Luke pov
"Kau serius jadian dengannya? Wow" kata Cameron sambil memakan pizza yang tadi ia pesan. Aku sekarang berada dirumah Cameron dan disini juga ada kakakku, Ashton.
"Selamat kalau begitu." Kata Ashton sambil menepuk pundakku.
"Kau sudah having sex bersamanya?" Tanya Cameron. Aku dan Ashton langsung melotot mendengar ceplosannya itu.
"Baru make-out." Kataku sambil mengambil pizza yang berada di kotaknya lalu kumakan.
"Sebentar lagi, cie." Kata cameron lagi dan aku mendengus.
"Tapi Luke, uhh, kau menembaknya bukan karena kau ingin tubuhnya,kan?" Kata ashton dan aku sedikit terkejut karena dia berpikir kalau aku menembaknya untuk kujadikan pelampisan nafsuku saja.
Aku langsung menggeleng cepat, "The fuck. tidak ini karena cinta, dude." Kataku agak panik.
"Bagus deh kalau gitu. Santai saja, mate." Katanya sambil terkekeh.
"Kapan kau ingin melakukannya?" Tanya Cameron. Uh, anak ini kepo sekali.
Aku hanya menaikan bahuku menandakan 'tidak tahu'
"Terserah, aku tidak ingin memaksa. Kalau dia bisa sekarang, okay ayo." Kataku bercanda dan yang lainnya tertawa mendengarnya.
"Is she still a virgin? Kalau dia masih perawan kau harus bangga karena kau yang pertama, mate." Kata Ashton dan cameron mengangguk-ngangguk sambil tertawa. Aku hanya mendengus mendengarnya.
"Bisakah kita tidak membicarakan ini? Kalau terus membicarakan ini aku jadi ingin melakukannya, tahu?" Kataku bercanda sambil tertawa.
"Hahaha! Okelah, kita bisa bermain xbox, kan?" Kata Cameron dan aku mengangguk, dan langsung mengambil stick xbox nya yang dia berikan kepadaku.
**************
Aku dan ashton baru sampai ke rumah dan sekarang kita berada di kamarku dan berbaring dikasur.
"Hei, kau sudah membeli kondom?" Tanya Ashton sambil tertawa. Uh, apaan sih anak ini.
"Apaan sih kau, ash. Sudahlah kembali ke kamarmu, aku ingin tidur." Kataku sambil memperbaiki posisi tidurku.
Dia tertawa, "hanya bercanda,mate."
"Oh iya, aku lihat sepertinya selama kita pinda ke australia kau jadi banyak aktifitas. Kau harus mengurangi itu, luke. Aku takut terjadi apa-apa denganmu." Ucap ashton perhatian padaku dan aku mengangguk.
Aku melihat Ashton berjalan keluar dan tidak lupa dia menutup pintu. Sekarang aku hanya memandang langit-langit kamarku dan soal tidur itu aku hanya beralasan agar Ashton keluar dari kamar.
Aku ingin meng-sms Bella. Aku lumayan bosan huft. Aku pun mengambil handphoneku yang berada diatas nakas dan langsung membukanya.
To: Taco Bells
'Sayang, kau sedang apa?'From: Taco Bells
'Aku sedang membantu ibu memasak, sayang. Tolong jangan sms aku dulu ya?'To: Taco Bells
'Okay, aku ingin tidur juga.'From: Taco Bells
'Okay, tidur yang nyeyak. Luv u'Aku hanya membacanya saja dan langsung aku tertidur.
**************************
"Luke?" Ada seseorang yang mengguncang tubuhku lembut.
"Bangunlah." Aku masih tetap dalam posisiku karena aku malas sekali untuk bangun dan tiba-tiba mengusap pipiku lembut.
"Apa?" Tanyaku dan aku masih memejamkan mataku.
"Aku sudah membuatkanmu makanan, cepatlah kau bangun sialan. Cucilah wajahmu." Hei, aku mengenal suara ini. Dengan terpaksa aku membuka wajahku, ternyata orang yang kusayang, Bella.
"Ngapain kau ke sini? Kau tidak usah ke sini, Bells. Kau bisa menyuruhku ke rumahmu." Kataku yang sudah sepenuhnya sadar tetapi cara ngomongku masih seperti orang tidur.
"Memangnya tidak boleh? Sudahlah kau cuci muka sana, aku dan ibu mu sudah membuatkan makan malam." Aku langsung melirik jam yang ada di dinding, ternyata sudah jam setengah tujuh. Aku pun bangkit dan tak lupa mengecup kening Bella dahulu sebelum pergi ke kamar mandi yang ada di kamarku.
Setelah mencuci wajahku, aku langsung turun ke bawah dan disitu sudah ada ayah, ibu, Ashton, dan Bella di sana. Aku menarik kursi yang bersebelahan dengan Bella.
"Sudah lengkapkan? Kau yang memimpin do'a, ash." Kata ayahku dan ashton pun mengangguk. Kita pun sama-sama menunduk dan berdoa. Setelah itu menikmati makanan kita.
"Luke, kau dan Bella pacaran?" Tanya Ayahku dan aku agak kaget, begitu juga Bella pasti.
"Ayah tahu darimana?"
"Tuh, ashton cerita" kata ayah sambil memakan makanannya. Aku langsung menatap ashton tajam dan dia hanya tersenyum kepadaku seperti tidak ada dosa. Grrr.
"Well, iya." Jawabku.
"Iya? Kalau begitu tolong jaga Luke ya, Bells. Kau tahukan dia itu masih kecil." Yang lainnya tertawa mendengar ayah berkata seperti itu. Grrr, ini gara-gara ibu memanjakanku terus.
"Tentu saja paman." Bella terkekeh.
Aku meringis, "Ayahhhh..."
"Kau 22 tahun tapi aku merasa kau masih freshman, tahu?" Kata ayahku dan aku hanya memutar mataku dan lumayan bangga berarti aku awet muda, haha.
"Sudahlah andrew, kau tidak lihat anak-anakmu itu tumbuh jenggot dan tidak terlihat freshman lagi? Aku malah ingin menyarankan agar cepat-cepat menikah." Kata ibu dan mereka tertawa. Aku dan Ashton melotot melihat mereka karena candaan mereka tidak lucu. Banget.
----
Di mulmed luke unyu najong.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, I'm Here 》l.h
Fanfiction"And you know what?" "what?" "You're the only one I want. I think about you all day and all night. I love everything you do and everything about you. I love you more Bella Kennedy Elden." Copyright ©2015 by february14th