Luke pov
Aku berada dijalan sekarang ingin pulang dan ketika lampu lalu lintas menjadi merah tiba-tiba handphoneku berbunyi menandakan ada telepon masuk, aku langsung mengambilnya disaku celanaku dan melihat layar handphoneku, ternyata Ashton yang menelpon. aku langsung mengangkatnya dan menempelkan handphoneku ke telinga kiriku.
"Whats up?"
'Kau dimana?'
"Dijalan ingin pulang, ada apa?"
'Bisakah kau ke Domino's Pizza yang dekat Bondi Beach? Aku ingin membicarakan sesuatu.'
Aku mengerutkan keningku karena Ashton berbicara serius sekali.
"Okay aku akan kesana."
'Okay cepatlah dan hati-hati.'
Ashton memutuskan sambungan telepon itu dan aku langsung menuju Domino's Pizza yang dekat dengan pantai Bondi.
25 menit aku sudah sampai disana. Aku memarkirkan mobilku dan langsung turun dari mobil dan masuk ke Domino's Pizza, di sana aku melihat Ashton yang duduk di dekat kaca yang membatasi jalanan sambil memakan pizza pesanannya.
Aku langsung menyamparinya dan duduk di depannya. "Ada apa?" Kataku dan aku melihat Ashton agak kaget karena tiba-tiba aku sudah ada didepannya.
"Uhh.. ya, akhirnya kau datang juga. Well, umm, to the poin saja okay? sepertinya Café kita harus membuat cabang lagi."
Oh yeah, aku lupa memberitahu kalau aku dan Ashton mempunyai Café yang berada di Gold Coast Airport, sudah lama ketika aku 17 tahun dan waktu itu Ashton berumur 18 tahun. kita membangun Café itu dibantu Ayah juga karena kita masih terlalu muda dan belum terlalu mengerti bagaimana menjalankannya.
Kita waktu itu sudah mempunyai tujuan ingin mempunyai uang hasil sendiri dan tidak meminta orang tua lagi. Dan waktu itu kita kepikiran ingin hidup sendiri-sendiri, tinggal di apartement, tetapi ibu belum mengizinkan karena waktu itu kita masih muda dan harus kuliah juga dan sekarang kita sudah lulus dan belum dizinin juga, sepertinya Ashton diizinkan, tapi aku? Sepertinya tidak karena penyakit gagal ginjalku ini menjadikan Ibu lebih over protective padaku. Uhhh.
"Boleh, tapi dimana?" Tanyaku sambil memakan pizza yang ia sudah pesan.
"Di sekitar Bondi Beach bagaimana?" Aku mengangguk senang dan sangat setuju karena di Bondi Beach banyak sekali pejalan kaki dan wadah tongkrongan tidak terlalu banyak, sepertinya ada kesempatan membangun disekitar situ.
"Eh, tapi sepertinya kita tidak usah meminta bantuan Ayah. C'mon kita usaha sendiri saja." Usulku dan Ashton berpikir sebentar.
"Ya, tapi kita harus meminta restu apakah boleh atau tidak." Katanya sambil meminum meminumannya.
Aku mendengus, "Grrr... c'mon dude kita sudah besar, lagi meminta restu segala? Just do what we want."
"Ya ada benarnya juga sih. Yasudahlah, yang penting kita harus mencari tempatnya dan membuat konsepnya akan seperti apa, tidak usah terburu-buru, santai saja." Katanya sambil menepuk pundakku dan aku mengangguk.
"Kau habis mengantar, Bella?" Aku mengangguk lagi sambil menyeruputi minumanku.
"Dan aku mengajaknya ke Luna Park hari jum'at." Kataku dan aku melihat Ashton melotot kaget dan aku hanya mengerutkan keningku.
"Kau gila? Atau apa? Kau lupa kalau kau mempunyai penyakit gagal ginjal? kau tidak boleh kelelahan, dude!" Seru Ashton dan aku memutar mataku agak kesal karena dia ikut-ikutan seperti ibu.
"Apa sih, aku akan baik-baik saja, tenanglah. Tolonglah Ashton jangan seperti ibu yang ikut-ikutan khawatir juga. Anggap aku seperti orang normal pada umumnya, aku capek tau disuruh istirahat and bla-bla-bla." Kataku sedikit kesal.
"Luke, ketika kita sudah pindah ke Sydney kamu menjadi banyak aktifitas, aku takut kau kenapa-kenapa, kau juga tidak meminta izin dulu kalau ingin keluar." Kata Ashton khawatir.
Aku mendengus, "I just do what i want dan menurutku aktifitasku tidak berat."
"Persetan dengan 'just do what i want' mu itu." Ashton membuang muka padaku dan melanjutkan makan pizzanya.
***********
Aku dan Ashton sudah berada dirumah dan Ashton masih saja mendiamiku. Grrrr. Aku tidak tahan kalau harus diam seperti ini dengan Ashton.
Aku bangkit dari tidurku dan langsung menuju kamarnya yang berada disampingku, lalu aku mengetoknya.
Tok...tok...tok
"Masuklah!" Kata Ashton dari dalam. Aku pun membukanya dan aku melihat disana ashton sedang berbaring dan aku langsung menyamparinya.
"Mate, kau marah?" Tanyaku dan aku sekarang masih berdiri disamping tempat tidurnya.
Ashton mengerutkan keningnya, "Marah? Hah, aku hanya kesal padamu, mate." Kata ashton dan matanya masih saja melihat langit-langit kamarnya
"Aku kesini ingin minta maaf." Kataku to the point dan ketika ashton mendengar itu ashton langsung mengubah posisinya menjadi duduk diatas kasurnya.
Ashton menghela nafasnya, "Sudah kumaafkan, aku juga tidak tahan lama-lama diam denganmu."
Aku tersenyum dan ashton menepuk tempat yang berada disebelahnya, dia menyuruhku duduk. Aku pun duduk disebelahnya. "Thanks, dude."
Ashton mengangguk dan kita pun melakukan tos ala kami dan setelah itu berpelukan. "Yeah, tapi please jangan sampai kau kelelahan di Luna Park, aku tidak mau kau kenapa-kenapa, buddy." Aku tertawa mendengarnya dan dia ikutan tertawa juga.
"Itu pasti, mate."
"Yeah, and by the way aku merindukan band kita." Kata Ashton, sepertinya dia flashback ke jaman jaman ketika masih sekolah dulu. Ya, dulu aku mempunyai band namanya 5 seconds of summer dan personelnya aku, Ashton, dan Michael. Hanya band sekolah, tetapi itu sukses membuat aku, Ashton, dan Michael terkenal dibeberapa sekolah karena kita suka mengikuti lomba dan selalu mengikuti acara sekolah, jadilah kita terkenal.
Aku menghela nafasku, "Yeah, aku juga, tapi walaupun tidak nge-band lagi kita selalu bersama." Ashton tersenyum padaku dan mengungguk kalau dia setuju dengan ucapanku.
"Ke kamarmu sana, buatlah design yang bagus buat Café kita nanti, santai saja menjalaninya, okay?" Aku mengangguk dan langsung berdiri dari dudukku dan meninggalkan Ashton.
Sekarang aku sedang duduk dikursi khusus meja belajarku dan memikirkan design yang bagus seperti apa nanti. Ya, kalau masalah design pasti aku yang diandalkan disini. Ingatkan kalau aku kuliah di New York University Arts & Science? Pastinya aku pintar dalam hal seperti ini.
Aku menghela nafasku dan mengambil beberapa lembar kertas dan pensil dilaci meja belajarku. Aku menggambar di kertas itu dan sesekali kuhapus gambaranku dan berhenti menggambar sebentar dan berpikir lagi.
Aku menyudahi gambaranku, baru satu yang kugambar, masih banyak lagi ide-ide yang ada dikepalaku ini, mungkin akan kukerjakan sampai larut atau aku kerjakan satu atau dua gambaran lagi.
********
VOTE FOR LASHTONNNNNNN ❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, I'm Here 》l.h
Fanfic"And you know what?" "what?" "You're the only one I want. I think about you all day and all night. I love everything you do and everything about you. I love you more Bella Kennedy Elden." Copyright ©2015 by february14th