah diantara mama atau papa yang akan datang. Tapi sejujurnya keduanya sama saja, tidak ada yang lebih baik, selalu menyalahkan.

Sastra menyerah dan tak ingin terlalu memikirkan, lantas dia bersuara, "kita urus nanti, sekarang lo minta maaf dulu sama Jean."

Light Of Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang