A/N
Woop woop woopppp
Makasih banget yang udah bacaa fanfict gue yg line messenger~ udah 1k lebih ajaaa woooowwww gue senenggg wkwkkk 1k aja gue senengnya udh ginii apalagi 2k 3k coba? Wkwk
And btw boleh baca fanfict gue tapi habis baca di vote yaa ;) hargain tulisan gue orkayyy??
Ini diaaa part 22~ enjoyyyyyy
------
Luke pov
Aku berada di rumah sakit sekarang bersama ibu, seperti biasa mencuci darah. Sangat-sangat bosan tentu saja, seharian disini.
Tiba-tiba ibu masuk ke ruangan sambil membawa handphoneku. "Bella menelponmu." Katanya dan aku lumayan kaget dan aku langsung mengambil handphoneku dari ibu.
Aku melihat dilayar handphoneku, ternyata benar Bella menelponku. Hell, tumben sekali dia menelponku? Inikan belum jam istirahatnya.
Aku langsung mengangkatnya dan menempelkan handphoneku ketelingaku.
"Hallo, ada apa say--"
'Lukeeeeee, kau sialan.' Aku mengerutkan keningku.
"What? Kau kenapa sayang?"
'Leherku'
"Lehermu kenapa?"
'Kamu memberinya kissmark dan ini susah dihilangkan! Sial!' Aku langsung tertawa mendengarnya.
"Itu tanda kalau kau adalah milikku"
'Persetan dengan tanda. Ini susah dihilangkan, hell. Untung saja temanku memberitahu.' Dia benar-benar frustasi sepertinya, hahaha.
"Sayang, itu tidak apa-apa. Urai saja rambutmu dan kembalilah ke kelas, jangan membolos gara-gara hal seperti ini saja." Kataku dan sepertinya dia menghela nafasnys kesal.
'Bagaimana kau bisa tahu aku lagi tidak ada dikelas?'
"Aku hanya menebak"
'Okay, bye.'
"Wait, kamu masih mencintaikukan walaupun aku melakukan itu?"
'Mau bagaimana lagi aku sudah terlanjur mencintaimu' Ini membuatku tersenyum.
"Okay, belajar yang benar, sayang. Aku mencintaimu."
'Aku mencintaimu juga'
Tak lama telepon itu terputus. Aku menghela nafasku dan senyam senyum sendiri membayangkan reaksinya pas baru tahu masih ada tanda kissmark di lehernya.
Tiba-tiba dokter Braun datang untuk melepas selang-selang yang ada di lenganku
"Kau kenapa senyam-senyum, luke?" Aku langsung melihatnya. Memangnya daritadi aku senyum-senyum sendiri ya?
"Tentang perempuan?" Tanyanya sambil melepas selang-selang itu dari lenganku.
"Bisa jadi." Aku terkekeh.
"Sepertinya dia membuatmu semangat hidup ya? Pertahankanlah luke, aku senang melihatmu semangat. Sekarang pulanglah, hati-hati okay?"
Aku mengangguk, "Thanks dokter." Kataku dan aku langsung bangun dari ranjang rumah sakit ini dan langsung keluar dari ruangan itu untuk menemui ibu.
Aku melihat disekitarku tidak ada ibu. Hell, ibu dimana? Aku pun mencari nomor ibu di handphoneku dan langsung menelponnya. Tak lama telepon itu tersambung.
'Kenapa, luke?'
"Ibu dimana? Aku sudah selesai."
'Oh, uh ibu ada di kantin rumah sakit, ke sini lah.'
"Okay"
Telpon itu terputus. Aku pun berjalan menuju lift dan menekan tombol untuk menuju ke lobby. Tak lama pintu lift itu terbuka dan aku langsung keluar.
Tiba-tiba tak sengaja ada seseorang yang menabrakku. Aku pun menggerutu kesal, "Tolong ya nona hati-hati kalau berja-" aku tidak jadi melanjutkan kata-kataku karena ternyata yang menabrakku adalah Helen, mantanku. Aku melihat dia sudah lumayan berbeda sekarang, dia semakin cantik.
"Helen?" Kataku agak kaget.
"Luke? Sedang apa kau ke sini?" Aku melihatnya dia juga agak kaget melihatku.
"Oh umm, ada temanku yang sakit. Kau?" Kataku berbohong.
"Anakku sakit, luke. Sekarang anakku sedang bersama ayahnya di ruang dokter anak, aku habis membeli minum tadi di kantin." Aku melotot karena Helen sudah berkeluarga?!
"Ka-kau sudah berkeluarga?! Kau menikah dengan siapa? Hell!" Kataku kaget.
Dia terkekeh, "Santai saja, luke. Aku menikah dengan Jacob, kau masih ingat dengannya kan?"
Aku mengangguk, "Aku tidak menyangka kau sudah berkeluarga. Kenapa kau tidak mengundangku waktu itu?" Tanyaku.
"Kau waktu itu di Amerika, luke dan aku tidak tahu nomormu." Katanya.
"Oh, um, maaf karena aku ke amerika sangat mendadak dan tidak sempat menghubungi kau dan lainnya. By the way umur anakmu berapa?" Tanyaku lagi.
"3 tahun, luke. Kau mau ikut melihatnya?" Tawarnya dan aku menggeleng, "Tidak, lain kali saja, Helen. Sampaikan salamku saja pada Jacob dan anakmu."
Helen mengangguk, "oh okay, by the way kapan kau menikah?" Tanyanya sambil terkekeh dan aku hanya memutar mataku, "Aku tidak tahu, aku masih belum ingin menikah, helen."
"Jangan menunda pernikahan terlalu lama, luke. ya sudah aku ke atas ya? Kau hati-hati, bye." Katanya dan dia memelukku singkat dan langsung menuju lift.
Aku tak menyangka kalau Helen sudah menikah. Aku masih ingat sekali kata Helen dulu kalau dia ingin sekali menikah muda, dan akhirnya keinginannya itu menjadi kenyataan. Hell, siapa lagi temanku yang sudah menikah?
Hell, kenapa aku memikirkan itu? Sungguh tidak penting. Aku pun melanjutkan jalanku menuju kantin dan untuk menemui ibu. Ketika sudah sampai aku melihat ibu yang sepertinya sedang menungguku sambil memainkan handphonenya. aku pun menyamparinya, "ibu ayo" kataku dan ibu mengangguk. Aku dan ibu meninggalkan kantin ini dan langsung menuju parkiran.
"Bu, masih ingat Helen tidak?" Kataku mengajak berbicara karena sedari tadi hanya diam. Grrrr.
"Umm, mantan pacarmu kan?" Kata ibu seperti berpikir dan aku mengangguk sambil masih fokus pada jalanan.
"Kenapa memang?" Aku mengerutkan keningku bingung karena hell, memangnya tadi ibuku tidak melihat Helen di kantin tadi?
"Aku tadi bertemu dengannya di lobby dan katanya dia habis dari kantin, kau tidak melihatnya di kantin?" Kataku.
"Tidak, aku asik memainkan handphoneku dan mungkin dia juga tidak melihatku karena sedari tadi aku menunduk saja memainkan handphone." Kata ibu sambil terkekeh dan aku mendengus.
"Memangnya kenapa?" Kata ibuku lagi.
"Dia sudah berkeluarga bu dan katanya tadi dia kerumah sakit karena anaknya sakit." Aku melihat ibu yang wajahnya seperti biasa saja. Hell, apa dia tidak kaget atau apa gitu?
"Terus?"
Aku mendengus "tidak, tidak apa-apa aku hanya bercerita saja."
"Atau kamu iri karena dia sudah berkeluarga dan kau belum?" Ibu apa-apaan sih.
"Tidak juga."
"Tidak juga itu antara iya dan antara tidak. Berarti ada rasa iri dong melihat dia sudah berkeluarga?" Aku meringis mendengarnya.
"Ibu apa-apaan sih."
"Aku hanya bercanda hey." Ibu tertawa.
"Sehabis ini kau ingin kemana?" Kata ibu mengalihkan pembicaraan. Aku bernafas lega.
"Menunggu Bella pulang kuliah."
*********
Vomment bbyyyy ❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, I'm Here 》l.h
Fanfiction"And you know what?" "what?" "You're the only one I want. I think about you all day and all night. I love everything you do and everything about you. I love you more Bella Kennedy Elden." Copyright ©2015 by february14th